CHAPTER 9

1505 Kata
Hubungan Anila dan Deva sudah kembali membaik seperti biasanya. Bahkan, sekarang mereka lebih banyak menghabiskan waktu mereka untuk bersama. Dulu juga mereka memang banyak menghabiskan waktu berdua, bedanya hanyalah apa yang mereka lakukan saat menghabiskan waktu berdua itu. Kalau dulu, Anila dan Deva menghabiskan waktu berdua dengan melakukan aktifitas sebagai sahabat, sekarang keduanya bertemu melakukan aktifitas entah sebagai apa. Layaknya istri, sekarang Anila selalu membuatkan Deva sarapan tiap paginya. Meskipun itu artinya dia harus bangun lebih pagi hingga bisa mengantarkannya masakannya ke apartemen Deva. Setelahnya Anila akan menyiapkan baju kerja yang akan Deva pakai kekantornya, itu beberapa kegiatan baru Anila dipagi hari. Lalu untuk sore harinya, sepulang bekerja Anila akan keapartemen Deva terlebih dahulu. Dia menyiapkan makan malam dan bersantap malam bersama Deva. Setelah itu, mereka akan menghabiskan waktu berdua untuk sekedar mengobrol atau menikmati malam mereka. Jika Anila sudah menjalani kebiasaan itu, maka kebiasaan baru Deva adalah bekerja layaknya suami Anila. Dimulai dari mengantarkan Anila kekantornya, lalu menjemput Anila dari kantornya untuk pulang bersama. Kemudian Deva akan menemani Anila belanja sebelum pulang keapartemennya jika Anila memintanya. Setelah itu, dia akan menyantap setiap hidangan yang Anila siapkan buat makan malam mereka. Malamnya dia akan mengantar Anila pulang ketempatnya, selarut apapun itu karena Anila yang meminta seperti itu kepadanya. Semua kebiasaan baru mereka ini mereka lakukan tanpa keduanya sadari. Belakangan ini Anila juga sudah mulai tidak memikirkan masalah Davina lagi, bukan sepenuhnya tidak memikirkan atau melupakannya, hanya saja dia mencoba untuk mengabaikannya. Pertanyaan soal Davina yang pernah ditanyakan oleh Anila minggu lalu kepada Deva membuat Anila sadar kalau sebaiknya dia mengabaikan saja masalah Davina dan Deva.. Bukan karena Deva sudah menjawabnya, karena Deva memilih untuk tidak menjawab pertanyaan Anila sama sekali saat itu. Deva memilih diam dan mengecup bibir Anila sebelum menunggu Anila keluar dari mobilnya saat itu. Entah apa yang bisa Anila simpulkan sekarang, Anila cukup bingung untuk menemukan jawabannya kalau hanya dengan melihat perilaku Deva yang sekarang. Jadi Anila memilih untuk tidak mau ambil pusing lagi dengan membiarkan semua berjalan sesuai takdir. Lagi pula, bukankah Anila sendiri yang mengatakan kalau hubungan mereka ini adalah hubungan tanpa ikatan. Jadi kalaupun Deva pada akhirnya memilih balik bersama Davina, Anila bisa apa selain menerima keputusan Deva itu. "Woi La, bengong aja lo," Diva mengibaskan tangannya di depan wajah Anila yang terlihat bengong dan kosong. Anila menyesap minumannya lalu memanyunkan bibirnya. "Gue hanya lagi banyak pikiran, makanya bengong." Balas Anila. Saat ini Anila sedang janjian bertemu dengan Diva, Deva dan Divo. Sekarang hanya Diva dan dia saja yang baru sampai di tempat mereka janjian bertemu. Dia dan Diva sekarang sedang menunggu Deva dan Divo yang katanya sudah dalam perjalanan menuju café tempat mereka janjian untuk bertemu sore ini. Sejak kecil sebenarnya Anila juga dekat dengan Divo dan Diva, kembaran Deva. Tapi entah kenapa hanya dengan Deva Anila bisa bersahabat. Mungkin karena Anila bisa merasa klop dan lengkap bersama Deva saja, begitu juga sebaliknya dengan Deva yang merasa lengkap dan klop bersama Anila. Jadla mereka bersahabat sampai sekarang. Berbicara tentang persahabatan Anila dan Deva, Anila dan Deva sebenarnya sering berantem walaupun itu hanya untuk lucu-lucuan. Keduanya juga selalu bertingkah seperti tidak peduli satu sama lain. Anila dan Deva juga jarang membuat moment manis seperti orang-orang yang bersahabat lainnya. Tapi jangan tanya siapa yang paling khawatir kalau Deva atau Anila sakit karena jawabannya adalah Anila atau Deva sendiri. Siapa yang rela dihukum karena terlambat hanya demi membeli soft*x untuk Anila, jawabannya adalah Deva. Yang rela matanya bengkak karena menangis seharian setelah tau Deva mengalami kecelakaan kecil, orang itu adalah Anila. Bahkan keduanya pernah berantem dengan orang lain hanya karena salah satu mereka diejek atau disakiti oleh orang lain itu. Ada suatu kejadian yang sangat diingat Anila ketika dia membela Deva habis-habisan. Saat itu mereka masih SMA kelas X, berawal dari Anila yang tengah berada dalam salah satu bilik kamar mandi perempuan sekolahan mereka, ketika itu ada dua orang cewek yang paling eksis di SMA-nya menggosipi Deva gay. Gosip itu beredar karena sewaktu Deva SMA, Deva bukanlah pria yang b******k seperti sekarang ini, Deva hanya berteman dengan sesama cowok. Mungkin itulah alasan gosip gay itu muncul, tapi mendengarnya langsung seperti saat itu membuat Anila mengamuk dan langsung menyerang dua anak itu. Anila tidak segan-segan membuat mereka lecet. Karena ulahnya itu, Anila diskors oleh pihak sekolah. Kalaupun Deva gay, dia tidak sepicik itu untuk langsung menjauhi Deva. Berbeda dengan Anila, Deva selalu berhasil menghajar setiap cowok b******k yang mempermainkan Anila. Deva bahkan selalu mengancam setiap pria yang sedang melakukan pendekatan pada Anila. Deva membuat mereka berjanji untuk tidak menyakiti Anila. Deva selalu berusaha menjauhkan Anila dari laki-laki yang berpotensi menyakitinya. Makanya Deva sangat terkejut saat Deva tau kalau Anila menyukainya. Bukankah secara tidak langsung dia sudah menyakiti Anila dengan Deva memilih bersama Davina saat itu?. Itulah salah satu alasan Deva yang sebenarnya, makanya dia memilih menjauhi Anila. Deva ingin memastikan Anila tidak berharap banyak padanya yang nanti pada akhirnya akan membuat Anila semakin terluka. tapi sepertinya pilihannya untuk menjauhi Anila, sangat salah waktu itu. Dengan dia menjauhi Anila, dia tidak bisa lagi menjaga Anila yang dia tau sangat ceroboh. Buktinya, tidak berselang lama setelah dia benar-benar menjauhi Anila, Anila mengalami kecelakaan mobil. Beruntung kecelakaan out tidak berefek besar pada Anila. Meski begitu dia tetap menyalahkan dirinya ketika Anila mengalami kecelakaan. *** "Ihhhh Anila, gue dari tadi ngomong lo pasti nggak dengarkan," kata Diva kesal sambil merengut. "Sorry Div, gue benar-benar nggak bisa konsen." Anila meringis kecil. "Ya iya lo nggak konsen, mikirin Deva kan lo!. Heran gue lo bisa betah ama tuh orang, udah nggak kebaca, nggak keprediksi pula. Gue yakin hanya lo doang yang betah dekat dia. Mantannya dia aja nggak betah ama dia," ucap Diva dengan sadisnya. "Bicara soal mantan Deva, kemaren gue ketemu mantan dia di Grand Indonesia," kata Diva tiba-tiba mengingat dia tidak sengaja bertemu dengan sosok Davina di mall kemarin. Anila terdiam, dia sudah mencoba mangabaikan soal ini, tapi terima kasih buat Diva yang membuat perasaan dilemanya kembali muncul. "Iya gue tau," jawab Anila pelan. Diva membulatkan matanya saat mendengar jawaban Anila tadi. "Berarti Deva juga udah tau?, terus gimana tanggapannya?" tanya Diva terkejut. Wajar Davina penasaran dengan reaksi Deva mengingat bagaimana sensitifnya Deva dengan gadis yang bernama Davina itu. Sangat sensitf malahan, hingga mendengar namanya saja mampu membuat cowok itu menjadi badmood dan emosi. "Gue nggak tau dia udah tau atau nggak, Davina minta gue buat ngerahasiain kepulangannya dari Deva. Dia bilang dia mau bilang sendiri ke Deva," jawab Anila pelan, lalu menghela berat. "Terus elo setuju?, lo nggak cemburu?" tanya Diva to the point. "Cemburu?, kenapa gue harus cemburu?" tanya Anila langsung gugup. Anila terkejut, tidak menyangka kalau Diva tau tentang rasa sukanya pada Deva. Selain itu, meskipun Anila menyukai Deva, tapi Anila selalu mengutamakan kebahagiaan Deva daripada kebahagiannya. Kalau Davina adalah kebahagiaan Deva, maka Anila akan merelakan Deva untuk Davina. "Lo bukan Deva La yang sulit dibaca dan diprediksi. Lo memang bukan kembaran gue, tapi nggak sulit buat gue untuk tau perasaan lo," ejek Diva. Anila terdiam, dia tidak tau kalau perasaannya semudah itu untuk dibaca oleh seorang Diva. Anila kembali diam, mencoba merenung perkataan Diva tadi, dia tau kalau dia sebenarnya akan cemburu dengan keputusannya ini. Tapi dia bisa melakukan apa?. Awalnya saja, Anila sempat berniat ingin menyembunyikan soal kepulangan Davina sudah ke Indonesia. Tapi dia kembali berpikir soal kebahagiaan Deva. Lepas dari kondisi yang sekarang, dulu juga saat Davina baru jadian dengan Deva, Anila juga sempat merasa tidak rela. Anila tidak terima Deva membagi perhatiannya. Itulah kenapa Anila langsung mencari orang lain sebagai teman barunya untuk menunjukkan kepada Deva diapun bisa memiliki orang lain selain Deva. Anila memilih menghabiskan waktu dengan orang itu daripada Deva. Meski begitu, Anila tetap tidak rela Deva menjauhinya. Sampai akhirnya Anila tidak tahan lagi diabaikan Deva, Anila memaksa Deva untuk memilih antara dia dan Davina. Saat itu Deva memilih Davina yang membuat Anila mengamuk yang ternyata dibalas marah oleh Deva. Sejak saat itulah hubungan Anila dan Deva benar-benar hampir putus. Kalau waktu SMA itu saja Anila keberatan berbagi Deva dengan Davina, lalu bagaimana dengan sekarang?. Apakah dia mau berbagi lagi dengan Davinaa?. "Jadi gimana La, lo nggak mau berjuang. Tenang aja restu gue, bokap, nyokap ama Divo ditangan lo deh," kata Diva layaknya tukang iklan yang sedang promo. "Gue nggak yakin Div, gue takut dia ngejauhin gue lagi," jawab Anila lirih, dia memilih jujur pada Diva kali ini. Diva diam, dia bisa mengerti soal ketakutan Anila, dia cukup lama menjadi penonton keanehan hubungan dua orang ini. Tapi kalau boleh memilih, Diva lebih mendukung Deva bersama Anila. Sayangnya Deva malah berpacaran Davina. Diva sempat kecewa dengan pilihan Deva, tapi dia sadar kalau jodoh itu urusan Tuhan, makanya dia bisa menerima hubungan Deva dan Davina saat itu. Tapi tidak untuk sekarang, dia dan keluarganya akan menolak jika Deva memilih untuk balikan dengan Davina. "Tenang aja, dia nggak bakal ngajauhin lo kok. Dan lo penuhin aja permintaan rubah betina itu, lo nggak usah beritahu Deva kalau dia sudah pulang," usul Diva terlihat sedikit marah. "Nggak usah ngasih tau gue tentang kepulangan siapa?" tanya Deva yang tiba-tiba saja muncul bersama Divo.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN