Part 05

947 Kata
Anna terus memikirkan kejadian hari ini. Dia merasa kasihan pada Brandon. Anna tahu dibalik kalimat I"m Ok yang dikatakan Brandon tadi sesungguhnya ada yang tidak Ok di dalam hatinya. Anna memutuskan untuk tidur dan akan menghubungi Brandon esok hari. ****   Brandon masih menenggak minuman alkohol di dalam kamar hotelnya. Pikirannya masih terbayang kemesraan Elsa dan Xander yang tadi disaksikannya. Sakit dan nyeri, tapi aneh karena kali ini sudah tidak membuatnya meneteskan air mata. Brandon justru teringat pada tatapan penuh kasihan yang Anna berikan tadi. "Sial! Aku jadi terlihat lemah dimatanya! Dia pasti akan mengejekku besok! Habislah sudah wibawaku dimata gadis remaja itu!" rutuk Brandon berdecak kesal.   Brandon langsung memutuskan untuk besok pagi mendatangi apartment Xander, supaya tidak terlihat lemah dan perlu dikasihani oleh Anna. "Aku harus menunjukkan pada gadis itu bahwa aku bukan pria lemah yang mudah terluka dan perlu dikasihani!" Ucap Brandon menghentikan minumnya dan bersiap tidur supaya tidak terlihat mabuk saat besok ke apartemen Xander. ***   "aachhh...! aku belum punya contact Tuan Brandon! Bagaimana aku bisa menanyakan kabarnya? Lebih baik aku tanya kak Elsa saja." Ucap Anna pada dirinya sendiri. Pagi ini Anna keluar dari kamarnya masih menggunakan piyama tidurnya. Karena apartemen ini tidak terlalu besar maka Anna langsung menemukan Elsa sedang sarapan bersama ciquilita. "Kak, boleh aku minta contact telepon Tuan Brandon?"ucap Anna. "Untuk apa?" Tanya Elsa "aku hanya ingin...." Kalimat Anna terhenti saat suara seorang pria menyelanya dan membuat Anna kaget mati kutu. "Sepertinya ada yang memikirkan ku semalaman..." Suara Brandon terdengar menyindir membuat Anna tak berani langsung menoleh. Wajah Anna langsung merona malu. Brandon melangkah mendekati Anna dan berbisik di telinga Anna dari belakang. "I'm ok dear.." bisik brandon membuat Anna merinding sekujur tubuhnya dan langsung berbalik menggeram. "Kenapa kau sudah ada disini sepagi ini?!" Tanya Anna menyerang. "Aku ingin mengajakmu pergi." Ucap Brandon santai sambil tersenyum menatap Anna yang ternyata terlihat cantik sedekat ini meski baru bangun tidur. "Aku tak mau! Aku harus mengerjakan tugas paperku karena liburanku sudah hampir selesai!" Ucap Anna ketus dan segera menjauh dari tatapan Brandon.   "Ehem!" Elsa mulai mengingatkan Anna dan Brandon bahwa ada orang lain di ruangan ini. Brandon langsung meminta ijin pada Elsa untuk mengajak Anna pergi. "Ayolah Elsa...aku tak akan berbuat macam-macam padanya. Kumohon... Ijinkan ya???" Brandon memohon pada Elsa seperti anak kecil yang minta dibelikan permen.   Elsa melihat ke arah Xander meminta pendapat melalui alisnya yang terangkat pada Xander. "Terserah Anna, kalau dia mau ya silahkan, tapi kau harus ingat Brandon kalau usianya baru 19 tahun jadi kau tak boleh mengajaknya ke tempat-tempat yang terlarang dan dia harus sudah diantar pulang kemari sebelum makan malam." Ucap Xander bijaksana layaknya seorang ayah bagi Anna. Elsa tersenyum mengangguk dan mengacungkan jempol pada Xander tanda setuju.   "Baiklah aku setuju. Sekarang bersiaplah karena kita akan kesiangan." Ucap Brandon pada Anna. "Tidak mau! Aku harus segera mengerjakan paperku supaya tidak kehilangan beasiswaku." Sahut Anna langsung melangkah masuk kembali ke kamar meninggalkan Brandon yang berdiri kesal disana.   "Apa kau tak pernah mengajarinya sopan santun huh?!" Geram Brandon kesal pada Xander. "Ingat dia masih 19tahun sobat...bersabarlah" nasehat Xander mengingatkan Brandon.   Brandon kembali duduk di sofa di samping Xander yang kini sedang bermain dengan Ciquilita. Brandon ikut bermain  bersama Ciquilita, tertawa melihat lucunya tingkah dan ocehan Ciquilita, jadi kasihan saat teringat cerita Anna tentang orangtuanya. Brandon tetap menunggu hingga siang namun Anna tetap tidak keluar lagi dari kamarnya. Xander yang mengerti keadaan itu meminta Elsa untuk memanggil Anna, namun Brandon menolak, Brandon memilih berpamitan karena harus segera kembali ke Toronto.   Tok..tok..tok.. Elsa mengetuk pintu kamar Anna lalu membukanya. "Hai, sibuk ya?" Tanya Elsa saat melihat Anna di depan laptopnya sedang mengerjakan tugas kuliahnya. "Tak apa kak, masuklah..." Sahut Anna melihat Elsa berdiri di depan pintu kamar. "Kenapa tak mau diajak Brandon? Bukannya tadi pagi kau menanyakan nomor telepon Brandon?" Tanya elsa penasaran, karena Elsa merasakan seperti ada terjadi suatu pada diri Anna juga Brandon. "Aku harus menyelesaikan tugas ini kak, aku tak mau kalau sampai harus kehilangan beasiswaku gara-gara pergi dengan Tuan Brandon." Ucap Anna datar. "Baiklah kalau begitu, lanjutkan tugasmu. Brandon juga sudah balik ke Toronto barusan." Ucap Elsa sambil berjalan keluar kamar, Anna juga kembali mengetik pada laptopnya.   Saat Elsa sudah menutup pintu, Anna menghentikan ketikannya di laptop. Serasa ada sedikit penyesalan dalam hatinya. "Mengapa dia tak mengatakan kalau akan kembali ke Toronto siang ini?!" Keluh Anna kesal. "Huh! Siapa dia?! Siapa aku?! Bukan siapa-siapa jadi tak perlu berpamitan juga lah!" Ucap Anna tersadar pada dirinya lalu melanjutkan mengerjakan tugasnya. ***   Brandon kembali sibuk dengan bisnis gelapnya. Jual beli senjata dan perlengkapannya itulah bisnis Brandon yang paling memberi keuntungan padanya. Namun juga memberi banyak lawan padanya juga. Seperti seorang pria yang bernama Alvaro yang selalu mengincar dan mencari kelemahan Brandon untuk menyerangnya. Siang ini Brandon tiba di kantornya di Toronto dan melihat ada sebuah paket untuknya. Saat membukanya Brandon sangat terkejut dengan isi paket itu. Foto-foto dirinya yang sedang bersama Anna saat di New York.   "s**t! Apa maksudnya ini?! Siapa pengirim paket ini?!" Tanya Brandon pada dirinya sendiri. Tanpa menunggu lama Brandon segera menghubungi Pete lewat sambungan telepon. "Pete, segera cari tahu siapa pengirim paket yang ada di mejaku ini! Dan kirim beberapa pengawal terbaik di New York untuk selalu mengawasi Anna dimanapun dia berada. Jangan sampai ketahuan Anna tapi juga jangan sampai kelolosan mengawasi Anna!" Perintah Brandon melalui sambungan telepon.   Brandon tak tahu mengapa mendadak dia sangat khawatir dan takut terjadi apapun pada Anna. Namun langsung dia sangkal sendiri. "Aaaaghh bukan karena Anna!  kalau di foto ini ada wanita lain pun aku akan bertindak yang sama. Aku tak ingin orang lain jadi tumbal hanya untuk menghancurkan ku." sangkal Brandon pada apa yang mulai dia rasakan pada Anna.   Brandon duduk pada kursi kerjanya. Ingatannya selalu membawanya pada setiap moment dimana dirinya bersama dengan Anna, setiap sikap dan ucapan Anna selalu membuat bibirnya menyunggingkan sebuah senyuman. "Gila! Ini tak mungkin terjadi! Dan tak boleh terjadi! Gila! Usianya saja masih 19 tahun! aarghh..!!! Gila!!!" Brandon merutuk dan menyangkal setiap perasaan yang mulai timbul dihatinya.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN