bc

DIA ANAKKU

book_age4+
77
IKUTI
1K
BACA
others
drama
tragedy
sweet
spiritual
like
intro-logo
Uraian

Anakku bukan i***t, seperti kata dia dan kata mareka.

Aku bangga dan bersyukur dengan Anakku yang istimewa.

Meski seringkali aku harus berurai air mata menahan pedihnya hati karena lontaran tajam yang menghujam soal anakku, tak pernah terbesit sedikitpun dalam kepalaku untuk membuang dia seperti suruhan suamiku.

Aku, adalah Ibunya.

Aku menyayangi dia.

Aku mensyukuri kehadirannya, karena dia adalah belahan jiwaku.

Dia Anakku.

chap-preview
Pratinjau gratis
Bagian 1
Bismillah.. °°°° "Raka kamu pup di celana lagi ya ?" Bentak mas Wisnu pada anak kami. Bau pup nya Raka mungkin mengganggu mas Wisnu yang sedang asik memainkan gawai nya. Tanpa menunggu perintah aku Langsung menggendong Raka ke kamar mandi. "Dasar anak idiot." u*****n mas Wisnu masih bisa ku dengar. Hati ku begitu perih mendengar ucapan mas Wisnu. Dengan berlinang air mata ku bersihkan pup nya Raka. Raka telah berusia 6 tahun, namun dia belum bisa berbicara dan berjalan sendiri. Raka bisa berdiri sendiri namun jika berjalan harus di papah. Air liur nya masih menetes hingga kini. Aku harus sering mengganti baju nya atau mengelap liur nya jika tidak mas Wisnu akan sangat marah. Rasa sayang mas Wisnu pada ku dan Raka telah hilang entah kemana. Mas Wisnu tak pernah mengajak ku dan Raka keluar hanya sekedar jalan-jalan di taman atau makan di luar. Malu katanya kalau ada orang yang tau dia punya anak seperti Raka. Seringkali mas Wisnu menyuruh ku membuang Raka ke panti asuhan, namun aku bersikeras tetap merawat Raka. Aku tak perduli jika mas Wisnu memotong uang belanja ku atau dia tidak perduli pada ku dan Raka. Asal mas Wisnu tidak main tangan pada kami dan juga tidak main perempuan itu juga sudah cukup bagi ku. Aku merawat Raka hanya sendiri tanpa di bantu oleh mas Wisnu. "Mira tolong siap kan makanan ya, aku lapar." ucapan mas Wisnu mengagetkan ku yang tengah asik menyuapi Raka makan. "Iya mas, sebentar ya nanggung tinggal sedikit lagi makanan nya Raka," "SEKARANG!!!" bentak mas Wisnu. Aku sangat kaget, aku tak menyangka kalau mas Wisnu bisa semarah itu. "Kamu lebih mementingkan anak i***t ini dari pada aku suami mu?" Tambah mas Wisnu lagi. Tak terasa air mata ku menetes, aku tak bisa mendengar mas Wisnu mengatai anak ku lagi. Tanpa menjawab aku langsung menggendong anak ku dan menyiapkan makanan untuk mas Wisnu. Tanpa menunggu mas Wisnu selesai makan aku langsung membawa Raka ke kamar nya. Di situ ku tumpahkan kan semua air mata ini. Ku peluk dan ku cium anak ku. Aku tau Allah tidak akan memberi ujian kepada hamba-Nya di luar batas kemampuan nya. Tapi rasanya aku tak sanggup, bukan tak sanggup merawat anak autis ku. Tapi aku tak sanggup melihat suami ku menghina dan mengatai anak ku lagi. Walau bagaimanapun raka tetaplah anak kami, darah daging kami. Suka tak suka mas Wisnu itulah kenyataannya. "Kenapa mata mu sembab, kamu habis nangis ya?" Tanya mas Wisnu pagi nya saat aku menghidangkan sarapan. "Enggak mas " jawab ku sekenanya. "Aku mungkin telat pulang nya, sore aku harus ada meeting dengan orang kantor dan konsultan." Aku enggan menanggapi perkataan mas Wisnu. Sebagai kepala proyek mas Wisnu memang sering meeting dadakan dengan orang kantor dan konsultan. Dulu mas Wisnu sering