Berharap Pada Takdir

848 Kata
Saat jatuh cinta, kita akan terjatuh ke dalam lubang yang bernama penderitaan. Tidak semua cerita cinta memiliki akhir bahagia. Kehidupan nyata tak seindah dongen pengantar tidur. Walau semua orang mendambakan cinta manis bagai di novel roman, namun bukan seperti itulah kehidupan bekerja. Kita tak mampu menghindar dari rasa sakit yang tercipta karna cinta. Dara menatap kosong jendela besar di hadapannya, menatap datar gedung-gedung pencakar langit di hadapannya. Ia masih tak mengerti dengan dirinya sendiri. Merasa begitu murahan karna terlalu mudah jatuh cinta, akan tetapi menyukai perasaan itu. Sungguh, perasaan bukanlah hal yang mudah untuk dikendalikan. 'Salahkah jika seorang wanita yang menyatakan cinta lebih dulu?' Perkataan itu berulang kali terngiang di dalam benaknya. Mencoba mencari pembenaran atas dirinya yang telah jatuh cinta pada pandangan pertama. Mungkin hanya sekedar suka, namun terasa berbeda. Aku mencintaimu bagai bulan yang mendambakan matahari. Walaupun tahu itu tidak mungkin, aku ingin mencoba untuk mendapatkan cintamu. Betapa aneh hati bekerja. Bagaiman dari milyaran manusia di dunia ini, hanya satu lelaki itu yang membuat jantungnya bekerja lebih keras dari biasanya. Getaran asing mengasyikkan, walau terselip ketakutan di dalamnya. Aku bagaikan orang yang kehilangan arah, Inikah cinta yang selama ini kucari? Inikah cinta yang dapat memutar balikkan dunia seseorang? 'Tok..tok..' Suara ketukan pada pintu menyadarkan Dara dari lamunan panjangnya, ia menoleh ke arah pintu yang tertutup rapat, lalu berteriak. "Masuk." Seorang wanita menunduk sebelum berjalan mendekati Dara, yang disambut dengan seuntai senyum tipis oleh Dara. Wanita itu duduk di depan setelah Dara mempersilahkannya. "Maaf bu, saya cuma mau mengingatkan kalau hari ini kita ada meeting dengan dealer mobil yang akan kita kontrak untuk menyediakan mobil sport yang akan kita gunakan untuk iklan terbaru kita," ujar wanita itu dengan sopan. Dara mengangguk. "Iya. Saya ingat meeting itu, Desi." Dara tersenyum manis, sedetik kemudian wanita bernama Desi membalas senyumnya, lalu berjalan meninggalkan Dara setelah berpamitan. Sepeninggalan wanita itu, Dara kembali menatap keluar jendela. Pikirannya masih terpaut pada sosok yang telah mencuri hatinya. Biarlah takdir yang mempertemukan kita. *** "Kenalkan nama saya Andy, saya mewakili atasan saya yang tidak bisa hadir hari ini." Seorang pria paruh baya mengulurkan tangannya kepada Dara. Wanita itu menerima uluran tangan lelaki di hadapannya, lalu berkata. "Perkenalkan, saya Andara. Panggil saja Dara,” Dara tersenyum ramah, “Bisa kita mulai pembicaraan kita?" lanjutnya sembari mempersilahkan lelaki itu duduk di hadapannya. Tanpa banyak basa-basi lagi mereka memulai pembicaraan tentang perjanjian pekerjaan mereka. Setelah satu jam berlalu, kedua belah pihak sudah menemui kesepakatan. Dara menjabat tangan lelaki bernama Andy sebagai akhir pembicaraan mereka. *** Dara menghentikan mobil, lalu mengerutkan keningnya saat menyadari dimanakah dirinya berada saat ini. Ia memandang sekeliling dan tersenyum tipis saat menyadari bahwa kini mobilnya sudah membawanya kembali ke tempat tadi malam. Di mana ia menyelamatkan pujaan hatinya. Ada rasa tidak percaya yang menyelinap masuk. Cinta memang gila, bukan? Bagaimana tanpa alasan apa pun dirinya bisa tiba di tempat ini? Konyolnya lagi, dalam hati ia berharap dapat bertemu dengan lelaki itu kembali. Mungkin saja, dirinya bisa mengalami kebetulan yang banyak terjadi dalam film maupun novel yang sering dibacanya. Tidak ada yang tidak mungkin bila takdir sudah mengambil alih, bukan? Setelah lama menimbang, Dara keluar dari mobil. Dengan ragu Dara berjalan memasuki tempat kemarin ia mengikuti lelaki itu, ia tahu bahwa dirinya tidak akan menemukan lelaki itu di sana. Tidak mungkin jika seorang yang lompat ke dalam laut akan baik-baik saja setelah satu hari beristirahat, bukan? Lagipula terlalu naif untuk mengharapkan hal yang mustahil. Memangnya penduduk di Jakarta itu hanya sekitar puluhan orang, sehingga bisa dengan mudah ia bertemu kembali dengan lelaki itu. Setelah memesan minuman, ia segera membawa minumannya ke arah balkon bar tersebut, lelaki itu membuatnya menyukai laut, secara tidak sadar lelaki itu membuatnya suka menikmati pemandangan laut sembari menikmati minumannya. Dara tersenyum miris. Sungguh semua ini tak masuk akal. Bagaimana bisa lelaki yang baru ditemuinya bisa mengubah banyak hal? Dara mengadahkan wajahnya ke arah langit. Langit yang sama, tempat yang sama, suasana yang sama, tapi semua ini tidak terasa lengkap tanpa sosok lelaki itu di sampingnya. Ia merindukan lelaki itu, ia merindukan lelaki yang membuatnya menjadi seperti ABG labil seperti saat ini, seakan ini adalah kali pertamanya jatuh cinta. 'Akankah takdir mempertemukan kita kembali?' Dara tersenyum tipis ke arah langit seakan langit dapat menjawab pertanyaannya itu. "Kemarin ada yang mau bunuh diri di sini," ujar seorang wanita. Dara mengarahkan wajahnya pada sumber suara tersebut, lalu mempertajam pendengarannya. "Iya, untung aja ada yang nyelamatin,” balas wanita di sebelahnya, “Kemarin yang aku lihat lelaki itu tampan, pake banget tampannya." Wanita yang tidak lain adalah teman si wanita yang mulai pembicaraannya berkata dengan antusias. "Kira-kira, apa ya yang buat lelaki setampan itu mau bunuh diri?" Mereka berdua terdiam setelah mengatakan perkataan yang mampu membuat Dara sadar bahwa ia pun sangat penasaran dengan alasan tindakan lelaki itu. 'Iya ya..kenapa bisa lelaki setampan kamu mau bunuh diri?' Dara bertanya di dalam hatinya, ia menghela nafas dengan gusar. Ia ingin tahu lebih banyak lagi tentang lelaki itu, ia ingin mengejar bayangan lelaki itu. Tanpa ia sadari, lelaki itu membuatnya mempunyai tujuan hidup yang baru. "Kita akan bertemu lagi, dan takdir yang akan mempertemukan kita kembali," gumam Dara pelan. Ia tersenyum lebar. Dara percaya bahwa suatu hari nanti takdir akan mempertemukannya kembali dengan lelaki itu, lelaki yang membuat hatinya tidak tenang, lelaki yang membuatnya jatuh ke dalam sebuah perasaan bernama cinta.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN