Bab 3

1113 Kata
Sesampainya mereka di rumah sakit Armand berusaha untuk tidak bertanya terlebih dulu dan dia berusaha semampunya untuk membantu dia. Setelah dokter memeriksa kalau dia mengalami pendarahan tapi tidak terlalu banyak, “Saya berat sampaikana kepada bapak kalau istri anda itu mengalami pendarahan yang bisa di atasi, tetapi kehamilannya masih aman tidak ada yang di khawatirkan lagi setelah ini.” Ucap Dokter kepada Alban. “Apa istri saya hamil dok?” Ucap Alban yang masih tidak menyangka apa yang terjadi saat ini kepada istrinya. “Iya Pak, saya harap untuk tetap istirahat agar kehamilannya terjaga juga dan jangan sampai terjatuh atau pun yang membuat cidera pada ibu hamil.” Jelas dokter. “Baiklah Dokter, saya akan menjaganya tidak ada yang bisa saat ini melakukan hal yang membuat diri ini bisa berjalan dengan baik sekali.” Ucap Alban yang merasa dirinya bersalah tidak terlalu memperhatikan apa yang sedang terjadi pada istrinya saat ini. Armand tidak sengaja menoleh lain saat menunggu Alban yang berkonsultasi di ruangan, ada sosok yang sangat misterius dan membuat dia penasaran dan saat dia ingin melanjutkan ingin mengikuti sosok misterius itu dia di kejutkan kedatangan Alban yang baru saja keluar dari ruanganya, “Armand!” panggil Alban. Armand menolehkan kepala dan membuat semua orang tidak mengerti harus bagaimana menghadapi semunya, “Iya ada apa? Bagaimana dokter tadi bilang apa tentang Clarissa?” “Entah ini kabar bahagia atau tidak, jelas dokter tadi dia mengalami pendarahan yang sangat hebat dan juga membuat aku bahagianya dia sedang hamil dan itu aku tidak pernah tahu, aku harus memberitahu kepada Clarissa kalau dia hamil. Clarissa yang sedang terbaring sudah sadarkan diri dan dia sangat terkejut ada rumah sakit, lalu Alban menghampiri nya sambil berkata “Syukurlah kalau kau sudah sadar, aku ingin menyampaikan kepadamu entah ini kabari baik atau tidak.” “Maksudnya bagaimana Alban?” tanya Clarissa yang kebingungan. “Aku awalnya tidak menyangka apa yang sudah di katakan kepada dokter tadi tapi itu benar, kau ternyata hamil dan entah kenapa bisa pendarahan begitu untung saja masih aman-aman saja.”Jelas Alban kepada Clarissa. “Apakah itu benar Alban? Aku memang merasa sedikit pusing kemarin dan aku berada di kamar mandi setelah itu aku tidak tahu lagi harus bagaimana lagi.” Jelas Clarissa kepada Alban . “Sekarang jangan di pusingkan lagi yang jelas Clarissa dalam keadaan baik-baik saja jangan sampai itu terjadi lagi, aku berharap tidak ada satu pun yang membuat Clarissa tidak nyaman.” Ucap Armand. “Iya sudah aku harap selesai urusan ini segera pulang saja biarkan Clarissa untuk di rawat di rumah saja.” “Iya baiklah.” Setelah selesai di rumah sakit semuanya mereka bertiga langsung pulang ke rumah dan sampai lah di rumah semua orang hanya melihat bagaimana keadaan nya yang sedang merasa di perlakukan seperti itu. Adorjan yang melihat Clarissa langsung saja memikirkan apa yang terjadi “Kau kenapa Clarissa? Aku baru mendapatkan kabar tetapi tidak ada yang bisa aku lakukan demi mendapatkan yang terbaik.” Clarissa menjawab dengan tenang dan dia berusaha agar semua tidak panik lagi, “Tuan, aku sekarang sudah membaik, hanya saja aku butuh istirahat dan aku juga mau memberikan kabar baik kalau aku di nyatakan positif hamil. Awalnya aku tidak menyangka apa yang telah terjadi padaku setelah aku mengulang untuk mengeceknya pun itu benar juga.” “Apa? Apakah itu benar?” Ucap Auristella dengan mata yang membulat. “Iya benar, aku mendengarkan itu sangat bahagia tidak ada yang bisa aku lakukan lagi selain bersyukur saja.” Ucap Clarissa kepada Auristella yang sambil memeluknya. Di tempat lain Ramora yang sudah memata-matai Clarissa, lalu dia berkata “Hahaha... aku sangat merasa bahagia, sekarang aku bisa mencelakai Clarissa yang sedang hamil dan aku juga sudah tahu kelemahannya. Tidak aku biarkan kau bahagia Clarissa karena kau telah mengambil milikku selama ini tidak ada yang bisa di lakukan lagi selain mencelakai mereka semuanya.” Ramora begitu geram saat melihat itu dan melihat kebahagiaan yang telah Alban da Clarissa dapatkan, memiliki anak yang di dambakan, jadi secepatnya akan menghancurkan nya saja. Dengan penyamarannya setiap harinya dia memantau untuk melihat Clarissa dan mencari kesempatan yang harus di buat. Clarissa merasa dirinya seperti tidak nyaman dengan semuanya. Sejauh ini juga dia merasa mau keluar rumah saja tidak pernah bepikir untuk menjalankan semuanya. “Clarissa kau kenapa sayang?” Tanya Alban yang dari tadi melihat istrinya yang hanya diam saja. “Entahlah, aku juga bingung kenapa perasaan ini selalu tidak enak saja saat ini. Bagaimana keadaanmu sekarang yang dari tadi hanya membuat diri ini semakin tidak menentu.” Ucap Clarissa yang tidak pernah berpikir. Sesampainya Benito dan Anggita yang sedang ingin melihat Clarissa yang berada di kamar. “Hai Clarissa, aku sangat mengkhawatirkan dirimu. Tapi syukurlah aku dengar kau baik-baik saja.” “Iya, syukurnya kita juga tahu kalau dia sekarang lagi hamil, kita akan menerima keluarga baru.” Ucap Auristella yang merasakan kebahagiaan tersendiri. “Iya aku juga berharap semuanya yang kita terima sudah tuhan berikan jalan terbaik asal kita bisa melakukan nya dengan ikhlas, jangan pernah berburuk sangka kepada siapa pun itu karena kita tahu orang akan selalu ingin menjahati kita semua.” Ucap Adorjan kepada mereka semuanya. Semua orang tersenyum dan bahagia saat melihat semuanya bisa berjalan dengan lancar, kebahagiaan di miliki oleh Alban dan Clarissa sudah menjadi kebahagiaan orang banyak termasuk Adorjan yang sangat memimpikan penerus yang akan berjalan dengan lancar juga. Adorjan yang menganggap semuanya bisa dia berikan selain keselamatan itu yang harus mulai dia lakukan untuk mendapatkan kenyamanan pada keluarganya. Armand yang berada di posisi menjadi kepercayaan Adorjan sudah merasa bahagia tidak ada yang bisa dia lakukan lagi selain membantu sesamanya dan membuat rasa nyaman berada di rumah Adorjan. Benito yang melihat kebahagiaan mereka semuanya menjadi sebuah ke khawatiran yang ada pada dirinya tidak harus melakukan hal yang satu sama lan berjalan dengan lancar. Tetapi dia berusaha untuk tidak menampakkan wajah itu kepada kedua saudaranya yang baru saja harus mengenalkan semuanya bersama-sama menjalaninya. Suasana di pagi hari itu Clarissa sedang pergi ingin menemui suaminya di kantor, dengan membawa bekal makan siang dia merasa kalau Alban akan bahagia mendapatkan makanan dari nya setelah di tengah perjalanan saat menuju kantor dari belakang ada mobil yang mengikuti mobilnya. Clarissa berusaha tentang menganggap itu tidak ada masalah apa-apa, dia langsung pergi memutarkan setir mobilnya ke arah pembelokan sebelah kanan tetapi masih ada juga mobil itu mengikutinya rasa cemas, ketakutan pada dirinya. Lalu dia melaju kencang mobilnya sampai di kantor suaminya dia keluar sambil berlari kecil. Entah apa yang dipikirkan Clarissa kalau ada seseorang yang ingin mencelakai nya juga. Sesampainya di dalam ruangan itu dia melihat suaminya sedang duduk di depan layar komputer, dan berkata "Sayang aku bawa ke makanan kamu segera makan jangan sampai telat makan lagi seperti kemarin."
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN