Saat kubuka pintu kamar, terlihat suamiku sedang dalam posisi tiduran. Begitu melihatku masuk, lelaki itu malah membalikan badannya membelakangi diriku. Aku ikut merebahkan diri di sampingnya meskipun dia mengabaikanku. "Kamu marah, Mas?" tanyaku sambil memeluk tubuhnya dari belakang. "Jawab saja sendiri," sahutnya ketus. "Kamu laki-laki kok ngambekan sih, Mas, mana ada lelaki baperan begini," ucapku sambil mengelus dadanya. "Karena kamu bodoh." Mas Damar mencengkeram tanganku dan tidak membiarkan untuk menyentuh tubuhnya. "Kamu tidak mau tidur denganku malam ini? padahal istri ke-duamu itu udah berbaik hati membiarkan kita tidur bersama malam ini. Ya sudah, aku akan tidur dengan Nisa." Aku menghela nafas panjang, dan berpura-pura akan pergi ke kamar Nisa. Jika Mas Damar benar-b

