2

1533 Kata
Malam telah tiba, Adam terus memegang kaset yang diberikan oleh om Irfan. Dia ingin sekali menonton video itu tapi dia tidak punya dvd di kamarnya. Ini akan menjadi malam yang sulit. Tak sengaja dia melihat laptopnya yang tertutup rapat dan dipajang di atas meja belajar. Adam memukul jidatnya pelan. Betapa bodohnya dia ketika dia melihat laptop dan dengan keras kepala dia ingin menonton di dvd. Adam menyalakan laptopnya dan memasukkan cd itu di dalam disk player. Dia menunggu beberapa menit karena loading. Tak beberapa lama, video itu pun mulai. Terlihat Om Irfan dan Alexandra yang sedang duduk berhadapan. Dengan senyum yang selalu terpajang di wajah Alexandra yang selalu membuat wajahnya menjadi sangat cantik. "Hai Alexandra." "Hai." "Bagaimana kabarmu hari ini?" "Sangat baik. Terima kasih." Adam yang melihat senyuman dari Alexandra langsung menunduk dan menggeleng pelan. Adam melanjutkan videonya lagi. "Jadi... apakah kamu senang menjadi pemburu hantu?" "Ya... saya sangat senang dengan pekerjaanku sebagai ghost hunter. Saya bisa membantu orang yang membutuhkan bantuan saya dan teman-teman saya." "Oh.. itu sangat bagus. Tapi apa yang akan terjadi jika kamu gagal menjalankan misimu? Maksudnya apakah yang akan terjadi?" "Hmmm.... semua yang akan terjadi, kami sepenuhnya sudah siap. Kehilangan nyawa pun kami sudah siap." "Apakah yang kamu rasakan ketika kamu pertama kali menangkap para hantu-hantu itu?" "Haha... rasa takut dan gugup tentu yang aku dan teman-teman rasakan. Tapi dengan kerja sama dan doa sebelum beraksi, kami bisa mengatasi semua ketakutan itu." "Apa pengalaman terseram ketika kamu menjalankan aksimu?" Alexandra tertawa kecil. "Haha.. ketika pertama penelusuran kami yaitu disekolah kami." "Haha.. baiklah. Okay, misalnya kalau kamu gagal dengan misimu ini dan maaf kamu meninggal, apakah kamu mau seseorang untuk melanjutkan pemburuanmu?" Alexandra mengangguk. "Tentu saja. Dia adalah orang terdekatku. Dia sangat dekat denganku." "Apakah itu cowok atau cewek?" "Cowok." "Apakah dia sangat dekat dengan anda sehingga anda sangat yakin kalau dia akan melanjutkannya?" "Ya tentu saja. Dia sudah saya anggap sebagai adik saya sendiri." Om Irfan mengangguk lalu mengakhiri interviewnya dengan Alexandra. "Baik. Okay, terima kasih Alexandra sudah menyempatkan hadir dalam interview ini." Ucap om Irfan lalu menjabat tangan Alexandra. Video selesai. Adam merasa sangat sedih. Senyuman sempat dia keluarkan ketika dia melihat senyuman dari Alexandra dalam interviewnya tersebut walaupun senyumannya itu sekilas. Adam menundukkan kepalanya lalu mengeluarkan kaset dari disk player. Dia menyimpan kaset itu didalam tempat kaset dan menyimpannya di laci tempat dia menyimpan barang pribadinya. *** "Den... den Adam.. bangun!" Bibi Fana mengguncang tubuh Adam perlahan. Adam bergumam dan menguap. Dia membuka matanya perlahan lalu duduk. Kepalanya terasa sangat pusing saat ini. Dia merasakan panas di tubuhnya. Wajahnya juga tampak pucat. Bibi Fana memegang dahi Adam. Dia kaget ketika dahi Adam sangat panas. Dia langsung keluar untuk memanggil Ashlyn untuk melihat keadaan Adam. Ashlyn masuk dengan wajah khawatir. Dia memegang dahinya Adam lalu memeluknya. "Bi.. tolong telepon Dr.James." Ucap Ashlyn yang dijawab dengan anggukan dari bibi Fana. "Kamu kenapa bisa seperti ini?" Tanya Ashlyn khawatir. Adam hanya menggeleng. Dia tidak bisa menjelaskan semuanya dengan nuansa hati yang seperti ini. Dia memilih diam daripada mendapatkan ceramah dari mamanya itu. Adam masuk ke kamar mandi dan mandi. Tak beberapa lama kemudian, Adam merebahkan tubuhnya di ranjangnya yang berukuran king size itu. Dia menunggu Dr. James datang. Sudah 25 kali Adam jatuh sakit dalam 2 tahun terakhir karena memikirkan Alexandra dan kecapekan. Dia masih belum bisa menerima Alexandra meninggal. Dia belum siap dengan semuanya. 5 tahun yang lalu papanya meninggal karena kecelakaan dan itu masih menyisahkan luka di hati Adam, ditambah lagi Alexandra yang meninggal karena terkena virus berbahaya ketika dia melakukan misinya di rumah sakit angker di daerah Bandung. Semuanya membuat hati Adam teriris ketika mengingatnya. Tak beberapa lama kemudian, Dr.James dan Ashlyn memasuki kamar Adam. Pada saat itu Adam sedang tertidur dan dia tidak merasakan apa-apa ketika disuntik. "Tenang saja Ashlyn.. Adam hanya kecapekan dan membutuhkan istirahat. Untuk saat ini biarkan dia izin dulu selama 2 sampai 4 hari. Ini saya kasih resep dan surat izin dari dokter yang sudah saya tulis tadi." Jelas Dr.James yang memberikan resep obat dan surat izin yang dia tulis karena dia tau kalau Adam sakit karena Alexandra. "Terima kasih James.." Ucap Ashlyn kepada Dr.James dan mereka keluar bersama dari kamar Adam. Lampu tidak lupa Ashlyn matikan. Dia tidak tahu kalau Adam sangat benci kegelapan. Menurut Adam, gelap itu akan terus membuatnya sengsara. Banyak mata yang menatapnya ketika gelap. Mata tajam yang penuh dengan dendam. *** Matahari pagi menusuk mata Adam yang sedang tertidur lelap. Adam beranjak bangun dari tempat tidurnya. Kepalanya sangat pusing. Ketika hendak masuk ke dalam kamar mandi, Adam langsung kaget ketika melihat nenek tua yang dia lihat dikelasnya beberapa hari lalu. Adam mundur beberapa langkah untuk menghindar dari nenek tua ini. Wajahnya hancur dan tubuhnya juga hanya menyisakan tulang di belakang. Adam ingin sekali berteriak tetapi tidak bisa. Mulutnya seperti terisolasi. Nenek tua itu terus mengikuti Adam sampai dia tidak bisa bergerak lagi karena dia sudah sampai dipojokan kamarnya. Adam menutup matanya. Helaan nafas dari nenek itu terus terasa di kulit Adam sampai helaan nafas itu sangat dekat dan menembus kulit Adam. Adam tidak berani membuka matanya. Helaan nafas yang bau itu semakin menusuk hidung dan kulit Adam. Adam berdoa dalam hati. Ingin sekali dia berteriak tapi tetap saja tidak bisa. Tak beberapa lama kemudian helaan nafas itu sudah tidak ada. Adam membuka matanya perlahan. Betapa kagetnya dia ketika.... "KAU HARUS MATI!!!!!!!!!" Teriak nenek itu yang langsung membuat Adam jatuh dan kejang-kejang. Adam mengerang dan terus berteriak "Matilah kau!!" Ashlyn langsung masuk ke kamar Adam bersama bibi Fana dan pak Muklis. Ashlyn berteriak histeris sedangkan pak Muklis memegang tubuh Adam dan berusaha menyadarkannya. "Den Adam... den..!!! Sadar Den!!" Teriak pak Muklis di telinga Adam. "MATILAH KAU!!!!!!" Teriak Adam yang dirasuki oleh nenek tua itu. Adam terus kejang-kejang dan memberontak. Pak Muklis terus mengguncang tubuh Adam. "Adam.. istighfar sayang... istigfar.." Ucap Ashlyn. Nenek yang merasuki tubuh Adam itu langsung menarik rambut Ashlyn sampai dia menjerit keras. "Fana! Telepon tuan Damian!" Ucap pak Muklis yang dijawab oleh anggukan bibi Fana dan langsung menelpon Damian ~ Paranormal. Adam terus kejang-kejang dan memberontak. Pak Muklis akhirnya kehilangan ide dan memaksa untuk mengikat Adam sampai Damian datang. Tak beberapa lama kemudian, Damian datang dan berlari ke kamar Adam. Muka Adam sudah berubah menjadi sangat pucat. Matanya juga sudah berubah menjadi bukan mata miliknya. Badannya menjadi banyak kerutan. Hantu nenek tua ini sudah memberikan perlawanan fisik dan batin yang membuat Adam berubah menjadi seperti ini. Damian memegang kepala Adam. Rasa panas di tangan Damian sudah terasa. Dia memejamkan matanya. "Keluarlah kau dari tubuh yang tidak berdosa ini. KELUAR!" Ucap Damian dalam hati. Adam terus memberontak ditambah kejang-kejang yang semakin menjadi. Ashlyn terlihat sangat khawatir ditambah isakannya yang tidak juga berhenti. Sedangkan Damian terus membacakan sesuatu di telinga Adam, mencoba untuk menyadarkannya. "Pak Muklis... tolong ambilkan saya air sama garam." Ucap Damian yang terus memegang kepala Adam. Pak Muklis mengangguk lalu berlari keluar untuk mengambil apa yang disuruhkan oleh Damian tadi. Ashlyn dan bibi Fana memegang tangan dan kaki Adam agar dia tidak bisa memberontak lagi. Belum sampai 1 menit, pak Muklis akhirnya datang. Dia memberikan air dan garam itu kepada Damian. Kenapa harus air dan garam? Karena setan itu takut pada garam dan garam bisa melemaskan energi dari setan. Jadi mau tidak mau, hanya air dan garam lah yang dapat membantu. Damian menaruh garam dalam air itu dan menyipratkannya ke kepala Adam sambil terus membacakan sesuatu. "AARRRGGGHHH!!!! M-MATILAH KAU! A-AMPUN!!! ARRGGHH!!!" Teriak nenek itu. Sungguh suara Adam berubah menjadi suara nenek-nenek. Damian masih memegang kepala Adam. Tak lama tubuh Adam mulai lemas tapi dia masih dirasuki. Berarti makhluk yang ada di tubuh Adam sudah bisa untuk berinteraksi dengan Damian dan yang lain. "Kenapa kau masuk ke dalam tubuh anak yang tidak berdosa ini?" Tanya Damian. Tidak ada jawaban. Dia kembali memberontak dan Damian menyipratkan lagi air garam itu ke kepala Adam. "Kenapa kamu masuk kedalam tubuh anak yang tidak berdosa ini?!" Tanya Damian sekali lagi dengan suara keras. Hantu nenek tua itu tertawa. "Hihihi.... dia bahkan tidak pantas hidup di dunia ini. Lepaskan saja dia dan berikan dia kepadaku. Sesungguhnya saya sangat sayang pada anak ini." Ucap nenek tua itu, setelah itu memberontak lagi. "Tidak!!" Teriak Ashlyn sambil menangis karena dia tidak mau anaknya diambil oleh hantu sialan itu. "Sabar nyonya." Ucap bibi Fana yang menenangkan Ashlyn. Damian kembali membacakan sesuatu yang tentu saja orang tidak akan mengetahuinya. Dia sudah kasihan melihat Adam yang tersiksa seperti ini dan untuk yang pertama kalinya dia mendapatkan orang yang kerasukan seperti ini. Sungguh Adam telah disiksa habis-habisan pada fisik dan batinnya. Orang biasa tidak bisa melihatnya dan hanya orang yang mempunyai kelebihan seperti Damianlah yang bisa melihat dan merasakannya. Wajah Adam perlahan-lahan kembali seperti semula. Matanya yang berubah juga perlahan-lahan menjadi mata milik Adam yang indah. Tubuhnya yang penuh kerutan tadi berubah menjadi tubuh Adam yang semula. Tapi luka memar bekas cambukan, cakaran dan cekikan berbekas jelas di badan dan leher Adam. Tubuh Adam perlahan-lahan sudah menjadi hangat kembali. Kejang-kejangnya sudah hilang. Nafasnya kembali beraturan. Hanya saja wajahnya masih kelihatan ketakutan. Sungguh perlawanan yang luar biasa. Ashlyn berlari dan memeluk Adam yang tidak sadarkan diri itu. Dia terus memeluk Adam dengan erat, dia takut akan kehilangan orang yang dia cintai untuk yang kedua kalinya. ********* [TBC]
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN