Bad.

1006 Kata
Hari sudah mulai menjelang siang. Scott masih memberi sabun pada rambut Cerry yang panjang dan tebal. "Daddy... daddy. " Rasa geli menggelitik Cerry yang polos. Ia sama sekali tidak tahu apa yang dilakukan Scott. Cerry bingung mengapa Scott meremas kepala dan rambutnya berkali-kali. Tapi dia tidak berani menolak karena takut. Dia yang terbiasa dipukul Ken jika menolak yang pria itu perintahkan membuatnya menjadi penurut dan tidak banyak protes. "Daddy rambutku sekarang jadi kusut semua? " "Aku penasaran apakah warna rambutmu asli jadi aku memberi shampo berkali - kali. Tidak baik jika mengecat rambut. Apa kamu mengerti?" Mata Scott penuh dengan kilatan yang membakar. Baru pertama ia melihat rambut secantik sekaligus sewangi ini. Ditambah sifat polos khas anak kecil tak ayal membangkitkan kecurigaan yang meledak gila - gilaan. "Ngh, aku, aku... " Cerry tidak bisa bilang jika dia tidak menyukainya tapi dia juga ingin daddy -nya berhenti karena pusing kepalanya dipijat terus. Dia sama sekali tidak mengecat rambut. "Katakan kau menyukainya?" tanya Scott. "Daddy... Kepala Cerry pusing. Cerry tidak ingin kepalaku dipegang- pegang Daddy lagi. " WTF... Scott memang curiga jika Cerry mengecat rambutnya karena warnanya tidak biasa. Akan tetapi setelah lama memberi shampo dan membasunya berkali - kali warna rambut Cerry sama sekali tidak berubah. Bearti kecurigaan pertamanya tidak terbukti. Oleh karena itu dia tidak memiliki alasan untuk memijat kepala Cerry lagi. Hanya saja ia perlu membujuk gadis ini agar tidak menangis. "Habis rambut Cerry sangat bagus. Daddy tidak pernah melihat rambut seindah ini. Apalagi harum. Memangnya apa yang Cerry pakai agar tetap harum? " Scott seolah menjadi serigala yang menggoda gadis berkudung merah untuk melakukan apa yang ia inginkan. Apa boleh buat baru kali ini ia menemukan mainan semanis ini. Terutama rambutnya, entah mengapa dia menjadi suka dengan rambut Cerry. "Ibu yang memberi shampo ~ Uda... Cerry mau selesai... " rengek Cerry. Dia merasa sudah kedinginan. Ditambah Scott yang memandikan dirinya tidak mau berhenti . "Iya, sabar Sweety, " perintah Scott. Pria itu tidak habis pikir bagaimana Cerry bisa begitu harum. Dia jadi ingin bersama Cerry dengan alasan memijat kepalanya. Dia sama sekali tidak memikirkan apakah Cerry sekarang sudah makan atau belum. Dia begitu penasaran dengan aroma yang menguar dari tubuh gadis di depannya. "Daddy... " tubuh Cerry menegang kala Scott mengendus rambutnya. Dia tidak bisa pura- pura menjadi anak kecil jika Scott terus seperti ini. "Daddy, Cerry sudah selesai bermain, Cerry ingin pergi tidur," tegas Cerry. Kondisi ini menerbitkan senyum Scott. "Boneka hidup yang menyenangkan," guman Scott. Sayangnya ia sudah tidak tahan untuk tidak melakukan sesuatu pada bonekanya. Tidak memperdulikan rengekan Cerry yang tidak ingin digendong, Scott meraih tubuhnya dan mengangkatnya ke kamar. Di kamar pria yang memiliki ketampanan Adonis itu mulai memikirkan sesuatu. Dia masih tidak percaya jika Cerry adalah gadis dengan keterbelakangan mental. Gadis itu terlalu bersih jika memiliki mental anak kecil. "Apa benar dia hanya gadis biasa yang memiliki keterbelakangan? " Semua tipu daya di dunia gelap dan bisnis tidak lagi menjadi hal asing bagi Scott. Jadi ia tidak akan heran jika Cerry juga melakukan hal serupa. Jadi