Bab 84

2196 Kata

Vania Dering ponsel membuat aku terbangun dari tidur. Padahal, ini baru jam tiga malam, siapa yang telepon di jam segini? Ketika hendak bangun, dadaku malah terasa sesak, ternyata Mas Bagas sedang memelukku erat. Tunggu, bukankah tadi Azka di tengah, aku sisi kiri, dan Mas Bagas kanan? Sejak kapan dia ada di sini? "Mama," sapa pria mungil yang sekarang tepat ada di depan wajahku. Dia tersenyum lembut. Senyuman yang baru aku lihat sampai dia sebesar ini. Apa yang membuatnya tersenyum begitu indah? "Iya, Sayang." Aku berusaha menjauhkan tangan Mas Bagas dari perutku, tapi tidak bisa. Tangan kekarnya terlalu kuat untuk tenagaku yang tidak sekuatnya. "Jangan bergerak, dia tersenyum karena melihat kita bersama," bisiknya dengan embusan napas mengenai telingaku. Tubuhku langsung merindin

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN