“Lo nggak akan jatuh cinta sama istri orang, kan?” Pertanyaan itu membangunkan Alverno dari lamunannya. Laki-laki berusia dua puluh tujuh tahun itu kedapatan memandangi perempuan cantik yang baru saja selesai bermain alat music harpa. “Gue udah ingetin sama lo, Al!” Si pelaku menatap bengis. “Dia sudah punya suami dan dia adalah kakak ipar dari teman dekatku, Clarissa. Jadi—" Alverno menarik nafasnya dalam-dalam tanpa mengalihkan pandangannya. Dari arah depan Jacob ikut menghampirinya. “Tolong dicatat di otakmu yang pandai ini agar tidak berbuat bodoh merebut istri orang,” sambung Kim, mengingatkan. “Lo mau jadi pebinor, Al? Astaga,” seru Jacob diiringi gelengan kepala. Lagi, lagi Alverno mendengus jengah. Malas meladeni ocehan kedua sahabatnya dengan santai Alverno pun melenggang

