Past

1190 Kata
Evie, adik ku yang manis. Berwajah tanpa dosa tapi memiliki beribu rencana busuk. Jelmaan sempurna iblis berwajah malaikat. Dengan kejam menghancurkan keluarga bahagia hanya demi pria busuk yang mengincar perusahaan kami. Dia terbutakan perasaan cintanya atas dasar cinta dan dengki. Entah kebencian seperti apa yang mengendap di hatinya hingga tega menyakiti kami. Justine, pria yang mendekatiku sekaligus adikku. Mengadu kami dalam permainan cinta menyedihkan yang berlumuran darah orang tua kami. Sampah yang memiliki sifat ambisius yang menjijikkan. Dia berhasil menghasut adikku dengan rayuannya saat upayanya tidak mempan pada ku. Menfitnahku mencoba merayunya dan membuat drama seolah akulah yang berusaha mengambil keuntungan. Padahal waktu itu dia yang berusaha melecehkan diriku tapi dengan mudahnya ia membalik fakta. Membuat Evie membenciku dan bertekad menghancurkan diriku. Dua tahun yang lalu... Seorang gadis mati-matian melawan pria yang berada di atasnya. Pukulan, tendangan ia arahkan agar pria itu melepaskannya ,sayangnya ia gagal. "Lepaskan aku, Justine. Kau menjijikkan. " Cerry terus berteriak dan mendorong Justine agar tidak terus melecehkan dirinya. Cerry tidak menyangka jika Justine adalah pria seperti ini. "Aku tau kau juga tertarik padaku. Kita bisa menjalin hubungan dibelakang adikmu. " Pria sekuat Justine tidak mungkin dikalahkan oleh tenaga Cerry yang berusia lima tahun di bawahnya. "Kau gila! dia adikku dan tunanganmu! akh. " Justine masih keras kepala. "Jadi kenapa, yang membuat dadaku berdetak adalah dirimu." Brak! Pintu terjeplaj keras. Evie muncul dengan kobaran amarah. Justine terkejut dengan kedatangan Evie, dia langsung melempar tubuh setengah telanjang Cerry ke ranjang dan menfitnahnya. "Evie, dia merayuku... Aku sekarang dalam pengaruh obat yang dia masukkan ke dalam minumanku! " Justine bertingkah seolah tubuhnya kesakitan. Cerry tidak percaya jika Justine akan memfitnah dirinya seperti itu. "Itu bohong, dia yang berniat... " Plak! Cerry merasakan pipinya panas karena tamparan Evie. Mata hijaunya memandang tak percaya pada adik satu-satunya. Tanpa mendengar apapun, Evie mengadu pada Ayah dan Ibunya. Menceritakan kejadian yang tidak pernah terjadi. Dia menangis pada ayah dan ibu, membuat mereka mengusir Cerry karena marah. "Kakak merayu tunanganku dengan memberinya obat! " "Aku melihat sendiri kakak berusaha mencium Justine dan mereka hampir melakukannya. " Ibu Cerry merasa tidak percaya dengan ucapan Evie. Tapi kondisi Justine memang seperti orang yang terbius obat. Jadi Ibu Cerry hanya bisa diam. "Cerry mulai sekarang tinggallah bersama bibi Momo. Kami tidak ingin kau berbuat ulah jika berada di rumah ini lagi. " Malam itu, Justine tersenyum penuh kemenangan. Dia tidak hanya berhasil mengusir Cerry tapi juga merencanakan kecelakaan pesawat pribadi yang menewaskan kedua orangtua nya. Kesedihan Cerry membuat sosoknya menjadi penyendiri. Dia bahkan menolak keluar dari kamar. Pada saat Evie datang untuk menuduh Cerry, ternyata kondisi spikisnya seolah berusia anak-anak. Kini, dengan hadirnya Scott, Cerry bersumpah akan membalaskan dendam pada Justine dan adiknya yang manis. Membuat mereka merasakan dilempar ke luar dan tidak tidak berdaya. . . . Scott berkutat dengan laporan keuangan di kasino. Dia menyeringai melihat grafik presentasi keuntungan dari Kasino dan Club malam. "Ada undangan dari pengusaha muda, kalau tidak salah namanya Justine Wood. " Sebagai tangan kanannya John melaporkan apapun yang terjadi. Sama seperti Louis yang juga memilah proposal. Scott hanya melirik sekilas lalu kembali fokus pada apa yang ia lakukan sebelumnya. "Sepertinya tidak begitu penting? bukankah dia pemula. " John tahu benar jika Scott membenci pesta. Dia benci dikelilingi wanita serigala yang menginginkan hubungan satu malam. Louis yang sedari tadi diam juga tahu hal itu. "Benar ku rasa pesta yang mereka adakan karena merayakan kolaborasi antara perusahaan Kite dan Wood. '' Scott menyesap minuman di tangannya. Dia sangat enggan datang karena ingin melewatkan waktu dengan mainan barunya. Louis yang hafal tindak tanduk temannya mengerutkan keningnya. "Kau mempunyai mainan baru? " Scott tidak menjawab tapi hanya memutar-mutar glock di meja. Terlihat jelas mata biru gelap tajam itu menyimpan gairah. "Oh sial, kau menolak wanita seksi penghuni club kita, juga model sekaligus artis karena sudah bosan. Jadi jalang seperti apa mainan barumu, eh? " "Bukan jalang. Tapi peri yang masuk ke dalam jaring tangan iblisku. " "Boleh aku mencobanya? " tanya Louis main - main. "Kau harus melewati peluruku lebih dahulu. " Belum pernah ia melihat Scott sesensi ini. Jadi dia hanya mendecih. "Ck, seperti biasa kau b******n yang beruntung. " Scott berdiri karena pekerjaan yang mati - matian ia selesaikan sudah batas. Diikuti Louis yang enggan sendirian. "Aku pergi, aku merindukan mainanku. Kau tetap bersenang-senang di sini hingga membusuk bersama mereka. " "Aku akan ke atas, " ucap Louis. Scott dan Louis memandang sekumpulan wanita berpakaian minim bahkan ada yang hanya memakai lingerie. Semua untuk menarik perhatian dua iblis penguasa dunia hitam ini. "Ow, sebenarnya aku ingin berhenti. Tapi melewatkan kesenangan seperti ini akan membuatku serasa dikutuk. " "Yah teruslah membual sampai aku bosan dan meledakkan kepalamu. " Louis tertawa terbahak dan menarik tiba orang wanita menuju ruang VIP. Disini untuk bercinta tidak perlu ditempat tertutup. Para penjudi dan pencari kesenangan bebas asal tidak membuat keributan. Pelurunya lebih cepat bereaksi dari pada mulutnya ketika terjadi keributan di tempat mereka. . . . "Sweety... " Scott membuka pintu kamar yang sudah menghipnotis dirinya untuk masuk. Ternyata ranjang itu kosong. Ia sangat panik dan hampir berteriak sekaligus menghajar anak buahnya jika Cerry menghilang. Tapi suara percikan dari dalam kamar yang akhirnya melegakan pikirannya yang sempat meledak karena khawatir. "Cerry, kau di dalam? " "Cerry mandi, Daddy. " Teriak Cerry. Dalam hati ia membisikkan kata - kata agar Cerry masuk ke kamar mandi. Tapi suara percikan dari dalam kamar yang akhirnya melegakan pikirannya yang sempat meledak karena khawatir. "Cerry, kau di dalam? " "Cerry mandi, Daddy. " Teriak Cerry. Dalam hati ia membisikkan kata - kata agar Cerry masuk ke kamar mandi. 'Ayo Scott, datanglah dan terperangkap dalam jaring pesona yang sudah aku tebar. Tidak ada satupun makhluk adam yang bisa melewatkan pemandangan seperti ini.' "Boleh Daddy masuk? " Apel adam Scott bergerak naik turun. Dia sebenarnya menginginkan Cerry namun mengingat bagaimana dia pingsan dan demam, Scott jadi tidak tega. "Iya daddy ~" Cerry berhasil membuat Scott semakin tertarik padanya. Semua jaring pesona yang ia tebar secara pelan dan pasti menjerat Scott dalam kondisi yang tidak disadari pria itu. Scott dengan segera membuka bajunya dan meminjam kamar mandi Cerry begitu gadis itu selesai. Sekarang dia enggan berada di kamarnya sendiri. "Daddy... ingin mandi? Benar juga pasti Daddy gerah habis kerja? " tanya Cerry usai bibirnya dilepaskan Scott. "Apa kau ingin Daddy mandi? " Scott balik bertanya pada Cerry. Gadis itu tersenyum lebar. Dengan semangat ia mengangguk. "Cerry mau, Cerry suka Daddy yang wangi... " Cerry berusaha tampil semurni anak kecil. Tinggal menunggu waktu agar Scott bisa percaya sepenuhnya. padanya. Pada saat itu tiba, Cerry berniat menggunakan kekuasaan Scott untuk membalas dendam. "Baiklah, Daddy akan mandi sekarang. " Cerry pun bergerak keluar dari bathup. Dan Scott mulai mandi di shower. Mereka dibatasi kaca yang tebal yang memiliki gambar cantik. Seringai terbentuk di bibir Cerry. Scott tidak melihatnya karena gadis itu menunduk menyembunyikan seringainya. Seperti seorang artis kelas atas, Cerry mengubah ekspresinya dengan cepat. "Katakan padaku, apakah Ken pernah mandi bersamamu? " teriak Scott dari dalam. "Tidak pernah," jawab Cerry. Scott cukup lega mendengarnya. Dia pasti akan menghabisi Ken jika pernah melihat tubuh gadisnya. Di dunia ini tidak boleh ada yang melihat tubuh gadisnya kecuali dirinya. Tbc.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN