bc

Possessive Teacher

book_age16+
1.3K
IKUTI
20.2K
BACA
contract marriage
student
drama
bxg
like
intro-logo
Uraian

Ketika perjodohan merubah segalanya. Akibatnya Oh Ryhun dan Jung Sarah terpaksa menyiapkan diri untuk menikah. Sarah yang tidak pernah membayangkan hal ini harus mati-matian menahan kesal karena Ryhun tidak mempermasalahkan perjodohan ini. Bukan hanya itu saja, Sarah merasa hidupnya berubah saat Ryhun menjadi guru matematika di sekolahnya. Berbagai kelakuan konyol hingga tak disangka pun menerjang kehidupan mereka. Sampai mereka tidak sadar jika sudah jatuh ke pelukan masing-masing. Hingga suatu hari terbongkar alasan Ryhun menyetujui perjodohan ini dengan cuma-cuma. Hal itu membuat Sarah merasakan arti sakit hati sesungguhnya. Tak hanya itu, hadirnya orang ketiga membuat kehidupan percintaan mereka mulai goyah. Akankah percintaan antara guru dan murid itu tetap bertahan?

chap-preview
Pratinjau gratis
Guru Baru
"Udah lah Sar cowok kayak gitu gausa ditangisin." Ucap Jennie sembari mengusap rambut gue lembut. "Tega banget Vernon selingkuh sama Somin, gak nyangka gue." Ucap Blisa dengan wajah marahnya. Gue masih nangis di uks karena habis lihat Vernon pacar gue, ah ralat mantan gue selingkuh. Masa dia habis selingkuh sama Somin dan parahnya dia ciuman dikelas waktu sepi. Gue yang tau itu langsung mutusin dia. Dan sekarang berakhirlah gue di uks ditemani kedua sahabat gue, Jennie dan Blisa. "Gue lebih gak nyangka Vernon selingkuh dari gue hiks." Ucap gue disertai tangis sesenggukan. Jennie beralih mengusap punggung gue sesekali menghela nafas pelan. "Udah Sar cowok baik masih banyak diluar sana." Kata Blisa. "Kalau lo masih nangis gue panggil abang lo nih." Ucap Jennie membuat tangisan gue berhenti sejenak. "Jangan lah lo mau Vernon habis sama Bang Taeroy." "Ya mangkanya jangan nangis Sarah, udah lo mau apa gue traktir deh." Kata Blisa disertai senyum manis di wajahnya. "Gak." Balas gue singkat membuat mereka berdua langsung menghela nafas kasar. Brak Pintu uks terbuka keras membuat kita terlonjat kaget dan disana terlihat lelaki dengan nafas terengah-engah seperti habis berlari. "Sarah lo gapapa kan?" Teriak Bayu membuat Blisa yang disebelahnya menoyor kepala Bayu cukup keras. Lelaki tadi adalah sahabat gue juga, kita berteman dari kecil. Tentunya persahabatan kita masih terjalin hingga sekarang. "Udah gue gapapa kok Bay, gue udah lega sehabis nangis tadi." Ucap gue sembari membersihkan bekas air mata gue. Melihat itu Bayu langsung mendekat kearah gue dan mengusap kepala gue lembut. "Lupain semua pelan-pelan ya Sar, gue tau lo pasti kuat," Kata Bayu membuat gue mengangguk senang. Setidaknya rasa sakit yang gue rasakan bisa terobati dengan adanya sahabat gue disini. Mereka selalu ada di waktu gue senang maupun sedih. "Yaudah mending kita balik ke kelas katanya ada guru baru ganteng, kalian semua gamau lihat heh." Kata Bayu lagi membuat gue mengernyit heran. "Guru baru?" "Iya guru matematika yang lama udah pensiun dan sekarang digantiin sama guru baru. Lebih menariknya lagi nih gurunya itu ganteng." Ucap Bayu semangat. Gue menggelengkan kepala mendengar perkataan Bayu. Dia itu laki tapi kenapa pinter banget soal gosip. "Halah gak percaya gue." Ucap Blisa yang sedari tadi fokus dengan perkataan Bayu. "Lah dibilangin gak percaya, udah mending sekarang kita ke kelas. Bel pelajaran kan habis ini bunyi." Balas Bayu kesal. "Ya udah kalian duluan aja gue mau ke toilet bentar." "Kita antar ya." Ucap Jennie sambil menggandeng tangan gue. "Gausa kalian duluan aja gapapa." "Yaudah cepetan ke kelas ya kalo gitu." Jennie langsung melepaskan gandengannya dan berjalan keluar. Gue langsung ke kamar mandi dan temen gue langsung balik ke kelas. Setelah sampai gue langsung basuh muka gue biar gak kelihatan habis nangis. Gue membenahi tatanan rambut gue dan saat semua sudah selesai gue keluar dan balik ke kelas karena bel akan bunyi. Waktu keluar dari kamar mandi gak sengaja gue menubruk sesuatu hingga membuat gue oleng dan terjatuh. Bruk Gue meringis kesakitan saat melihat tangan gue lecet. Kenapa gue gak hati-hati sampai menabrak sesuatu hingga membuat tangan gue berdarah. Gue masih menunduk serta meniup tangan gue yang terluka. "Astaga sakit banget ini." Ucap gue masih setia melihat keadaan tangan gue. "Kamu gapapa?" Terdengar suara berat yang berasal dari hadapan gue. Langsung saja gue melihat keatas dan betapa kagetnya gue melihat lelaki tampan yang ada di depan gue. "Kamu gapapa kan?" Tanya dia lagi sembari mengulurkan tangannya berniat membantu gue tetapi gue masih diam memandangi ciptaan Tuhan yang begitu sempurna. Gue masih menjelajahi wajahnya, dari rambut hingga rahangnya. Tapi lamunan gue buyar saat lelaki ini menarik tangannya dari hadapan gue. "Maaf saya harus duluan, kamu bisa bangun sendiri kan?" Kata lelaki itu sembari beranjak dari hadapan gue. Detik selanjutnya gue langsung berdecak sebal, kenapa tadi gue gak menerima uluran tangannya malah bengong sendiri. Tapi di pikir-pikir lelaki tadi siapa ya, apa dia murid baru atau wali murid atau jodoh yang diberikan Tuhan? Kring Bunyi bel pelajaran menyadarkan lamunan gue, langsung saja gue bangkit dan berjalan menuju kelas. Gara-gara memikirkan lelaki itu gue sampai lupa kalo habis ini matematika. Dengan langkah cepat gue menyusuri koridor kelas berharap gue sampai duluan dari guru matematika yang baru. Tapi gue mulai berjalan pelan saat merasakan nyeri pada tangan gue. Setelah dipikir-pikir hari ini gue apes banget. Hal itu membuat mood belajar gue hilang. Apa hari ini gue bolos aja ya. Tapi kalau gue bolos nanti gue ketinggalan pelajaran dong. Nanti gue bodoh. Terus waktu ulangan gue gabisa dan hasilnya pasti jelek. Pasti nanti gue dimarahi Mama. Ah yaudah gue putuskan. Buat bolos aja hehe. Sekali-kali siswi teladan kayak gue bolos, lagian gue pingin bebas hari ini. Daripada gue gak fokus pelajaran mending gue ke kantin. Gue membelokkan kaki gue dan mengarah ke kantin. Saat udah sampai di kantin langsung saja gue pesan makanan. "Te nasi satu ya lauknya ayam goreng aja, sambelnya banyakin soalnya saya habis putus. Nanti saya maunya makan sambil nangis Te." ucap gue ke Tante penjaga stan kantin dengan candaan kecil. "Kok kamu jadi curhat sih." balasnya membuat gue terkekeh. "Oh ya sama es jeruk satu Te." kata gue sembari mengeluarkan uang untuk membayar semuanya. Tante kantin mengacungkan jempol sebagai balasan dari permintaan gue dan gue langsung duduk menunggu makanan datang. "Woi!" gue tersentak kaget saat ada yang menepuk pundak gue. Langsung saja gue menoleh dan mendapati teman lelaki gue yang sudah duduk disamping gue. "Mingyu?" Gue menatap heran lelaki disamping gue ini. "Heh biasa aja dong ngelihat gue, kayak ngelihat setan aja.” ucap Mingyu dengan tampolan yang sudah bersarang di wajah gue. Mau aja gue mengumpat ke Mingyu tapi Tante kantin tiba-tiba datang dan meletakkan makan dan minum yang gue pesan tadi. "Makasih," ucap gue dengan senyuman dan dibalas anggukan Tante kantin. Tapi senyuman gue luntur saat Minyu dengan lancangnya minum es jeruk gue hingga seperempat. "Kok lo minum punya gue sih." "Sekali-kali lah Sar lagian gue gak bawa uang." ucap Mingyu dengan wajah tanpa dosanya. "Dasar miskin." balas gue sembarangan membuat Mingyu berdecak sebal. "Sembarangan kalau ngomong." Mingyu meminum es jeruk gue lagi hingga habis. Gue hanya menatap Mingyu sebal dan mulai makan nasi ayam yang ada dihadapan gue. "Lagian kenapa sih lo minum kayak orang kesetanan gitu." "Gue capek habis kena hukuman." balas Mingyu dengan muka yang ditekuk membuat gue ingin tertawa. "Emang lo habis melakukan kriminalitas apa lagi?" kata gue masih menahan tawa yang ingin meledak. Tapi gue tahan karena gak tega liat mukanya yang udah berantakan. "Gue tadi bolos pelajaran matematika terus gue dihukum. Kan gue kira guru barunya ga jahat, eh tau-taunya mirip setan." kesal Mingyu. Gue mengangguk mendengarkan keluh kesah Mingyu. "Oh terus," ucap gue yang ingin tau kelanjutannya. "Ya gue tadi bolos ke kantin buat makan. Tapi gue ketahuan karena guru baru itu ngabsen murid satu-satu." sahut Mingyu membuat gue terkekeh pelan. "Oh terus lo diapain lagi.” kata gue masih belum puas. "Ya terus gue tadi disuruh bersihin kamar mandi dan lo tau kan gimana kotornya kamar mandi kaum adam. Udah deh gue males berurusan sama guru baru itu lagi, udah satu kali aja gue buat masalah." kata Mingyu membuat otak gue sedikit bekerja. Detik selanjutnya gue baru menyadari kalau sekarang gue lagi bolos di jam pelajarannya. "Lo barusan cerita guru baru yang ngajar matematika?" tanya gue meyakinkan pemikiran gue, Mingyu langsung mengangguk cepat mendengarnya. "Iya kan tadi gue bilang kalo gue dihukum sama- Woi lo mau kemana?" ucapan Mingyu terpotong saat melihat gue sudah  lari dari hadapannya. Teriakan Mingyu gak gue hiraukan dan gue makin mempercepat langkah gue menuju kelas. Gue berharap semoga guru baru itu berbaik hati dan mau memaafkan kenakalan gue. Waktu gue udah sampai di depan kelas, gue berhenti sejenak menetralkan nafas gue. Ketika nafas gue sudah teratur, langsung saja gue memberanikan diri untuk masuk. Tok tok tok Suara ketukan pintu membuat seluruh perhatian tertuju ke arah gue. Langsung saja gue masuk dengan hormat dan mengeluarkan perkataan yang sopan. "Permisi Pak." Seketika guru baru yang memunggungi gue tadi langsung berbalik melihat ke arah gue. Loh itu kan lelaki tampan yang barusan menabrak gue tadi. Astaga jangan bilang itu... "Wow hebat, saya baru masuk di kelas ini dan kamu sudah membolos." kata guru baru itu sembari menepuk tangannya. Gue melihat ke arah sekitar kelas dan suasananya sepi sekaligus tegang. Detik selanjutnya gue mencoba mencari alasan agar tidak dihukum. "Ekhm begini, oh iya Bapak kan tadi sudah membuat anu saya lecet. Tapi Bapak tidak bertanggung jawab jadi saya ke uks tadi Pak." ucap gue tiba-tiba saat ingat guru baru ini telah menabrak gue tadi. Hal itu gue manfaatkan dan sebagai tameng agar tidak di hukum. Tapi akibat ucapan gue barusan membuat suasana kelas menjadi ramai akibat bisikan teman-teman gue. Gak sengaja gue melihat ke Bayu yang sudah menutup mulutnya dan mengeluarkan ekspresi kaget. Sementara itu guru baru di depan gue ini sudah menatap gue tajam. Apa barusan gue salah bicara? "Jangan banyak alasan, saya tau tadi kamu ke kantin! Dan perbaiki perkataan kamu barusan yang ambigu." ucap guru baru itu tegas membuat gue menundukkan kepala dan mengumpat dalam hati. "Sekarang kamu bersihkan kamar mandi sampai pelajaran saya selesai. Dan sehabis pulang sekolah temui saya di ruang guru." tegas guru baru itu membuat gue mendengus kesal dan meninggalkan kelas ini dengan berat hati. Melihat perlakuan guru baru tadi membuat gue menarik pujian kalau dia tampan. Memang dia tampan tapi tidak dengan sifatnya, ingin rasanya gue mencabik-cabik muka tampannya itu. Tapi apadaya, dia guru gue.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Hate You But Miss You

read
1.5M
bc

Perfect Honeymoon (Indonesia)

read
29.6M
bc

Dear Pak Dosen

read
434.2K
bc

Daddy Bumi, I Love You

read
36.0K
bc

Daddy Next Door

read
232.4K
bc

SEXRETARY

read
2.3M
bc

Touch The Cold Boss

read
242.0K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook