bc

Oh Shayna

book_age18+
89
IKUTI
1K
BACA
HE
drama
city
like
intro-logo
Uraian

Shayna adalah wanita berusia dua puluh delapan tahun. Usia dimana sudah cukup umur untuk berumah tangga. Ketiga sahabat Shayna pun telah menikah bahkan salah satu diantara mereka sudah memiliki seorang anak. Orang tua Shayna sangat khawatir, mereka selalu mendesak Shayna agar mencari jodoh dan menikah.

chap-preview
Pratinjau gratis
Bab 1
Seorang wanita bertubuh sedikit gempal berlari tergesa gesa dengan nafas terengah engah di sepanjang koridor apartemen, Brak Brak Brak Wanita itu menggedor pintu kencang salah satu unit Tak lama pintu dibuka dari dalam " Apa mereka sudah selesai?" Tanya seorang wanita yang membuka pintu dengan antusias " Ya. Mereka sudah selesai dan akan segera menuju kemari, lalu...teler" jawab wanita pengetuk pintu " Siapa yang teler? apa kedua mempelai nya?" Wanita yang membuka pintu bertanya " Bukan, tapi pendamping mempelainya..." jawabnya kesal " astagaa!" " Selalu saja dia lagi!" Wanita yang membuka pintu memutar bola matanya jengah Tak berapa lama kemudian beberapa orang datang, pasangan pengantin baru terlihat kerepotan memapah seorang gadis yang sedang mabuk berat " sabarlah, kita hampir sampai..." ucap pengantin wanita " bisakah kau diam!" omel pengantin pria yang memapah gadis mabuk itu " jalan terus, sebelah sana" tunjuk mempelai wanita mengendikan dagunya pada orang orang yang mengiring di belakang Di koridor terdengar sangat gaduh saat ini hanya karena satu orang gadis mabuk. " cepaaattt! aku mau muntah!" " kita hampir sampai, sabarlah sedikit!" Akhirnya mereka tiba di depan pintu, Henna, wanita yang tadi mengetuk pintu masih berdiri di depan sedangkan Lia, wanita yang membuka pintu masih berdiri bersandar di ambang pintu Bruk! Shayna, gadis berusia dua puluh delapan tahun yang sedang mabuk berat itu dilepaskan begitu saja oleh Dandi dan Yola, pasangan yang baru saja menikah tepat di atas keset kaki yang berada tepat di depan pintu masuk. Auw! Shayna meringis " dia kenapa lagi, hah?" tanya Lia " biasa, wine" sahut Yola sambil merapikan lengan gaun pengantinnya yang berantakan karena memapah Shayna tadi " oke, wine!" ucap Lia sambil berkacak pinggang menundukkan kepala menatap Shayna yang tersungkur di lantai " berapa gelas yang dia habiskan?" tanya Lia " empat..." sahut Yola " empat!?" Lia membelalakkan matanya " botol !" sambung Yola " apa?! empat botol?! gadis ini sudah gila!" maki Lia bersungut kesal " sudahlah, kita bicarakan nanti, sekarang ayo bawa dia masuk! Memalukan sekali jika ada orang yang melihatnya seperti ini" ucap Henna sambil berjongkok, akan membantu Shayna berdiri " baiklah, baiklah" jawab Yola dan Lia " Shayna berdirilah. Ayo cepat! aku tau kamu masih bisa berdiri, kan?" Hueeek! Shayna memuntahkan cairan berwarna merah di atas keset kaki yang berada di depan pintu Yola berteriak geram " Aaaaaaaaa, kesetku!! Astagaaa!" Shayna bangun sambil merapikan rambutnya seolah ia baik baik saja. Ia berusaha tampak santai " apa dia baik baik saja?" tanya Lia " kurasa, iya" sahut Yola " Kau benar, aku baik baik saja. Aku tidak apa apa" ucap Shayna setelah mengusap wajahnya " Ayo. Kita lanjutkan pestanya di dalam, marilah masuk jangan malu malu" ucapnya tanpa dosa lalu melangkah sempoyongan masuk ke dalam rumah. Sementara yang lainnya mengikuti dari belakang dan samping Shayna, menjaganya khawatir Shayna akan ambruk lagi. " hey kamu! kemarilah...tolong foto kami!" titah Shayna pada seorang pria berjas dan mengalungkan sebuah kamera. Pria itu mendekat " foto yang bagus, ya. Aku ingin terlihat cantik" " dimana posisi yang bagus ya? emm, sebelah sini saja" ucap Shayna menunjuk ke tengah ruang tamu " Yola, dimana pengantin itu?" " apa?" " sini, sini. aku ingin berdiri di sebelah pengantin" " baiklah, kemarilah, Shay!" " Shayna, ayo kita pulang" ajak Lia Shayna menoleh menatap Lia " kami juga ingin merayakan valentine bersama dengan suami kami" sambung Lia " kau kan bisa merayakan valentine dengan suamimu kapan saja, ini hari pernikahan Yola kenapa buru buru pulang, hah?" jawab Shayna Sedangkan suami Lia, suami Henna dan suami Yola menunggu interaksi antara empat sahabat itu di depan pintu " kau tidak pernah punya pacar, kau mana tau perasaan kami" balas Lia Shayna menatap lekat Lia, " aku selalu bersama kalian, mana sempat aku mencari pacar" sahut Shayna tak mau kalah " oh," Yola ber oh ria sambil merapikan sanggulnya " semuanya..lihat ke arah kameraaa..." ucap pria fotografer Shayna merangkul Yola yang masih mengenakan gaun pengantinnya " kita bergaya seksi, okey!" ucap Yola lalu berpose " baik, satu dua ti--ga" fotografer itu mulai menghitung Pria fotografer mengambil posisi terlentang di lantai bahkan berguling mengikuti banyak pose pose seksi ke empat wanita itu. Mereka memonyongkan bibir serempak, menungging, hingga posisi miring menonjolkan pinggul dan d**a besar mereka dengan satu tangan ke atas Setelah puas berfoto, Shayna melangkah menuju sofa. Ia mengambil gelas dan menuangkan wine ke dalamnya. Yola menatap tajam tingkah Shayna sambil menopang tangannya pada lemari nakas, Sementara tangan satunya menyiku di pinggang. Yola menoleh ke belakang, di ambang pintu Lia, Henna beserta para suami mereka berdiri menunggu apa lagi yang akan dilakukan Shayna. " kalian pulanglah, biar aku yang akan mengurus Shayna " ujar Yola " apa kau yakin bisa menanganinya seorang diri?" Yola mengangguk sambil tersenyum " baiklah, jaga diri kalian, sampai jumpa besok" pamit Henna, Lia hanya mengangguk sambil melambaikan tangan lalu menutup pintu. Yola menoleh mengembalikan pandangan ke arah Shayna yang tengah sibuk menuangkan minuman beralkohol ke dalam gelas. Yola memicingkan matanya menatap gadis cantik yang sudah mabuk itu " Yola, kau mau minum apa?" Shayna bertanya Yola tersenyum tipis menanggapi " kau mau wine atau sampanye?" Shayna memberikan pilihan setelah meneguk habis minumannya dan menuangkannya kembali. Yola masih diam tidak menjawab " eemmm, kalau begitu kita campur saja" Shayna tersenyum lebar hingga matanya tampak sipit Yola menegakkan tubuhnya lalu berkacak pinggang, ia menghembuskan nafas panjang " hhhuuufffttt," Kemudian melangkah menghampiri Shayna yang tengah duduk sila di sofa, lalu Yola ikut duduk di sebelah Shayna. " sini, sini" ajak Shayna menepuk sisi sofa yang kosong. Ditangannya sudah memegang dua gelas berisi wine, ia memberikan satu gelas kepada Yola dan mengajaknya bersulang " ini untukmu" " mari kita bersulang untukmu!" Shayna mengangkat sedikit gelasnya Ting. Suara gelas yang beradu Shayna meneguk habis minumannya, raut wajahnya mengerut sampai matanya menyipit merasakan wine melewati tenggorokannya. Namun Yola tidak meminumnya sama sekali, ia hanya mengangkat gelasnya saat bersulang dengan gelas Shayna tadi. Yola meletakkan kembali gelas di atas meja, ia menopang dagu termenung menatap sahabatnya itu " Yola..." panggil Shayna lirih lalu menyandarkan punggungnya di sofa " ya!" " kau ingat, kita tumbuh bersama. Kita juga selalu punya kelompok teman yang sama. Lulus dari universitas dan bekerja di perusahaan yang sama juga...jadi, jika kau punya suami..., kita juga harus..." Shayna mengingat masa masa bersama para sahabatnya dengan tatapan kosong Seketika Yola menjambak rambut belakang Shayna dengan gemas dan mendorongnya kepala Shayna hingga terantuk meja. Yola kesal dengan ucapan terakhir Shayna " apa kau pikir aku juga akan berbagi suamiku padamu, hah?!" tanya Yola kesal lalu menepuk bahu Shayna namun Shayna tidak bergerak Setelahnya tidak ada jawaban lagi apalagi pergerakan dari Shayna. Yola mulai panik dan khawatir, ia kembali menepuk hingga mengguncang pelan bahu Shayna " kenapa dia?" tanya Dandi sudah berdiri di samping Yola " aku hanya mendorongnya pelan, tapi dia tidak bergerak lagi" jawab Yola semakin khawatir " namanya juga mabuk. Coba kau guncangkan sedikit keras" ucap Dandi, Yola mengangguk " Shayna... Shayna...apa kau bisa mendengarku? apa kau baik baik saja?" " Shayna...!" " hhmm? apa?" sahut Shayna lemas sambil mengangkat wajahnya perlahan dengan mata terpejam. Terlihat muntahan Shayna lagi di atas taplak meja Yola mengangkat jijik pinggir taplak, basah akibat muntahan Shayna menembus hingga meja kaca itu " iuhhh" " maaf" ucap Shayna sambil mengusap bibirnya lalu tersenyum manis tanpa dosa Shayna menatap Yola teduh, kemudian menghembuskan nafas pelan Tiba tiba Shayna memeluk erat tubuh Yola, ia terisak di bahu Yola. Shayna menangis karena bahagia atas pernikahan sahabatnya. Yola mengusap lembut punggung Shayna dengan senyum haru " Aku bahagia sekali untukmu, Yol," " terima kasih, sudah lah jangan menangis begitu..." " kita masih bisa bertemu kan, aku tidak pergi kemanapun, kenapa kau sampai menangis seperti ini?" " iya kau benar" " baiklah, aku pulang ya?" pamit Shayna masih memeluk Yola " janji, aku tidak akan mengganggumu lagi" ucap Shayna tersenyum sambil melepaskan pelukannya " kau yakin bisa pulang sendiri?" Yola bertanya memastikan " ya, aku yakin. Tenang saja" jawab Shayna lalu menunduk mencari sepatunya " apa perlu aku mengantarmu? kau sangat mabuk Shay?" " tak perlu, aku tidak terlalu mabuk. Tetaplah disini, temani suamimu" sahut Shayna sudah beranjak berdiri dan mengenakan sepatu flatnya Namun, Shayna melangkah bukan menuju pintu keluar melainkan ke arah pintu kamar Brak. Shayna membuka nya kencang, ia masih sempoyongan akibat mabuk Shayna naik ke atas ranjang lalu menyibak selimut dengan kasar membuat banyak kelopak bunga mawar merah dan putih berbentuk love di atas ranjang pengantin berhamburan berantakan di lantai. Ia juga melempar satu bantal ke sembarang arah dan masuk menenggelamkan kepalanya di dalam selimut Kemudian langsung terlelap tak sampai hitungan detik Yola dan Dandi berdiri sejajar melongo menatap kesal dengan tingkah Shayna " lalu, bagaimana sekarang? dimana kita akan melakukannya?" Dandi bertanya tanpa mengalihkan pandangan. Yola menghembuskan nafas berat lalu menoleh ke arah suaminya " di sofa saja lah..." Dandi menaikkan alisnya, " itu ide yang bagus" jawab Dandi lalu melangkah cepat menuju sofa untuk bersiap " dasar, Shayna gila!" maki Yola. Lalu Dandi mematikan semua lampu ruangan, hanya menyisakan lampu dapur yang di biarkan menyala. bahkan ia sama sekali tidak membiarkan lampu redup di atas nakas samping ranjang yang di tiduri Shayna. Malam pertama yang sangat menyebalkan Semua gara gara Shayna.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

TERNODA

read
197.9K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.0K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
187.3K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.6K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
28.9K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
23.3K
bc

My Secret Little Wife

read
131.7K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook