Minggu pagi ini sangat cerah apalagi Di iringi kicauan burung yang saling bersahutan. Disaat semua orang sedang berada dalam Mimpi aku Sudah siap bertempur dengan pekerjaan rumah tangga. Mulai kurendam Baju - baju kotor kami, biarlah baju mereka dicuci sendiri. Untuk mencuci piring Semalam sudah diselesaikan seruni, Sekarang hanya membersihkan rumah Dan memasak yang harus ku kerjakan. Jangan ditanya kenapa mawar tidak turut andil dalam membersihkan rumah, Karena dia berlagak sok nyonya. Untuk urusan memasak memang diserahkan kepadaku semenjak meninggalnya ibu mertua 5 tahun yang lalu.
Kulihat pintu kamar mawar terbuka, bisa Di tebak pasti nyiyir mulutnya.
" kok belum masak mbak" sambil membuka tudung saji. "seperti yang kamu lihat, lagian masih jam segini" balasku. "dasar pemalas…"sunggutnya sambil menghentakan Kaki.heran aku Sama orang satu ini udah jadi ibu masih saja kekanak-kanakan.
Akhirnya seluruh pekerjaanku selesai dan makanan pun tersaji dimeja makan. Hari ini rencana nya keluarga kecilku akan bertandang kerumah kak ismi ,kakak kandungku yang tinggal dikota ini. Kebetulan Ada bapak Dari kampung yang ingin bertemu cucu - cucunya. Setiba disana bapak memberi hasil penjualan sawah kepada kami berdua.
" Ismi, Joko (suami Kak Ismi) ,Hilman,dan Ratna...Karena bapak sudah tua dan sepeninggalan ibu kalian bapak tak sanggup menggarap sawah seorang diri, terpaksa sawah yang dipinggir jalan bapak jual dan kebetulan dibeli sama pemerintah dengan sangat mahal untuk rencana pembangunan jalan tol" unjar bapak panjang lebar. Kami berempat saling pandang
" tidak apa-apa pak,...dari pada sawahnya terbengkalai,kami sebagai anak mendukung apapun keputusan bapak" kata Mas joko menanggapi. " untuk penjualan sawah laku 1M, bapak Akan memberikan kepada Kalian semua" jelas bapak. " terima kasih pak,apa gak sebaiknya bapak gunakan untuk tambahan modal nanem bunga?" tanya Kak ismi, bapak memang mempunyai kebun bunga disamping rumah yang pekarangannya cukup luas. Didesa selain bertani bapak juga hobi menanam bunga, berternak dan berdagang. di pekarangan rumah sekarang banyak ditumbuhi berbagai Jenis Bunga, singkong, pisang, papaya.
" tidak perlu is..uang hasil dari pengarangan rumah masih ada,masih cukup untuk bapak gunakan makan,uangnya untuk kalian saja" ucap bapak akhirnya.
Kami semua menguncapka syukur karena kekuarga kami masih diberi limpahan rejeki.
Hari sudah beranjak sore aku dan keluarga kecilku pamit undur diri. " pak… ratna pulang dulu, mampir dulu pak kerumah ratna sebelum bapak balik kedesa" ajakku pada bapak. " tidak nduk, besok bapak balik Kedesa karna Ada tanaman bibit cabe yang datang,titip salam buat mertuamu dan ini simpan untuk cucu - cucu" bapak menyerahkan kartu ATM beserta buku tabungan hasil penjualan sawah yang sudah dibagi dengan kak ismi. " Terima kasih pak, ratna akan jaga amanah bapak" unjarku sambil mencium tangan Beliau.
"Kak kami pamit ya...assalamualaikum"
"waalaikumsalam" ucap mereka serempak.
Aku ucapkan syukur alhamdulillah bisa berkumpul dengan keluarga ku walaupun hanya sebentar.