Part 04

1048 Kata
"Aach tak mungkin..!" Ucap Brandon menyangkal sesuatu yang tiba-tiba timbul di pikirannya. Anna mulai membuka matanya, terbangun dari tidurnya. "Eugh....aku ada dimana?" Tanya Anna yang masih menyesuaikan pandangannya yang silau. "Kau ada di Surga! Karena aku baru saja membunuhmu!" Jawab Brandon kesal. Anna langsung kaget dan tersadar penuh langsung menoleh ke brandon. " Kemana kau membawaku?!" Protes Anna masih belum mengerti dimana dia berada. " Dasar gadis rumahan tukang tidur! Lihat sendiri keluar dan kau akan tahu kita ada dimana!" Brandon ketus sambil menyenderkan dagunya di atas kedua tangannya diatas setir mobil. Anna melihat keluar dan sangat indah...taman dengan banyak bunga-bunga yang indah, tapi tetap saja Anna tidak mengenali daerah ini. "Aku tak mengenal tempat ini, apakah kita benar ada di surga? Ini indah sekali Tuan..." Ucap Anna tersenyum mengagumi taman disekeliling. "Kau saja yang mati sekarang! Aku masih ingin hidup dan bersenang-senang." Sahut Brandon dan ikut tersenyum memandangi taman indah dihadapannya.   Anna menoleh ke arah Brandon dan mengagumi wajah Brandon yang tersenyum dari samping. "Kau terlihat manis saat tersenyum Tuan...kenapa kau selalu memilih untuk bertampang bengis daripada tersenyum?" Tanya Anna membuat Brandon kikuk dan langsung menghilangkan senyum di wajahnya. "Huh! Jangan katakan kau jadi menyukaiku sejak ciumanku kemarin itu!" Ucap Brandon ketus sambil mengernyitkan keningnya melirik ke arah Anna.   Anna menyesal telah memberikan pujian pada Brandon. "Aku tarik lagi ucapanku tadi! Dasar tidak tahu diri!" Omel Anna membuang muka dari brandon. membuat Brandon sedikit tersenyum lagi tapi langsung menghapus senyumnya segera sebelum Anna melihatnya lagi. "Dasar gadis freak! Mendewakan first kiss, pasti tidak ada pria yang mau menjadi pacarmu ya kan?!" Ejek Brandon, Anna langsung dikuasai amarah yang besar dan menoleh ke brandon beradu mata dengan Brandon. "Apa katamu?!!! Kau sebut aku Freak?!!!" Seru Anna tak terima dengan perkataan Brandon. Dan hanya dijawab dengan anggukan dan menaikkan alisnya sambil tersenyum  menghina, membuat Anna semakin menggeram marah. "Kau....ini...!!! Kalau aku freak apalagi dirimu?! Aku masih 19tahun, wajar kalau aku menjaga baik first kiss ku! Kau yang freak!!! Usia sudah tidak muda lagi masih saja Single! Ditambah mencintai istri sahabatnya sendiri! Dasar gila!!!" Marah Anna. "What's?!! Apa kau tak pernah diajari sopan santun sama orang tuamu huh?! Beraninya kau memaki orang tua!!!" Marah Brandon. "Oh..akhirnya kau sadar kalau kau itu sudah tua huh?! Aku memang tak punya orang tua, jadi kau sebagai orang yang sudah tua seharusnya yang mengajariku sopan santun dulu! Bukannya malah mengatakan aku freak!!!" Balas Anna geram.   Brandon tiba-tiba merasa bersalah mengungkit tentang orang tua Anna yang telah tiada. Brandon menatap Anna lama dalam diam. "Maaf..." Ucap Brandon membuat Anna terkejut. "Apa?! Kau bilang apa barusan?! Sepertinya telingaku sedang tidak sehat." Ucap Anna menyindir. Brandon berusaha tetap sabar menahan emosinya. "Maafkan aku" ucap Brandon lagi dan Anna terkekeh tak percaya. "Maaf? Kau benar mengatakan maaf padaku?" Tanya Anna dengan ekspresi tak percaya. "Iya, aku minta maaf sudah mengungkit tentang orang tuamu yang telah tiada." Sahut Brandon penuh ketulusan, membuat Anna mulai berubah raut wajahnya dan menunduk seakan berputar ke dimensi masa lalunya. "Orang tuaku sebenarnya belum meninggal. Aku yang menganggap mereka sudah meninggal dan merasuki otak Ciquilita dengan kebohongan itu. " Ucap Anna mengalir begitu saja dengan santai. "What's?! Why?!" Brandon kaget tak percaya. "Ya benar, mereka masih hidup, memang aku tak tahu dimana keberadaan ibuku, tapi aku mengetahui jelas dimana ayahku saat ini. Ayahku menolak mengakui saat ibuku hamil Ciquilita, dia mengusir ibuku yang sedang hamil 3bulan dengan alasan bahwa tak mungkin ibuku bisa hamil lagi setelah 14 tahun mereka berusaha memberiku adik. Alasan yang terlalu dipaksakan. Aku tak ingin terpisah dari ibuku, maka aku memutuskan ikut ibu keluar dari rumah itu, dan ayahpun tak menahanku.  Ekonomi yang sulit setelah kelahiran Ciquilita. Aku, ibuku dan Ciquilita sangat hidup kekurangan. Hingga suatu hari aku bangun dan ibuku sudah menghilang tanpa pesan pergi meninggalkan aku 14tahun dan ciquilita 1 tahun. Sehari tak kembali dan aku masih menunggunya, namun setelah sebulan dia tak kembali juga, aku memutuskan untuk menganggapnya meninggal.   Aku datang ke ayahku, namun dia sudah memiliki keluarga baru. Dia hanya memberiku uang dan memintaku untuk tidak pernah mengganggunya lagi.  Saat uangku habis, aku memilih menjual diriku pada ibu kak Elsa, syukurlah kak Elsa menyelamatkan aku, dan membawa aku juga Ciquilita tinggal bersamanya. Kak Elsa sudah menjadi kakak bagiku sekaligus ibu bagi Ciquilita. Pengorbanannya untuk menghidupi kami sangat besar. Jadi kau tak perlu meminta maaf menyangkut orang tuaku." Cerita hidup Anna mengalir dengan santai dan Brandon menjadi pendengar yang sangat baik.   Brandon tetaplah Brandon yang tak tenang kalau tidak menggoda Anna. "Baiklah, kalau begitu aku tarik lagi ucapan maaf ku." Ucap Brandon. "Mana bisa begitu?! Permintaan maaf ditarik lagi, brarti kau tak tulus saat tadi mengucapkannya." Protes Anna. "Bisa! kan kau sendiri yang mengatakan aku tak perlu minta maaf, jadi aku tarik lagi ucapan maaf ku tadi." Sahut Brandon. "Tidak bisa! Itu bagaikan menjilat ludah yang sudah kau keluarkan! Menjijikkan!" Protes Anna kesal.   Brandon masih tak mau mengalah juga, hatinya serasa tak puas jika tidak membuat Anna sewot marah. Akhirnya perdebatan jadi lebih panjang. "Bisa!" Ucap Brandon "Tidak bisa!" Anna. "Bisa!" "Tidak bisa!" "Bisa!" "Tidak! Tidak! TIDAK!!!!"  anna sampai berteriak tak mau kalah, mengotot sampai tak disadari wajah mereka berdua sudah sangat dekat.   Mereka berdua langsung terdiam namun masih bertatapan mata ke dalam mata, saat menyadari kedekatan wajah mereka saat ini. "Tutup bibirmu! Jangan sampai membuatku kena tamparan Elsa lagi gara-gara bibirmu yang mencoba menggodaku itu!" Ucap Brandon tanpa berusaha menjauhkan wajahnya dari wajah Anna. Anna langsung merona dan segera menutup bibirnya yang menganga akibat kata "tidak" yang terakhir dia ucapkan. "ishhh! Siapa yang menggodamu?! Percaya diri sekali!" Bantah Anna lalu membenarkan posisi duduknya kembali menghadap ke depan.   Brandon lelah menghadapi keras kepala Anna, dan mencoba menghindar dari perasaan aneh yang sempat ada saat mereka berdekatan tadi. "Kita pulang saja!" Ucap Brandon lalu menyalakan mesin mobil. "Setuju!!! Kita pulang saja daripada aku gila!" Sahut Anna.   Dalam perjalanan pulang mereka hanya terdiam, sibuk dengan pikiran mereka sendiri. Brandon mengantar Anna naik lift sampai di depan apartment Xander. Anna membuka pintu dan sangat kaget melihat Elsa sedang digendong oleh Xander ala bridal style dengan tangan Elsa memeluk leher Xander dan bibir mereka saling bertautan lembut mencium dengan penuh mesra. Elsa dan Xander tak menyadari bahwa Anna dan Brandon sedang menyaksikan kemesraan mereka berdua.   Anna langsung tersadar dengan perasaan Brandon dan langsung menoleh ke belakang melihat ekspresi Brandon yang terlihat terluka. Brandon sadar kalau sedang ditatap Anna lalu menoleh dan tersenyum pada Anna. "I'm ok." Ucap Brandon tanpa suara sambil tersenyum lalu melambaikan tangan dan melangkah meninggalkan pintu apartemen Xander. Anna hanya terdiam tak mengerti harus berbuat apa, Anna seakan bisa merasakan luka hati Brandon yang menyaksikan kemesraan Elsa dan Xander.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN