Keira mengulum senyum kecil, sambil mencolek d**a Delon dengan jari telunjuknya. “Sebentar lagi, katanya... tapi dari tadi cuma omong doang.” Delon menyipitkan mata, menahan senyum. Ia membiarkan Keira bermain dengan dadanya, lalu menangkap tangan gadis itu dan membawanya ke bibirnya, mengecupnya lama. “Kamu ngetes kesabaran aku, ya?” “Bisa jadi,” bisik Keira nakal, menggoda. “Aku cuma pengin tahu… kamu cuma pinter ngomong atau emang bisa buktikan semua yang udah kamu janjikan.” Delon tertawa pelan, dalam. Suaranya berat seperti ancaman manis. “Tadi siapa yang pingsan karena nggak kuat dibikin ‘kenyang’?” Keira menggigit bibirnya, lalu menunduk dengan senyum malu-malu yang tak bisa menyembunyikan api di matanya. “Makanya aku bangun lagi. Belum puas. Haus lagi.” “Dan kamu pikir aku bak

