Menginginkan Cucu!!!

1089 Kata
          Kevin memasuki kamarnya dan mendapati istrinya yang sedang tidur. Ia kembali menutup pintunya dan menuju ruang kerjanya.             Kevin mengambil salah satu minuman beralkohol yang berada di lemari pendingin ruang kerjanya. Ia menenggaknya dengan cepat hingga cairan berwarna cokelat itu membasahi pakaiannya.             Bayang-bayang Aurora nampak dihadapannya. Matanya mulai terlihat sayu dan ia mencoba berjalan mendekati bayang-bayang itu sambil terus menenggak minuman beralkohol yang ada ditangannya.             “Aurora?” gumam Kevin dan wajah cantik Aurora menghilang.             Kevin memperhatikan sekelilingnya. Ia mencari keberadaan sosok gadis mungil yang cantik itu.             “Mikaila?” ucap Kevin lalu tersenyum saat melihat bayang-bayang istrinya ada dibangku kerjanya.             Kevin mendekatinya lalu senyuman Mikaila mampu membuatnya terhanyut. Kevin mencoba mencium bibir Mikaila namun bayangan itu hilang seketika.             Kevin pun menjatuhkan tubuhnya ke atas kursi kerjanya dengan wajah yang sudah sangat berantakan sekali.             Sandra datang mencari Kevin. “Di mana Kevin?” tanya Sandra ke salah satu pelayan yang bekrja di rumah anaknya.             “Tuan ada di ruang kerja Nyonya besar,” ucap pelayan.             Sandra mengangguk lalu ia menuju ruang kerja Kevin. Menurut Sandra, Kevin itu harus di desak. Jangan sampai dia dibohongi oleh istri sirihnya itu. Sandra tidak akan pernah ikhlas jika harta Leonard jatuh ke tangan wanita murahann itu.             “Kevin,” ucap Sandra lalu mendekati anaknya dan mengambil botol minumannya.             “Kamu apa-apaan seperti ini? Bukannya jadi pemimpin yang baik di Perusahaan malah mabuk-mabukan di siang hari,” ucap Sandra.           “Mama mau apa kesini hmm? Mau suruh Kevin menikahi Aurora? Terserah Mama saja. Mama atur saja jika menurut Mama itu baik,” ucap Kevin setengah sadar. Ia hanya bisa pasrah saja. Bagi Kevin keinginan orang tuanya juga adalah hal penting toh Mikaila belum bisa menjadi istri yang sempurna di mata keluarganya.             “Kamu mabuk gini kalau bicara jangan sembarangan. Nanti pas sadar di tanya malah gak mau ngaku, dasar keras kepala,” ucap Sandra sambil menjewer telinga Kevin.             “A-a-aaww Mama sakit,” ucap Kevin lalu ia mencoba membuka kedua matanya lebar-lebar.             “Coba kamu liat ini angka berapa?” tanya Sandra sambil menunjukan jarinya.             “Satu Mama, anak kecil juga pasti tahu,” ucap Kevin.             “Tunggu sekali lagi ini berapa?” tanya Sandra.             Kevin kembali melihat lalu tersenyum. “Itu lima Mama,” jawab Kevin yang langsung mendapatkan sebuah tamparan dipipinya.             “Heuh? Kenapa di tampar?” tanya Kevin sambil mengusap pipinya.             “Biar kamu makin sadar saja,” ucap Sandra acuh.             Kevin tertawa lalu ia menatap lekat wajah Sandra. “Kevin memang mabuk tapi Kevin tahu apa yang Kevin ucapkan,” ucap Kevin.             “Ada apa sih berisik-berisik?” ucap Mikaila sambil membuka pintu ruang kerja Kevin.             “Mama?” ucap Mikaila lalu ia tersenyum dan berjalan mendekati mertuanya.             “Mama kapan datang? Kalau tahu Mikaila siapkan masakan untuk Mama,” ucap Mikaila.             “Tidak perlu. Mama hanya ada perlu dengan Kevin. Dan saya rasa kevin sudah menjelaskan apa tujuan saya. Jadi bagaimana dengan kamu? apa kamu menyanggupinya?” tanya Sandra dengan tatapan yang sangat tajam sekali. Mata elangnya benar-benar bisa membuat orang terbunuh.             Mikaila melihat Kevin yang terlihat sangat cuek. Ia tahu jika cepat atau lambat semua pertanyaan ini akan menyerang dirinya.             “Mika sudah jelaskan ke Kevin. Mika harap Mama bisa menunggu dan bersabar sebentar,” ucap Mikaila.             “Sudah dua tahun kalian menikah. Bahkan pernikahan kalian saja tersembunyi. Mama yakin kalau kamu tidak ingin hamil. Jadi biarkan Kevin menikah lagi dan memiliki istri sah di depan altar dan di depan mata hukum,” ucap Sandra tegas.             “Mama…” ucap Kevin.             “Kevin, Mama sudah tua dan sebentar lagi akan mati. Kamu pikirkan baik-baik. Lagi pula kalau kamu menikah lagi tidak akan merugikan Mikaila juga. Kamu akan tetap mendapatkan uang dari Kevin dan juga masih bisa meniduri kevin. Bedanya istri yang akan Kevin nikahkan akan memberikannya seorang anak untuk Mama. Jika Kevin menolak Mama tidak akan segan-segan menghapus nama kamu dari daftar ahli waris keluarga. Lebih baik Mama berikan ke panti asuhan, mereka jauh lebih membutuhkan dari pada kalian berdua,” ucap Sandra lalu ia berdiri meninggalkan Kevin dan Mikaila.             Kevin menatap istrinya yang menatap wajahnya sinis. “Kenapa kamu tidak berusaha untuk menolaknya?” ucap Mikaila sambil menangis.             “Aku sudah berusaha tapi kamu juga tidak mau berusaha untuk mengabulkan keinginan Mama,” ucap Kevin lalu ia berdiri meninggalkan istrinya.             Mikaila berpikir keras, ia tidak menyangka jika pernikahannya harus jadi seperti ini. Pikirnya Kevin akan selalu mendengarkan ucapannya dan pikirnya Kevin akan selalu ada dipihaknya. Tapi ia juga tak bisa melepaskan Kevin. Karena biar bagaimana juga ia harus mendapatkan harta Kevin. Lebih baik ia menyetujui saja keinginan mertuanya dari paada nama Kevin di coret dari kartu keluarga dan ia tidak bisa mendapatkan apa-apa.             Mikaila menghapus air matanya. Ia harus bisa mengambil hati Kevin lagi.             “Nanti aku akan bicara lagi dengannya,” ucap Mikaila lalu ia pergi meninggalkan ruangan kerja Kevin.             “Lho kamu mau ke mana sayang?” tanya Mikaila yang melihat suaminya yang sudah rapih dengan pakaian formalnya.             “Aku akan menemui Mama,” ucap Kevin lalu ia melewati Mikaila begitu saja.             Dengan langkah kaki yang cepat Mikaila memeluk tubuh kekar Kevin sambil menangis.             “Aku minta maaf sayang. Aku minta maaf karena belum bisa memenuhi keinginan kamu dan keluarga kamu. Tapi aku sangat mencintai kamu Kevin. Kamu tahu aku dulu rela meninggalkan Luke hanya demi menikahi kamu. Kevin kamu percaya kan kalau aku mencintai kamu,” ucap Mikaila dan Kevin mencoba melepaskan pelukkannya.             “Kevin berhenti. Aku belum selesai bicara,” ucap Mikaila dan Kevin berhenti tanpa menoleh kebelakang.             “Aku mengijinkan kamu untuk menikah lagi. Aku mengijinkan kamu memiliki anak dari wanita lain tapi aku mohon jangan tinggalkan aku Kevin,” ucap Mikaila dan Kevin membalikan tubuhnya. Ia melihat wajah pucat istrinya yang terlihat sangat kelelahan sekali. Mikaila tersenyum lalu berlari untuk memeluk tubuh Kevin dengan erat dan air matanya kembali tumpah. Mikaila terus menangis di dalam pelukan Kevin.             “Apa kamu sudah memikirkannya? Apa kamu yakin?” tanya Kevin.             Mikaila mengangguk lalu ia mengangkat wajah mungilnya untuk menatap Kevin. Manik mata mereka saling bertemu dan Mikaila mengalungkan tangannya kebelakang leher Kevin lalu mencium bibir Kevin dengan lembut.             “Aku sudah memikirkannya Kevin. Aku rela kamu menikah dan memiliki anak asal hati kamu dan kamu masih tetap disisi aku,” ucap Mikaila.             “Aku akan selalu ada disisi kamu sampai kamu tidak menerima aku lagi. Aku janji tidak akan berpindah hati,” ucap Kevin dan Mikaila sudah tertawa senang di dalam hatinya ia berhasil menaklukan lelaki bodoh ini hanya dengan sebuah ciuman dan air mata saja. Mikaila kembali mencium bibir Kevin lagi.   Bersambung 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN