suara gemuruh orang yang berlalu lalang mengusik gadis kecil yang sedang tidur didalam kamar asrama, ia sangat terganggu dan terbangun dari tidurnya, ia membuka mata dan mulai tersadar bahwa ia sudah terlambat untuk menunaikan sholat jamaah, ia segera berdiri dan berjalan menuju ke almari untuk mengambil mukena, setelah itu ia mengambil wudhu terlebih dahulu sebelum menuju kemasjid untuk menunaikan sholat subuh berjama'ah.
Gadis itu benama Annisa Anastasya, umur sekitar 17 tahun itu langsung berlari menuju masjid terdekat yang sudah dipenuhi banyak santriwati yang akan segera menunaikan sholat subuh berjama'ah.
"kenapa tidak bangunin aku fa?" Annisa berbicara dengan nafa teman sekaligus sahabat satu kamarnya.
Nafa Fitriyani berumur 17 tahun, ia sahabat Annisa di pesantren dan sekolah, Nafa bertubuh tinggi dan badan berisi. ya bisa di bilang agak gemuk. namun walaupun ia gemuk tapi jangan salah, ia memiliki wajah sangat manis. Nafa sangat baik kepada annisa, ia sudah menganggap Annisa bukan hanya sekedar sahabat tapi juga seperti saudara sendiri, karena Annisa banyak yang menyukainya termasuk Nafa.
"kamu itu tidur apa mati sih nis! udah dibangunin dari tadi masih aja molor!" serunya dengan nada kesal.
" ya maaf namanya juga gak denger" senyumnya. akhirnya iqomah pun berkumandang, mereka segera menunaikan sholat berjama'ah.
setelah sholat mereka semua santriwan dan santriwati menjalankan rutinitas pesantren seperti mengikuti hafalan Alquran dan kitab. semua santri sudah memiliki jadwal masing-masing untuk mengikuti pelajarannya layaknya seperti disekolah, namun dipesantren sangat disiplin, telat hanya sedikit saja akan mendapatkan takzir. namun tetap saja ada yang melanggar tata tertib pesantren. mereka semua segera berhamburan menuju ke aula untuk segera mengaji.
pagi ini jadwal santriwati bersama Gus Hasan yang biasanya mengajar kitab.
"fa ayo buruan nanti ketinggalan" ajak Annisa.
"bentar nis baru benerin kerudung aku" seru nafa.
" udah belum? buruan nanti kena takzir loh" seru Annisa.
" iya ya, udah ayo" ajak Nafa.
mereka segera bergegas menuju ke aula yang sudah banyak santriwati memperhatikan Gus Hasan yang sedang membaca kitab. ketika Nafa dan annisa akan duduk bersebelahan dengan santriwati lainya dan mulai membuka kitab yang sedang dibaca oleh Gus Hasan. Namun tiba- tiba Nafa dan Annisa di panggil Gus Hasan untuk maju kedepan. Gus hasan menatap dua gadis yang datang terlambat tanpa meminta maaf kepada Gus Hasan atas kesalahan mereka, Nafa dan Annisa hanya bisa menunduk kepalanya.
" dari mana kalian?" tanya Gus hasan.
" kenapa tidak mengucapkan salam " ucap Gus hasan lagi.
ketegangan mulai terasa didalam aula tersebut, Nafa dan annisa hanya menunduk tidak berani menatap Gus hasan, karena Nafa dan Annisa merasa bersalah atas kesalahan yang mereka buat. kedua gadis itu tak menjawab hanya terdiam dan mendengarkan apa yang diucapkan Gus hasan.
" apa kalian tidak tau adab ketika terlambat?" tanya Gus hasan dengan nada kesal karena tak mendapatkan jawaban dari kedua gadis itu.
" kalau begitu kalian segera bertemu dengan ustadzah Lala" kata Gus hasan pelan.
tanpa menunggu perintah kedua kali dari Gus hasan mereka segera menuju kedalem menemui ustadzah Lala. sedangkan santriwati lain hanya terdiam melihat insiden tersebut, Gus hasan memulai kegiatan mengajarnya kembali.
sesaat dalam perjalanan ke dalem, Nafa dan Annisa masih merasakan ketegangan di aula, mereka berdua berjalan tanpa bersuara.
" maafkan aku ya nis" ucap Nafa lirih.
" iya " jawab annisa singkat.
"kamu marah ya nis?" tanya Nafa lagi.
" kalau aku marah nanti jadi temannya setan" ucap Annisa asal. Nafa hanya tersenyum kecut.
ustadzah Lala adalah pengurus di asrama santriwati. Lala Raudhatul Khusna umur 27 tahun bertubuh tinggi, cantik dan berkulit sawo matang. lala adalah putra kedua dari kyai usman dan nyai rahmawati namun belum menikah. ia menjadi seorang guru sekolah MAN tempat sekolah Annisa dan Nafa.
pesantren Al-Rasyid memiliki banyak peraturan. telat sholat jama'ah, telat pulang sekolah, kabur dari pesantren, membawa handphone tanpa ijin dan masih banyak lagi, salah satunya telat mengaji. seperti Annisa dan nafa yang akan menerima hukuman karena terlamabat datang mengaji dengan Gus hasan.
siapapun yang tidak mengikuti kegiatan dan aturan maka akan di kenakan takzir. itu adalah sebagai hukuman bagi santri - santri yang tidak menaati peraturan dipesantren.
" bagaimana ini nis, pasti kita bakalan kena takzir? tanya nafa.
" mau bagaimana lagi, kamu sih dari tadi lama banget cuman pakai kerudung aja lamanya kaya mau ke Hongkong!" keselnya.
" ya maaf, hehehe" jawabnya.
" ya udah kita kesana" jawab annisa.
setelah mereka sampai di depan pintu dalem, mereka segera masuk dan menemui ustadzah Lala.
" assalamualaikum. . . " ucap mereka berdua.
"walaikumsalam. . . ada apa mbk, bisa ustadzah bantu?"jawab ustadzah Lala berjalan mendekati mereka berdua. Annisa dan Nafa langsung bersalaman dengan ustadzah Lala sebagai menghormatinya.
" maaf ustadzah tadi saya disuruh kesini sama Gus hasan untuk menemui panjenengan" jawab Annisa.
"ada apa mbak kok kalian disuruh kesini oleh Gus hasan?" tanya ustadzah Lala.
" tadi kami terlamat ustadzah" jawab nafa lirih.
"kenapa bisa terlambat mbak?" tanya ustadzah Lala heran.
memang peraturan Gus hasan kalau terlambat 1 menit pun tidak ada toleransi bagi yang terlambat.
mereka tak mampu menjawab pertanyaan ustadzah Lala, mereka merasa malu karna masalah sepele yang membuat mereka terlambat dan mereka hanya mampu menundukkan kepalanya.
" baiklah kalau kalian tidak mau menjawab, sekarang kalian ikut saya" seru ustadzah Lala.
akhirnya mereka berjalan mengikuti ustadzah dari belakang sampai tiba di tempat yang agak gelap karna lampu belum dinyalakan. kemudian ustadzah Lala segera menyalakan lampu.
"wah kok digudang sih" batin Nafa mengeluh.
akhirnya mereka masuk, " kalian bisa bersihin tempat ini sampai bersih ya, lain kali jangan sampai telat lagi, kalian mengerti mbak" seru ustadzah Lala, di jawab dengan anggukan mereka berdua.
" nggih ustadzah" jawab mereka burdua.
" ya udah kalau begitu saya tinggal ya" seru ustadzah. kemudian ustadzah Lala melangkah pergi.
" gara - gara kamu sih jadi suruh bersihin gudang kan!" Annisa dengan suara sebel.
" ya maaf lah nis, ya hitung-hitung kita olahraga ya ya" jawab Nafa dengan suara menyesal.
" hemmm. . . " jawab Annisa malas.
mereka segera menyelesaikan hukuman membersihkan gudang belakang dalem, Annisa berinisiatif untuk membagi tugas agar cepat selesai.
" fa, kamu di sebelah sana ya, dan aku di sebelah sini" kata Annisa.
" ok" jawab Nafa.
Tampa menunggu lama mereka bergegas bersih - bersih gudang yang sudah dibagi tadi. tanpa terasa kedua perempuan itu akhirnya dapat menyelesaikan hukumannya.
"akhirnya selesai juga, duh capek ternyata ya nis" ucap nafa terduduk lemas.
" Alhamdulillah selesai, kata siapa tidak capek fa?" jawab Annisa asal.
" ya aku pikir engak capek heheh. . ." jawab Nafa sambil memperlihatkan deretan giginya.
" yah untung aja hari ini libur sekolah, coba kalau berangkat mungkin udah terlambat kita" kata Annisa.
" iya nis, tapi kan kita masih ada tugas buat nanti nis" jawab Nafa dengan nada lesu.
" tugas apa fa?" jawab Annisa. Tampa menunggu lama Nafa langsung menyubit pipi Annisa yang cubby.
" aduhh. . . sakit fa, kenapa sih kamu cubit pipiku yang cantik ini" jawab annisa dengan gelak tawa.
" idihhh pede banget kamu nis, tapi bener sih kamu cantik tapi kalau dilihat dari belakang " jawab Nafa dengan gelak tawanya.
" awas kamu ya" jawab Annisa sambil berlari mengejar Nafa keluar dari gudang.
" ampun nis ampun" tawa Nafa memohon agar tidak menggelitiknya.
mereka pun berjalan beriringan dan membahas tugas yang akan di kerjakan.
" apa kamu lupa tugas kelompok dari Bu marisa kemaren??" tanya Nafa.
" asstaghfiruallah kok aku lupa" jawab Annisa yang menepuk jidatnya.
"emang kapan kumpulinnya fa?" tanya Annisa.
" besok hari Selasa nis" jawab Nafa.
mereka pun mulai berjalan menuju asrama santriwati dan istirahat sejenak untuk menghilangkan letih. mereka lalu duduk di depan kamar mereka.
"emang kamu udah kerjaiin fa?" tanya Annisa.
"belum he he he " jawab Nafa.
"nanti barengan ya ngerjaiin ya, soalnya aku gak bisa kimia" ucap Nafa lagi.
"hemm" jawab Annisa malas.
bersambung. . .