Pagi ini Shayna tengah mensurvei lokasi bersama klien. Klien itu memakai cincin batu akik besar berwarna warni, terdapat beberapa cincin akik tersemat di jarinya. Panasnya cuaca hari ini membuat mata Shayna silau, apalagi terkena pantulan sinar batu akik cincin cincin dari tangan klien yang terus saja bergerak menunjuk ke sana kemari
" bisa kau lihat dari sini, kan. Aku semakin terkesan dengan kerennya cahaya matahari ini" ucap klien sambil menggerakkan tangannya
Shayna mengedip ngedip sampai hidungnya berkerut karena silau oleh pantulan dari batu akik itu. Ia mengarahkan tangannya ke dahi bertujuan untuk melindungi matanya.
" kau boleh mengkonfirmasikan, aku mau tempat ini untuk membangun resort terbaruku"
" baik, pak!" sahut Shayna sambil menoleh kebelakang
Shayna melangkah mundur perlahan menuju tempat teduh. Tapi ia masih mendengarkan kliennya bicara
" aku sangat menyukai tempat ini, lingkungan nya bersih, dan langsung mengena pada cahaya matahari "
Shayna berjongkok di tempat yang teduh.
" kita sudah banyak menyiksa bumi kita dengan mencemarkannya, benar'kan? " ucap klien yang sangat peduli dengan lingkungan itu lalu menoleh ke samping namun tidak mendapati Shayna di dekatnya. Klien itu melihat sekeliling mencari keberadaan Shayna dan menemukan sosok cantik Shayna tengah berteduh
Sementara di kantor, pak manager tengah memakai bra bersama para karyawati termasuk juga Yola. para karyawati itu di suruh berbaris di depannya. Pak manager itu memang genit. karyawati itu dipaksa memakai bra di luar pakaian kerja mereka, membuat pak manager itu bisa melihat jelas berapa ukuran bra para karyawati, yang ukurannya berbeda beda. Dengan dalih menjelaskan produk baru perusahaan mereka
" ini adalah bh tenaga matahari" ucapnya membuat para karyawati yang menunduk malu sontak mendongak bersamaan
" maksudku bh penyerap tenaga matahari" ucapnya sambil memegang dadanya sendiri yang menonjol karena ia juga memakainya
Dari jauh Shayna melangkah ke arah mereka.
Pak manager menoleh ketika Shayna berhenti beberapa langkah dari mereka. Sontak Shayna menutup mulut melihat pak manager memakai bra. Pak manager terkejut dan langsung melangkah panjang menghampiri Shayna
" kemarin kau tidak datang meeting. Kemarin lagi kau tertidur di lokasi..." bentak pak manager
" ini untuk apa, pak?" tanya Shayna mengalihkan perhatian
Pak manager menunduk menatap dadanya yang terbalut bra dan meremasnya sendiri
" ini untuk mengisi baterai ponsel, bisa juga untuk men charger yang lainnya. sudahlah, jangan mengalihkan pembicaraan!. Kau selalu saja seperti ini, selalu membuat kesalahan..." omel pak manager menunjuk nunjuk wajah Shayna
" tapi itu ada kantung airnya, pak. itu untuk apa?" Shayna masih berusaha mengalihkan pembicaraan. Pak manager menarik sesuatu seperti selang tipis pada bagian buah d**a dan mengarahkannya ke mulut
" ini untuk minum air jika kau haus. seperti ini..." jawab pak manager menghisap selang itu hingga pipinya tampak kempot memberi contoh
" ah, sudahlah!" bentaknya lagi ketika menyadari Shayna selalu mengalihkan perhatian
" jika kau terus membuat kesalahan seperti ini, kau akan ku pindahkan ke bagian penjualan bh tenaga surya!!" bentak pak manager sambil menunjuk ke arah d**a Shayna, membuat Shayna menyilangkan kedua tangannya ke depan dada
" kau mau, hah?!"
Shayna menggeleng cepat kemudian menundukkan kepala
***
Hari ini adalah hari terakhir Yola bekerja, ia sudah menikah dan suaminya melarangnya untuk bekerja.
" untung aku sudah berhenti kerja, aku tidak bisa membayangkan jika manager gila itu menempatkan ku di bagian pemasaran bh konyol itu, aku akan benar benar bunuh diri jika itu terjadi" ucap Yola pada Shayna ketika keduanya melangkah melewati pintu kaca ganda.
" ya, jika aku harus dipindahkan di bagian pemasaran bh itu, aku juga akan berhenti. Bh itu sangat konyol, kan? kita akan menjualnya dengan memakainya juga untuk memberitahu fungsinya, itu sangat gila!" jawab Shayna kemudian Yola dan Shayna tergelak tawa
shaytna membantu Yola membawakan kotak barang barangnya. Saat tiba di dekat tangga keduanya menghentikan langkah.
Yola menurunkan kotak yang dipegangnya lalu membenarkan tas di bahunya. Yola melepas kacamata hitam yang bertengger di hidungnya lalu menghembuskan nafas berat.
" hei..." panggil Yola merubah posisi berdirinya menjadi menghadap Shayna,
Shayna menatap Yola dengan raut wajah sendu
" ya?" jawab Shayna
" aku mau pulang. Kau makan siang dengan siapa?"
Shayna terdiam tidak menjawab. Hatinya pun sedih dengan keadaannya sekarang. Sebelum ketiga sahabatnya menikah mereka selalu bersama sama. Tapi, sekarang ketiga sahabatnya sudah berhenti bekerja karena telah menikah dan mereka harus mengikuti suami mereka. Kini, hanya dirinya yang masih tinggal.
Angin sepoi-sepoi membelai lembut rambut sebahu Shayna
Ia pun menurunkan kotak milik Yola, kemudian Shayna menegakkan tubuh. Ia berjingkrak satu kali menggerakkan tangannya dengan tawa seolah ia baik baik saja dan bahagia. Ia tidak ingin Yola sedih karena dirinya
" yaaa...aku akan makan siang sendiri..." sahut Shayna tersenyum lebar yang dipaksakan
" ini lebih baik, kan. Aku tidak perlu lagi menunggu siapapun. Kalian selalu lambat iya, kan?"
" bukan kami yang lambat, kau yang terlalu cepat melakukan pekerjaanmu"
Yola dan Shayna tertawa pelan
Suasana menjadi canggung karena Shayna menyembunyikan kesedihannya, dan memasang tampang pura pura terlihat ceria. Yola tau bagaimana sifat Shayna.
Yola tersenyum tipis,
" baiklah, tapi jika kau perlu apapun, hubungi aku kapan saja, oke!" ucap Yola sambil melipat kacamata hitamnya
Seketika wajah Shayna menyendu,
" oh, ayolah Yola...jangan dramatis seperti ini. Kau pergi karena untuk bersama suamimu, kau bukannya pergi untuk selamanya, kan...?"
Shayna menghembuskan nafas panjang
" maaf" ucap Yola lalu memeluk Shayna erat
Shayna membalas pelukan hangat Yola, ia berusaha sekuat tenaga menahan airmata yang sudah menggenang di pelupuk matanya agar tidak jatuh
" hei, Yol. sudahlah..." Shayna melepaskan pelukan Yola, kembali berusaha tersenyum dan terlihat tidak apa apa. Meski sesungguhnya hati Shayna sangat sedih
" oh ya, kau mau belanja di obralan pasar malam, nanti?"
Yola mengerutkan dahinya tampak bingung juga ragu, ia harus menjaga perasaan sahabatnya.
" sebenarnya aku sangat ingin pergi denganmu, tapi..."
Sejurus kemudian datang mobil Dandi, suami Yola. Dandi membuka kaca jendela mobilnya lalu mengangguk ke arah Yola, memberi isyarat agar Yola mempercepat obrolannya dengan Shayna
" aku dan suamiku akan pergi malam ini. kami ada janji akan membawa anjingku ke pembiakan "
Raut wajah Shayna kembali menyendu ketika Dandi mengangkat anjing mereka ke jendela agar Shayna bisa melihatnya.
" kami harus kesana malam ini juga karena besok anjing jantannya akan di bawa pergi ke luar negeri, jadi ini kesempatan terakhir anjingku untuk punya anak. Kau mengerti, kan? kau tidak marah karena aku tidak bisa menemanimu ke pasar malam, kan?"
Shayna mengangguk mengerti sambil tersenyum. Yola menunduk merasa tidak enak hati.
Sebenarnya Shayna menyadari jika Yola sudah memiliki seseorang dalam hidupnya, Yola sudah menikah. Sahabatnya meninggalkan dirinya satu persatu.
Shayna menatap anjing Yola, anjing itu membalas tatapan mata Shayna dengan mata sendu seolah dia berkata ' mengertilah'
Shayna termenung menatapnya, Tiba tiba bayangan Henna, Lia, Yola, Sonia teman kerjanya, bahkan anjing Yola, mereka tampak tertawa bahagia mengenakan gaun pengantin seolah tengah meledeknya.
" pulanglah," ucap Shayna mengusap lengannya. Yola mengangguk ragu
" tak apa, pergilah. jangan biarkan suamimu menunggu lama"
Yola meneteskan air mata lalu memeluk Shayna lagi. Shayna tersenyum mengusap punggung Yola
" baiklah, aku pergi. Hubungi aku, ya..." jawab Yola lalu melepaskan pelukan.
Shayna mengangguk sambil tersenyum tipis.