ia masih memutuskan untuk tidak mempercayai Cerry. "Tidak, aku tidak boleh lengah sedikitpun. Berhati- hati jauh lebih baik dari pada aku menyesal di kemudian hari. " Itu adalah prinsip yang dia jaga dari dulu. Semua harus diwaspadai. Inilah salah satu prinsip yang membuatnya bertahan hingga kini. Musuhnya selalu mengintai dimanapun ia berada. Menurunkan kewaspadaan sama halnya dengan meminta kematian. Scoth meninggalkan Cerry yang ia buat pingsan. Kemudian ia mengambil semua barang Cerry. Dia mengobrak abriknya untuk menemukan barang yamg mencurigakan. Selama beberapa menit dia mencari tapi masih tidak menemukan apapun. Yang akhir nya membuat Scott kembali ke kamar di mana Cerry pingsan. "Baguslah kalau kau ternyata memang bukan mata - mata dari lawanku. Jika sampai kau adalah mata - mata maka aku tidak akan tinggal diam dan kau akan mendapatkan hukuman yang menyakitkan." Scott tetap mengawasi Cerry sambil memeriksa laporan dari Louis. Dia tidak ingin meninggalkan kamar ini agar tahu reaksi seperti apa yang akan Cerry berikan. "Bagaimana aku harus mengungkap takbir kebohongan dari Cerry. Lalu apakah Ken juga ikut andil dalam penipuan ini?" Ken yang menyerahkan Cerry pada Scott, jadi kemungkinan besar dia tahu takbir dari kejiwaan Cerry. Paranoid sudah menjadi bagian dari hidup Scott. Di dunia yang terang dan gelap tidak boleh ada kata lengah. Sehingga tidak mengherankan jika ada sifat paranoid. Ada banyak pengkhianatan demi uang. Ada banyak musuh yang juga mengincar. Tok. Tok. "Tuan, ini laporan dari tuan Louis dan John." Anak buahnya menyodorkan laporan itu. Akan tetapi dia melihat anak buahnya membawa makanan. Itu membuatnya penasaran. "Apa itu?" Tanya Scott. Anak buah Scott agak ragu untuk menjawab pertanyaan Scott. Tapi ia tidak bisa membiarkan gadis kecil itu kelaparan. "Saya membawa makanan untuk nona ini. Saya takut dia belum makan." Scott melihat ke arah jam, dan baru sadar jika sudah lewat jam makan siang. Dia jadi merasa bersalah membuat gadis ini basah basahan demi menguji kebenaran tentang sifat asli Cerry. "Kau boleh menaruhnya di sana. Satu lagi, pesankan makanan untuk Cerry." "Baik tuan." Scott melanjutkan memeriksa laporan yang baru datang. Semakin lama dia semakin jengkel karena jumlah laporan tidak berkurang. Akhirnya ia harus me menyelesaikan semua ini di kamar ini. "Di mana Louis saat aku butuhkan. Semua ini bisa membuatku gila." Scott tidak menyukai berkas yang berisi tulisan. Dia biasa menyerahkan semuanya pada John dan Louis. Namun memang ada yang tidak bisa diserahkan pada mereka berdua, salah satunya adalah transfer dana ke proyek ataupun ke penjual bahan baku industri. Atau pasokan untuk klub malam yang ia miliki. Semua pemasok minuman berkelas memiliki harga tersendiri dan mereka berkompensi untuk memberi harga paling murah tanpa merugi. Dan hanya Scott yang memiliki hak memilih siapa yang akan menjadi supliernya. "Ini akan memakan waktu yang lama." Selain itu, ada banyak tugas yang menunggunya. Memberi semua wanita malam yang bekerja di tempatnya tes HIV juga salah satu hal rutin yang ia lakukan. Dia tidak ingin pegawainya ada yang terjangkit virus mematikan dan menular itu. Tidak di club dan kasino miliknya. Dan memang itu adalah tugas yang tidak mudah, akan tetapo ia rela melakukannya. Tbc.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN