Dalam ingatanku, Ayah berkata padaku, “Ibumu sudah bahagia dengan orang lain. Kamu harus bisa memahami semua ini. Semua ini ayah lakukan demi kebaikan kita juga. Ayah hanya ingin kamu bahagia. Yakinlah dua saudara tirimu pasti akan menerimamu apa adanya. Mereka sangatlah berbeda dari apa yang orang lain gambarkan tentang saudara tiri. Saudara tirimu akan menjadi pria yang paling memperhatikan dirimu sepanjang hidupmu.” Ya sepertinya apa yang dikatakan ayah padaku tampak terbalik dari kenyataannya. Kenyataannya saudara tiriku itu mudah menyerah dan tidak menerimaku apa adanya. Mereka bahkan tidak suka direpotkan oleh ku, oleh diriku yang hanya seorang gadis biasa. “Ya, sepertinya penilaian ayah meleset tentang mereka. Ayah tidak tahu yang sebenarnya. Tapi siapa juga yang mau direpotkan? A