bc

My Girlfriend Anak Geng Motor

book_age16+
9
IKUTI
1K
BACA
drama
comedy
like
intro-logo
Uraian

Kisah cinta antara dua remaja bernama Renal & Citra. Dan perseteruan antara geng motor Mortal Enemy dengan geng motor Tiger, yang membuat geng motor Big hook membantu geng motor Tiger.

Dan permusuhan antar sesama anak geng motor.

chap-preview
Pratinjau gratis
Bab 01
Sebelumnya perkenalkan namaku adalah Renaldi panggil saja Renal, dan ini adalah kisah ku. Aku lahir di Jakarta, setelah ayah dan ibu ku meninggal dunia, aku tinggal bersama pamanku di Bandung. Aku mempunyai pacar yang sangat ku sayang bernama Natasha, kami berpacaran dua tahun, dan tepat di anniversary ke tiga tahun kami berpacaran, Natasha memutuskan hubungan kami dengan alasan Natasha sudah di jodohkan oleh orang tuanya, dengan duda satu anak yang kaya raya. Di saat itu juga jujur hatiku sungguh sakit, perempuan yang ku sayang meninggalkan aku dan memilih menikah dengan pilihan orang tuanya. Yang membuat aku kaget ternyata Natasha menikah dengan pamanku sendiri, ternyata perjodohan itu tidak benar-benar ada, Natasha hanya beralasan saja untuk memutuskan hubungannya denganku. Setelah beberapa bulan aku pun bertemu dengan perempuan cantik yang rupanya dia adalah anak geng motor juga yang bernama Citra. Citra adalah ketua dari geng motor Big Hook. Aku, sepupuku dan Citra ternyata satu kampus, tapi beda jurusan. Aku jurusan akuntansi, sepupuku jurusan seni tari, sedangkan Citra jurusan ekonomi. Inilah ceritanya..!! Bandung "Punten den kasep, neng geulis." kata Cengek menghidangkan sarapan di meja makan. "Muhun bi Cengek." kata Renaldi dan Titah mempersilahkan Cengek menghidangkan sarapan di meja makan. "Ieu s**u na ulah poho di ngaleuet nya sebelum berangkat kuliah, oh nya ampir wae bibi poho, den ieu kunci motor na." "Haturnuhun nya bi." Renaldi mengucapkan terimakasih pada Cengek. "Sami-sami den kasep." "Kunaon bi tingali Titah kawas eta, aya nu salah atawa benten kitu tina Titah ?" tanya Renaldi pada Cengek yang dari tadi melihat ke arah Titah. "Iya den kasep, den kasep benar sekali, ada yang beda dari neng geulis, itu lihat manyun terus seperti itu, seperti orang yang tidak mempunyai semangat begitu." jawab Cengek dengan melihat Titah. "Iya sih bi, bi Cengek benar sekali, kasihan ya Titah yang baru saja orang tuanya bercerai, eh sekarang ayah nya malah mau menikah lagi dengan perempuan yang cantik, muda, dan kalau saya bilang sih ya lebih pantas jadi kakaknya Titah daripada jadi ibu tirinya." kata Renaldi yang juga melihat ke arah Titah. "Kok bi Cengek dan aa Renal lihat Titah seperti itu dan ngapain kalian berdua bisik-bisik seperti itu, pasti bi Cengek dan aa Renal ngomongin aku ya ?" tanya Titah dengan curiga oleh Cengek dan Renaldi yang sedari tadi di perhatikan oleh Renaldi dan Cengek. "Enggak kok dik, saya cuma heran saja kenapa akhir-akhir ini kamu sering manyun, diam, kenapa lagi galau ya gara-gara Afgan. Atau Afgan pernah ngomong apa gitu ke kamu dik ?" "Bukan karena Afgan Syah Reza kok aa, tapi karena romo yang ingin menikah lagi, sudah itu saja, bukan karena Afgan." "Yang benar nih bukan karena Afgan ?, awas saja ya kalau Afgan yang membuat kamu galau seperti ini, aa kasih hukuman buat dia." "Ih jangan aa, beneran deh bukan karena Afgan Syah Reza kok, tapi karena romo yang mau nikah lagi, jangan apa-apain Afgan ya aa." "Em bisa dipertimbangkan, hehe.." kata Renaldi sedikit meledek Titah. "Ih aa.., oh ya bi pamit." kata Titah yang buru-buru mengejar Renaldi keluar rumah. "Muhun neng." "Assalamu'alaikum." Titah memberikan salam pada Renaldi dan Cengek. "Wa'alaikumussalam." Renaldi dan Cengek menjawab salam dari Titah. ---- "Mangga cah ayu." kata Paijo yang membukakan pintu mobil untuk Titah. "Inggih, lik jo delok mas Renal mboten ?" tanya Titah yang mencari keberadaan Renaldi. "Sampun budhal cah ayu." jawab Paijo. "Oh sudah berangkat, ya sudah yuk berangkat nanti takutnya Afgan diapa-apain lagi sama mas Renal." "Inggih cah ayu." Universitas Garuda "Ya Allah Fandi, ngaca mulu dari tadi, jangan sok ganteng deh." keluh Afgan. "Lah emang gue ganteng, eh asalkan elu tau ya Afgan Syah Reza." kata Fandi dengan percaya dirinya. "Tau apa ?" tanya Afgan. "Gue itu ganteng sudah dari lahir, lihat saja kita." jawab Fandi. "Kita, kenapa kita ?" "Ya lihat saja kita, walaupun kita berdua jomblo tapi buktinya banyak cewek yang mengejar-ngejar gue pasti mereka terpesona dengan kegantengan gue daripada elu tidak pernah dikejar-kejar banyak cewek, haha." "Ya elu ada benernya juga sih, elu lebih ganteng daripada gue." "Akhirnya elu akui juga kalau gue ganteng hehe.." "Jangan senang dulu, gue belum selesai ngomong." "Oh belum selesai, kirain sudah. Ya sudah apa ?" "Ya walaupun elu lebih ganteng daripada gue dan katanya selalu dikejar-kejar banyak cewek, tapi ada gak satu cewek yang ngejar-ngejar elu, kaya gue yang di kejar-kejar sama Titah, ada gak ?" "Ya enggak ada sih, tapi untuk saat ini saja loh ya belum adanya, siapa tahu habis ini ada." "Haha.." Afgan hanya tertawa. "Widih.., ini dia teman sekaligus ketua geng motor Tiger, Renaldi." kata Fandi yang menyambut kedatangan Renaldi. "Ya.." seru Renaldi. "Mas Afgan Syah Reza cari siapa ?" tanya Renaldi memperhatikan sedang mencari sesuatu. "Cari sepupu elu, Renaldi. Kok gak ada, berangkat bareng gak kalian ?" tanya Afgan yang mencari keberadaan Titah di kampus. "Enggak kok, gue gak berangkat bareng dia biasalah dia berangkat sama Paijo. Kenapa, ada apa nih tumben cariin Titah. Elu kangen ya, cie.. Kayanya ada yang nyusul bapaknya nih nikah. Hehe.." jawab Renaldi lagi yang meledek Afgan. "Gue sama Titah. Ih ogah.... Maksud gue kalau elu berangkat bareng Titah ke kampus otomatis.." kata Afgan yang di potong pembicaraan nya oleh Fandi. "Otomatis dia nyamperin ke sini juga terus gangguin Afgan, sebelum Titah ke sini Afgan ngumpet gitu kan Afgan Syah Reza ?" tanya Fandi yang memotong pembicaraan dari Afgan. "Nah iya betul, ibarat kata nih ya sedia payung sebelum hujan, gitu.." "Nah itu dia, Titah ke sini tuh.." kata Renaldi yang menakut-nakuti Afgan. "Haa.. Yang benar lu ?" tanya Afgan yang mulai cemas akan kedatangan Titah. "Assalamu'alaikum." Titah memberikan salam. "Wa'alaikumussalam." Renaldi menjawab salam dari Titah. "Yayang Afgan." panggil Titah. "Iya, Titah. Huh.." kata Afgan sambil menghela nafas. "Kamu tidak diapa-apain sama aa Renal kan ya ?" tanya Titah panik. "Cie.." kata Renaldi yang meledek Afgan. "Kalian berdua sweet banget sih...." kata Fandi yang meledek Afgan juga. "Cocok.." kata Fandi dan Renaldi bersamaan yang masih meledek Afgan. "Awas minggir Fandi. Hus.. Hus.. Hus.. Sana. Jangan dekat-dekat dengan yayang Afgan nya Titah nanti ketampanan dari yayang nya aku berkurang lagi gara-gara dia dekat-dekat kamu, hem.." "Hus.., kucing kali ah gue." keluh Fandi saat Titah menyuruhnya pergi. "Hem.., yayang Afgan." "Oh iya gue lupa kan hari ini gue ada kelas, em Fandi, Renal, kita hari ini ada kelas kan ya ?." tanya Afgan lagi memberikan kode pada Fandi dan Renaldi. "Oh iya benar ada, dik Titah, aa dan teman-teman aa pamit ke kelas ya, assalamu'alaikum." kata Renaldi yang mengerti apa yang Afgan maksud. "Wa'alaikumussalam." Titah menjawab salam dari Renaldi. "Ih Titah kan belum selesai ngomong, hem ditinggal sendiri lagi sih Titah nya, ih yayang Afgan Syah Reza jahat." keluh Titah saat di tinggal pergi. Di Ruang 027 "Hadeh si Titah kemana sih, Sin teleponin Titah dong." keluh Ana. "Sip An.., eh tapi kan biasanya jam segini Titah ada di taman kampus, nungguin Afgan." kata Sinta. "Oh iya ya, biasanya juga kan kalau ada Afgan ada Renaldi juga, ke sana saja yuk." ajak Ana. "Gak jadi telepon Titah nih An ?" tanya Sinta. "Enggak usah Sinta." jawab Ana. "Pagi Ana, pagi Sinta." sapa Titah. "Nah itu Titah, berarti gak jadi ke taman kampus ya ?" "Iya gak usah." "Tah.." sapa Ana juga. "Iya An, kenapa ?" "Kok tumben sih elu cepat banget dateng ke kelasnya, emang Afgan, Fandi, dan abang sepupu lu gak ada di sana, diparkiran motor maksudnya ?" "Gak ada, sudah pada ke kelasnya masing-masing An." "Oh.." seru Ana. "Ya sudah yuk kita ke kelas, sebentar lagi kan mau mulai pelajarannya." ajak Titah. "Iya sudah yuk." Ana dan Sinta pun mengikuti Titah masuk ke dalam kelas.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Marriage Aggreement

read
86.9K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.8K
bc

JANUARI

read
48.8K
bc

Scandal Para Ipar

read
707.9K
bc

Menjadi Orang Ke Tiga

read
5.5K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.6K
bc

TERNODA

read
198.7K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook