"Mas," ucapku sambil duduk di sisi ranjang, di sebelah kakinya. Aku tahu jika dia tidak sedang tidur. Mas Damar mengangkat tangannya dan membuka matanya. Tidak ada kata apapun yang terucap dari bibirnya, hanya memandangku dengan tatapan, entahlah. "Ibu menyuruh kamu untuk membujukku?" tanya lelaki itu sambil bangkit dan duduk di sebelahku. "Iya," jawabku pendek. "Dan kamu mengiyakan?" "Lalu aku harus bagaimana, Mas?" Aku balik bertanya. "Kamu rela aku menikah lagi dengan wanita lain?" Aku menjawab pertanyaan mas Damar dengan gelengan kepala. "Kamu rela aku berbagi perhatian dengan wanita lain?" tanyanya lagi. Aku masih menjawab pertanyaannya dengan gelengan kepala, mulutku terkunci, dadaku semakin sesak. Bagaimana bisa aku bisa membagi semua itu dengan wanita lain. Aku hanya ingin

