Kata ‘terakhir kali’ yang Ian sebut membuat hati Kara ngilu. Namun, gengsinya terlalu besar untuk mengakui masih ingin bertemu lagi dengan si gila itu. Ian mendekatkan kepalanya hingga akhirnya bibirnya berlabuh menemukan pasangannya. Ia menekannya sangat perlahan, seperti perawan dan perjaka baru pertama kali berciuman, menikmati aliran listrik yang mengalirkan percikan. Kara memejamkan mata. Otot-ototnya perlahan mengendur. Jantungnya berdetak cepat. Napasnya memburu. Tak dapat dipungkiri, ciuman Ian membuatnya melayang. Rasanya amat berbeda dengan ciuman-ciuman sebelumnya yang terkesan dipaksakan. Ian menggoda dengan belaian lidahnya yang basah. Kara tersentak membuka mulutnya. Ian tidak menyia-nyiakannya. Iamengulum, menghisap, dan menggigitnya sesekali penuh perasaan. Masih banya

