Episode 7

1152 Kata
Rania baru saja berniat pergi meninggalkan rumahnya ketika matanya tertuju pada apa yang ada di tangan Zul dia langsung menghentikan langkahnya "Zul,apa yang kamu lakukan" tanyanya dengan pandangan masih pada kertas di tangan Zul  "Eh ,Rania,mau ngampus ya" Zul cengengesan dan langsung menyembunyikan kertasnya  "Zul...! Itu kamu yang buat?" Tanya lagi  "Ini??" Zul mengarahkan pandangan ke kertas  "Iya,itu kamu yang buat kan?" "H'm,iya Ran baru belajar" "Wah keren banget,ajarin aku dong Zul" ujarnya takjub melihat sketsa wajah di kertas mirip dengan aslinya Zul dari tadi memang membuat sketsa wajah nya sendiri sambil menikmati kopi nya  "Mau ya ajarin..pliss" pintanya lagi "Ko belum jalan" seseorang keluar dengan membawa secangkir kopi ditangan nya  "Ini kak Rania masih liat lukisan Zul,bagus banget kak" timpalnya "Ohh si Zul kan kemarin emang menang lomba lukis sekampus nya " jawabnya enteng  "Wahh!! Keren banget si Zul" giliran Amel yang memujinya  "Kalian mah berlebihan ,Zul menang cuma kebetulan aja Karena yang ikut sedikit ,coba kalau yang lebih jago dari Zul ikut Zul mana bisa menang" ujarnya tersipu malu  "Tapi beneran deh Zul karya kamu keren banget sumpah!!" Amel mengangkat dua jarinya membentuk huruf V menandakan kesungguhan ucapannya "Iya Zul,kayanya kamu harus ajarin Rania deh mumpung masih disini biar dia nggk gambar manusia tanpa wajah lagi" sahut Diandra yang membuat nya mendapat cubitan dari Rania  "Enak aja,itu namanya secret boy " sungutnya  "Tapi tetep aja mukanya ga pernah di gambar ,,ngeri tau " ejek Amel membuat Rania manyun     "Emang adek suka gambar?sejak kapan?"tanya Adit keheranan karena dia tau adiknya paling nggak suka yang namanya menggambar  "Ga ada salahnya kan Rania punya hobi baru kak, itung-itung hobi belajar" "Iya juga sih,bagus" "Zul nanti ajarin aku ya bikin sketsa gitu" pintanya lagi  "Oke,sana deh jalan ntar telat "  Rania melirik arloji nya dan menghela nafas berat "Baik lah kita berangkat dulu " ujarnya dan langsung melenggangkan bersama dua sahabat nya menyusuri jalan raya yang sudah Rame kendaraan  Sambil terus membicarakan keahlian Zul tadi Tanpa ia sadari seseorang mengintai nya dari kejauhan "Apa aku tidak salah liat?gadis itu bukan dari bangsa jin." lirihnya kebingungan masih memperhatikan Rania yang asik ngobrol dengan sahabatnya  "Jika dia bangsa jin maka manusia itu tidak akan melihat,apa mereka indigo sehingga bisa berteman dengan gadis itu?atau ...mereka sama-sama jin"  Dia terus dalam fikiran liatnya saat melihat Rania sudah masuk area kampus dan berbaur dengan teman-teman lainnya "Dia..manusia!lalu kenapa dia memiliki lambang itu " katanya lagi kali ini sangat benar-benar jauh dari Rania dan tenan-nya dia berniat pergi setelah melihat Rania bersama teman-teman nya dan yakin bahwa Rania hanya manusia biasa bukan dari garis keturunan alas kemuning dan juga bukan dari jin manapun namun ia tercengang dan tubuh nya seketika menegang melihat siapa yang sedang berdiri disamping Rania Berjalan mengikuti kemanapun Rania melangkah "Pa.. pangeran!!!!!" Lirihnya dan langsung berlari secepat kilat menjauhi tempat itu  Dia tidak mungkin terus disana bisa-bisa Raman tau keberadaan nya  "Ini benar-benar aneh!" Gerutu nya setelah sampai di depan gubuk tua di pinggir kota  Gubuk yang di tempatinya bersama sang guru yang sangat di hormati nya Dia segera masuk setelah pintu terbuka  "Kenapa kau kembali?sudah ada info tentang gadis itu?"  "Iya guru,aku menemui nya,dia..ternyata hanya manusia biasa guru"  "Apa?" Sang guru terlihat jelas kekagetan nya "Kau yakin?" tanyanya "Sangat guru aku benar-benar yakin bahwa gadis itu hanya manusia biasa aku melihat nya bersama teman-teman nya ,tadi nya ku fikir 2 teman nya adalah indigo tapi setelah sampai di kampusnya banyak teman-teman nya yang menyapanya ,tidak mungkin kan semua nya indigo dalam kampus itu " Pungkas nya panjang lebar menceritakan apa yang dilihatnya tadi "Lalu kenapa dia memiliki lambang kerajaan itu "  "Aku yakin pangeran yang memberikan nya guru" "Bagaimana bisa kau seyakin itu" "Aku..aku melihat tanda itu bersinar sebelum seseorang muncul disekitar gadis itu,mengikuti nya kemanapun,dan ku pastikan pandangan ku tak salah dia Pangeran, pangeran Ramandata menjaga gadis itu"  "Apa?bagaimana mungkin pangeran itu mencintai seseorang manusia  Ini tidak boleh di biarkan " "Kenapa guru?apa hal besar akan terjadi jika dia memiliki hubungan dengan manusia ??" Pemuda itu kebingungan "Ada hal yang belum kau tau Raul,tidak ada gunanya kita menjaga pedang itu jika Pangeran mencintai manusia "  "Apa maksud guru?" Sang guru seperti nya sedang memikirkan sesuatu hal yang berat hingga dia tak menanggapi pertanyaan Pemuda yang bernama Raul itu  "Ternyata dugaan itu selama ini benar" lirih nya Raul hanya diam tak ingin bertanya lagi karena ia tau tak akan ada jawaban dari gurunya ia hanya berfikir rahasia apa yang sebenarnya belum di ketahui nya ,selama ini ia mengikuti gurunya dan tak tau apa yang disembunyikan dia hanya mengikuti perintah nya saja "Kau terus awasi gadis itu tapi ingat kau benar-benar harus extra hati-hati  Siapapun dari alas kemuning sedang mencari kita ,kau harus pergi jika melihat mereka ,kau bisa kenali mereka bukan?" Titahnya  "Baik guru" tak semua indigo bisa melihat sosok Raman dan tak semua nya bisa membedakan bagian dari alas kemuning jika mereka tak memiliki tanda khusus ,tapi dia bisa! Gurunya telah memberikan mata elang untuk dia bisa membedakan mereka baik dari keturunan kerajaan,Ken dan rakyat dia bisa tau mereka karena mereka sangat menghindari bertemu dengan siapapun dari kerajaan alas kemuning dan jin lainya  Tak ada bangsa jin manapun yang tau dan memang tidak boleh tau keberadaan mereka saat ini.**  Raman benar-benar merindukan gadisnya setelah 3 hari tak pernah menemui nya karena tugas nya dan hari ini dia sudah berada di dekat gadisnya yang asik ngobrol dengan teman-teman nya menunggu dosen masuk ruangan  "Kau tunggu ya sayang ,ada kejutan untuk mu nanti " ujarnya tanpa di dengar siapapun tentunya dengan pandangan terus mengarah pada Rania seolah olah tak ada satu gerakanpun dari Rania yang tidak di ketahui nya sampai ia tak sadar ada seseorang yang lewat  "Kamu Kenapa ka " tanya Rania melihat mika kebingungan di dekatnya  "Eh ...nggak..gue ga pa-pa" katanya gugup dan terus melihat sekeliling nya persis seperti Rania dulu. "Aku kok kaya nabrak orang ya tadi " katanya lirih membuat semua memandang kerahnya terutama Rania yang langsung mengerti perasaan Mika "Ah lu jangan halu ah" sungut aril  yang ada disana  "Iya nih ,siang bolong gini masa iya ada hantu" timpal Diandra  Mika menggaruk tengkuknya yang tidak gatal tapi masih bingung dengan apa yang dialaminya tadi..  "Mungkin dia tadi lewat tapi kita ga liat ,kan kita cuma berbatasan dunia sedikit saja dengannya " kali ini Ardan yang menimpali membuat mereka semua menegang  "Hust ih jangan dibahas kek gitu kalau emang bener nanti dia marah ,udah ah duduk " Amel menengahi dan di ikuti semuanya.hanya Rania yang terdiam bermain dengan fikirannya sendiri Kejadian 7 tahun lalu saat dia duduk di bangku kelas 6 dialami nya lagi saat ini saat duduk di bangku kuliahan tapi bukan dia tapi temannya,namun kejadian itu masih jelas dalam ingatannya terutama kejadian aneh yang menimpanya dimana kakinya tiba-tiba sembuh tanpa bekas   "Apa benar yang ku tabrak dulu adalah seorang jin dan dia yang mengobati luka ku" batinya  "Kamu kenapa" tanya Amel melihat sahabatnya pendiam "Ah nggak cuma kepikiran yang tadi,apa bener mika nabrak jin"  "Jangan di pikirkan,kan cuma dugaan yang bisa salah bisa bener, siapa tau si mika tadi cuma lagi ga fokus aja"  "Oke" Rania membenarkan posisi duduknya dan coba seperti biasa meski fikirannya tak bisa berpaling dari dugaan itu,Amel tak tau apa yang pernah sahabatnya alami dulu karena memang Rania menyimpan nya rapat Dan tanpa diketahui nya Raman masih memperhatikan nya ,tadi dia sempat jatuh karena tertabrak tubuh mika yang ia tak lihat ketika lewat.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN