Part 02

1024 Kata
Brandon langsung mencegah tangan nakal pria itu sehingga Anna tak sempat disentuhnya. "Maaf, dia privasiku. Kalau kau butuh wanita, nanti akan aku sediakan yang lain. Tapi untuk yang satu ini, jika sekali saja kau berani menatapnya nakal atau menyentuhnya, maka nyawamu akan langsung melayang." Ucap Brandon datar namun penuh makna ancaman yang menakutkan.   Brandon terkenal tak pernah main-main dengan ucapan dan ancamannya. Seorang mafia yang sangat ditakuti di dunia kejahatan dan disegani oleh kepolisian. Mr. Hong Joon pun merasa ngeri mendengarnya dan langsung mengajak Brandon untuk segera melakukan pembicaraan transaksi mereka.   Sebelum memasuki ruang pertemuan, Brandon memanggil sekretarisnya. "Olivia, tolong kau antarkan nona Anna ke ruanganku. Dia akan menungguku disana." Perintah Brandon. Olivia segera melaksanakan tugasnya mengantarkan Anna ke ruangan kerja Brandon. "Silahkan masuk nona, kalau anda butuh sesuatu mohon katakan padaku saja. Aku selalu ada tepat didepan ruangan ini." Ucap Olivia sopan dan tersenyum. "Terima kasih Olivia, tapi jangan panggil aku nona, panggil saja aku Anna." Ucap Anna tersenyum dan Olivia mengangguk lalu keluar dari ruangan kerja Brandon meninggalkan Anna sendiri.   Anna mengagumi ruangan besar dan mewah di mana dirinya berada saat ini. Ruangan yang sangat besar dengan desain minimalis. Ada sebuah foto di meja kerja Brandon yang menarik perhatian Anna. Foto Elsa yang sedang tersenyum sambil memetik bunga. Sepertinya foto ini diambil tanpa sepengetahuan Elsa, karena posisi Elsa yang tak melihat ke arah kamera. "Oh ternyata....dia benar-benar masih mencintai kak Elsa. Kasihan dia... Cintanya harus bertepuk sebelah tangan." Ucap Anna pada dirinya sendiri.   Tok..tok...tok... Pintu ruangan diketuk sopan, lalu dibuka oleh seseorang. Pete. Dia masuk sambil membawa bungkusan makanan. "Nona, ini pesanan Tuan Brandon. Anda diminta untuk segera menyantapnya, supaya tidak sakit." Ucap Pete menyerahkan bungkusan makanan itu. "Terima kasih Pete." Jawab Anna menerima makanan itu.  Pete langsung keluar dari ruangan itu. "Ternyata dia baik juga, masih ingat kalau aku belum makan." Ucap Anna tersenyum.  Anna langsung menyantap makanan yang diberikan Pete.   Menunggu sangatlah membosankan bagi Anna. Dia sudah bermain di meja kerja Brandon, duduk di kursi kerja Brandon, bahkan meneliti semua detail ruangan kerja Brandon, namun tak mampu menghilangkan kebosanannya. Akhirnya Anna pun merasa ngantuk dan tertidur di sofa panjang ruangan itu.   Ceklek. Brandon masuk ke ruangan kerjanya, dan terkejut melihat Anna yang sedang tertidur di sofa. "hhh...huh..! dasar tukang tidur! Dimanapun selalu tertidur!" Kesal Brandon lalu menuju meja kerjanya dan duduk di kursi kebanggaannya. Brandon mengambil dan menatap foto Elsa. Dia merasakan nyeri masih ada dalam hatinya, namun kemudian tersenyum. "Bahagialah selalu cintaku, senyum mu akan membuatku selalu merasa bahagia meski tak bisa memilikimu. Aku selalu mencintaimu dan merindukanmu." Ucap Brandon lalu mencium foto Elsa itu. "Semoga Xander tak pernah berbuat bodoh lagi seperti yang Ruby alami dulu." Air mata mulai mengumpul di pelupuk mata Brandon.   Kenangan tentang Ruby, adik yang sangat dia sayangi yang harus mati karena kekayaan dan kebodohan  Xander, Selalu membuat Brandon sedih dan terluka. Namun Brandon sudah memaafkannya. Kini Brandon hanya berharap Elsa selalu dapat dilindungi oleh Xander. Dua wanita yang disayanginya semua memilih untuk mencintai Xander. Adik satu-satunya dan wanita pujaan hatinya.   "egh..hooaam..." Suara Anna menguap menyadarkan Brandon dari lamunannya dan segera menyeka air matanya lalu meletakkan foto Elsa di dalam laci meja nya.   "Dasar Snow White...! dimanapun selalu tidur!" Sindir Brandon pada Anna. "Tuan, kau sudah ada disini? Sejak kapan kau masuk?!" Tanya Anna terkejut mendengar suara Brandon. "Dasar kau ini! Apa kau tak takut diperkosa oleh seseorang karena kebiasaanmu yang gampang tertidur di sembarang tempat itu?!" Omel Brandon kesal. "Aku bosan menunggu sendirian tanpa melakukan apapun.." jawab Anna santai. "Ayo bergegas! aku harus segera mengantarmu pulang sebelum Elsa mengamuk karena terlalu lama mengajakmu pergi." Ajak Brandon dan seperti biasa selalu berjalan terlebih dahulu membiarkan Anna berjalan dibelakang mengikutinya.   "Selalu saja begitu! Dimana-mana itu ladies first! Ini malah jalan duluan! Huh!" Anna menggerutu di belakang Brandon. "Sudahlah jangan selalu mengomel! Wajahmu itu sudah menua tidak sesuai dengan usiamu! Masih saja mengeluh terus! Usia 19tahun tapi wajah sudah 29tahun!" ejek Brandon sambil terus berjalan masuk ke lift tanpa berbalik atau menoleh ke Anna.   Anna langsung naik amarahnya. Namun sudah lelah meladeni ucapan Brandon, dan hanya diam masuk ke dalam lift. Keheningan terjadi di dalam lift, Anna sangat tak menyukai keheningan. Hidupnya selalu ramai bersama adiknya. "Mengapa kau masih menyimpan foto kak Elsa?" Tanya Anna memecah keheningan dalam lift. Brandon terkejut namun seketika mengubah raut wajahnya menjadi datar normal lagi. "Bukan urusanmu!" Ucap brandon datar. "Oops...maaf.... aku lupa, kau bukan kakakku kan? biar nanti aku tanya langsung pada kak Elsa saja, mengapa foto dirinya masih ada di meja kerjamu?." Ucap Anna spontan membuat Brandon menoleh merasa diancam oleh Anna dan segera mendorong Anna ke dinding lift dan mendekatkan wajahnya pada wajah Anna.      "Jangan katakan hal apapun pada Elsa! Atau kau akan..." Kalimat Brandon menggantung karena dia langsung mencium bibir Anna yang menganga kaget.   Bibir Anna yang menganga bagai magnet yang menarik bibir Brandon. Brandon melumat bibir Anna dengan lembut, lalu melepaskannya karena Anna meronta menolak dicium.  Brandon menyadari kekhilafan nya. "Maafkan aku..." Ucap Brandon menyesal. "KAU JAHAT!!! TEGANYA KAU MENCURI FIRST KISS KU..!!!" Teriak Anna sambil memukul keras d**a Brandon berkali-kali. Tak terasa air matanya mengalir.   Brandon langsung memeluk Anna berusaha menenangkan tangisan Anna, namun pintu lift sudah terbuka sebelum tangis Anna berhenti. Dan kejadian itu disaksikan oleh beberapa karyawan Brandon yang ada di depan pintu lift. "Kalian lihat apa?!" Bentak Brandon langsung membuat semuanya pergi menyingkir dari situ. Brandon masih memeluk Anna yang menangis berjalan keluar lift menuju mobilnya.   Di perjalanan Anna masih saja menangis, membuat Brandon bingung namun tak tahu mesti berbuat apa supaya tangis Anna berhenti. Brandon hanya menyiapkan dirinya untuk menghadapi Elsa nanti di apartment saat melihat Anna menangis karena dirinya.  Benar sekali dugaan Brandon. Sesampai di apartment Xander, Elsa sudah menunggu di sofa dan langsung berdiri saat melihat Anna menangis berlari masuk ke dalam kamar. "Kenapa dia menangis?! Apa yang sudah kau lakukan padanya huh?! KATAKAN PADAKU!!!" bentak Elsa berteriak di hadapan Brandon.  Brandon mundur selangkah dan menarik nafas. "Aku...maafkan aku Elsa... aku.. aku tak sengaja menciumnya." Ucap Brandon dan langsung mendapatkan tamparan keras dari Elsa. Plaak!! "Kau tahu kan usianya baru 19tahun!!! Apa kau tak bisa menahan nafsumu itu?!!! Kau bisa membayar jalang diluar sana, bukan Anna pelampiasanmu!!! Elsa sangat marah. "Elsa, ingatlah kandunganmu... Jangan berteriak seperti itu pada Brandon." Ucap Xander berusaha menenangkan elsa. "Brandon, lebih baik kau pulang dulu.. besok datanglah lagi dan jelaskan semuanya." Xander tak ingin semua dibicarakan dengan emosi.  Xander tak ingin Elsa bersikap kelewatan karena emosi yang labil sejak hamil.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN