"Itu suntikan buat saya?" Kai menopang tubuhnya yang mendadak tak bertenaga ke pinggiran tempat tidur. "Benar. Sebaiknya kamu berbaring dulu." Anjani merapikan tempat tidur Kai dan memegangi lengan pria itu. "Bagaimana perasaanmu hari ini?" "Jengkel," sahut Kai ketus. Anjani tersenyum tipis. Setelah Kai berbaring, ia memasang sarung tangan steril. "Jarum suntik membuatmu jengkel, ya?" tebaknya. Bukan cuma jarum, kamu juga! Kai menelan ludah. "Obat apa memangnya, Dok?" "Cuma pereda nyeri, kok." "Harus banget disuntik? Macam anak kecil saja!" gerutu Kai menyembunyikan raut panik. Jantungnya berdebar kencang. Keningnya mengernyit menahan nyeri yang melesak di dadanya. Seumur-umur baru kali ini Kai masuk rumah sakit. Ia mengklaim dirinya paling sehat, tentu saja bukan tanpa usaha. Kai