bercerita tentang pekerjaan nya atau hal sepele lain nya. Pada dasarnya mas Wisnu adalah suami yang baik dan romantis. Namun saat dokter menyatakan Raka mengidap autis, sikap mas Wisnu jadi berubah. Ia menjadi cuek dan tidak perduli pada ku dan Raka lagi. Setelah makan siang Raka menunjuk ke arah luar dan berteriak tak jelas. Aku tak mengerti apa maksud anak ku. Namun aku takut jika ada seseorang di luar lalu aku mengecek nya, tapi tak ada siapapun dan Raka terus saja berteriak. Aku menggendong Raka dan mendudukkan nya pada kursi roda nya lalu mendorong nya ke teras. Raka tak lagi histeris, ia kini telah tenang. Sesekali Raka tertawa melihat anak-anak yang lewat, terkadang ia juga berteriak. Entah bagaimana aku menggambarkan perasaan ku saat ini, antara senang dan sedih. Senang karena anak ku bisa tertawa lepas tanpa peduli papa nya yang tak menyayangi nya. Sedih karena anak ku tak bisa seperti anak lain nya bahkan ia tidak bisa merasakan kasih sayang dari ayahnya. Aku melihat anak ku bahagia berada teras dan bisa melihat sekeliling nya. Jika mas Wisnu ada di rumah ia tak akan mengijinkan Raka keluar rumah walau hanya di teras. Tak apalah sebentar saja, toh mas Wisnu akan pulang telat pikir ku. Aku meninggalkan Raka di kursi rodanya sebentar untuk membersihkan sisa makanan Raka. Baru saja aku meletakkan piring kotor pada washtefel, aku mendengar teriakkan anak-anak di luar. Bergegas aku pun menghampiri anak ku. "Orang gila" "Orang gila" Teriak anak-anak itu pada anak ku, namun Raka hanya tertawa dan berteriak sambil berusaha bertepuk tangan sendiri. Rasanya aku ingin marah dan menjewer telinga anak-anak nakal itu, tapi urung ku lakukan. "Siapa yang gila? Pergi sana. Jangan main di sini" ucap ku. Anak-anak itu pun berlari pergi meninggalkan kami dan saat itu aku menangkap sosok yang sangat ku kenal berdiri tak jauh dari tempat kami. Ada marah dan kecewa di wajah nya. Gawat, pasti mas Wisnu pasti marah pikir ku. Aku pun mendorong kursi roda Raka masuk ke dalam. Namun Raka seperti nya tidak terima ia terus saja berteriak dan menunjuk ke arah luar. Plakkkk! Mas Wisnu langsung menampar pipi nya Raka, seketika Raka menangis dan aku memeluk nya. "Kamu kenapa mas datang-datang langsung menampar Raka?!" "Anak ini sudah buat malu. Kamu lagi kenapa juga kamu bawa anak i***t ini ke luar. Sekarang semua tetangga kan pasti tau kalo anak ini i***t. Pasti kita bakalan jadi bahan omongan orang-orang." "Mas cukup ya, aku gak peduli apa yang di katakan orang, aku gak peduli kalo orang juga menggunjing kita..." Plakkkk! Aku belum menyelesaikan ucapan ku, mas Wisnu keburu melayangkan tangan nya pada wajah ku yang sudah tak mulus ini. Aku hanya terdiam dan menangis lalu menggendong anak ku yang masih menangis ke dalam kamar nya. Aku sudah tak tahan jika mas Wisnu sudah main tangan seperti ini. Aku ingin pergi dari mas Wisnu membawa anak autis ku. Aku ingin terus melihat tawa dan bahagia di wajah anak ku.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

MY LITTLE BRIDE (Rahasia Istri Pengganti)

read
19.3K
bc

Revenge

read
35.4K
bc

Oh, My Boss

read
387.0K
bc

DIHAMILI PAKSA Duda Mafia Anak 1

read
40.9K
bc

Beautiful Pain

read
13.6K
bc

Penghangat Ranjang Tuan CEO

read
33.8K
bc

Hati Yang Tersakiti

read
6.7K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook