Hasil pemeriksaan sudah dalam genggaman Casey. Ia berdiri di sebuah lorong klinik seorang diri. Wajah yang tampak cemas dan kesal. Berulang kali ia mencoba untuk menghubungi seseorang tapi sia-sia, hanya masuk dalam voice mail. Rasa amarah dan kecewa melebur menjadi satu, bergumul dalam diri Casey. Pergumulan yang siap meledak. “Kau benar-benar b******n, Rob,” racau Casey yang akhirnya meninggalkan tempatnya menanti Rob. Dalam guyuran hujan di malam ini. Casey memutuskan untuk pergi dengan pikiran kalut dan penuh amarah. “Kau akan merasakan akibat ulahmu. Tunggu pembalasanku.” *** “Kau akan pergi lagi hari ini?” “Ya, ada pekerjaan yang harus aku selesaikan. Kepolisian distrik LA sedang menangani banyak kasus. Aku diminta untuk membantu mereka.” Potongan daging terakhir yang masu

