Part 4

695 Kata
      Sinar matahari yang sedikit redup masuk ke sela-sela jendela kamar, Naka yang kaget dan segera mengambil ponselnya yang tertindih di bawah bantalnya. Waktu sudah menunjukkan jam 7.00 pagi, baru kali ini lagi Naka tidur terlelap dan tanpa dia sadari ternyata Tian memeluk pinggangnya dengan erat.     "Sayang, bangun udah jam 10.00." Berbisik di telingan Tian dan sesekali mencium pipinya agar bangun.     "Ngaco jam 10 apa, ak udh bangun dari tadi udah mandi juga, cuma masih males aja."     "Yeuh kalau udah bangun kenapa g bangunin aku!"     "Kamu masih ngorok tadi"     "Ih masa, g ah aku g pernah ngorok!"     "Heeheheh, ya sudah mandi sana, ak mau ke bawah mau masak!"     "Ga cape kamu, pagi masak di rumah ak, masakin buat ber-5 sama kamu, trus nanti di hotel masak lagi, udah g usah masak, ada roti kan." Protes Naka.     "Oookeee bu bosss, udah  mandi sana, aku mau turun, kalau kelamaan nanti dikira mama kita lagi morning s*x, heee tapi dikit boleh kali yang." Sahut Tian sambil menunjukan seringainya dan lari ke bawah meninggalkan Naka. Naka hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan pacar tersayangnya.     Naka sudah menyiapkan seluruh keperluannya, yah karena Naka simple yah cuma seragam kerjanya yang dimaksud dengan keperluan kerja. Naka segera menyusul Tian ke bawah, ketika sampai di dapur, lagi-lagi Tian sudah membuat roti bakar kesukaan Naka dan keluarganya.      "Tian sering-sering yah nginep sini, jadi mama g perlu buat sarapan buat 3 orang ini." Seru mamanya sambil melahap roti bakar yang tersedia di meja.     "Heee ya tante, nanti lagi."     "Tapi ka, kalau buatan mama g seenak ini, beda banget!" Seru Niki kemudian sentilan sang mama bertengger di kening lebar Niki. "Duh sakit maaahhh!"      "Bersyukur udah dimasakin mama, besok-besok kamu g mama masakin lagi deh."     "Ga apa apa, asal ka Tian tinggal disini, hehehe..." Sahut Niki.      "Udah selesai blm sarapannya? Mau berangkat bareng g Niki sama kaka dan Naka?" Tanya Tian sambil tersenyum. Dengan antusias Niki langsung menganggukan kepalanya, menyambar tasnya di bangku sebelahnya dan mencium punggung tangan mama dan papanya. Naka menyusulnya sambil menggigit roti dan membawa tas punggungnya.      "Om, Tante, Tian pamit dulu yah, oh ya mohon ijin 4 hari kedepan Tian mau ajak Naka liburan."     "Oh ya ian, hati-hati, mau refreshing kemana?" Tanya papa Nino.     "Jogja ajah om, tapi Naka belum tau yah seperti biasa dia ikut ajah"     "Ya sudah hati-hati, nanti kalau sempet papa dan mama menyusul" Jawab papa Nino sambil memberi isyarat ke mama Nida.     "Ih papa mesummmm, mama bsk mau arisan tau."     "Ya sudah liat nanti ajah kalau gitu!" Jawab papa Nino dengan lesu.     Tian segera melajukan mobilnya menuju kantor setelah pamit dengan orang tua Naka. Setelah melewati jalan yang macet, akhirnya sampai di kantor Niki yang kemudian lanjut ke kantor Naka. Sesampainya di kantor Naka, Tian menyempatkan mengantar Naka sampai ke depan kantornya.     "Kamu g da sepatu lain yang bisa dipakai? Apa mba Meiji g marah ngeliat kamu pakai sepatu boots kaya gtu!" Sambil menunjukan tangan dan memperlihatkan muka jijik ke sepatu Marry Jane kesukaan Naka.     "Mba Meiji g masuk hari ini, lagi juga 2 minggu kedepan ak cuti dan hari ini ak g berencana ketemu aplikan!" Sahut Naka dengan percaya diri.     "Apa hubungannya sama kamu cuti 2 minggu, kalau ketemu aplikan ganti yah sepatunya, kamu udah kaya rocker g keurus, rambut gondrong kaos dan jaket hitam trus dipadanin sama sepatu boots mu itu, kamu kan sudah jadi Manager Naka, ubah dong!"      "Ya nanti kan aku ganti seragam trus dandan"     "Iya dandan menggunakan Lipstick coklat tanah mu itu! Nanti ak beliin yang baru dengan warna cerah punya km yang lama dibuang yah terutama yang warna coklat, hitam dan abu-abu!"      "Iya... ya sudah ak masuk dulu, sampai ketemu nanti sehabis kerja." iyah aja dulu, batin Naka lalu pamit sambil mencium pipi kanan dan kiri Tian dan dibalas Tian dengan kecupan hangat di keningnya.     Naka kemudian Masuk ke dalam kantornya, melangkah dengan tegap dan tegas seperti biasanya tanpa melihat kiri dan kanannya. Akan tetapi tanpa Naka sadari dari jauh ada seseorang yang memperhatikan langkahnya sampai sudah tidak ada yg tersisa untuk dilihat. 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN