bc

Forced Marriage to My Crush

book_age18+
352
IKUTI
6.3K
BACA
love-triangle
contract marriage
family
HE
fated
forced
second chance
arranged marriage
badboy
heir/heiress
drama
bxg
serious
city
lies
secrets
polygamy
selfish
like
intro-logo
Uraian

"Meski kita sudah menikah, aku harap kamu tetap ingat posisimu! Kamu hanya istri kontrakku. Kita akan bercerai setelah dua tahun. Kamu nggak punya hak untuk ikut campur urusan pribadiku." -Ergama Mahawira-

"Harusnya sejak awal perjodohan ini dibatalkan saja. Harusnya kamu tidak usah menikahiku, jika akhirnya hanya luka yang bisa kamu berikan padaku." -Larissa Gladys Mahesa-

Cinta yang paling menyakitkan adalah ketika kita bisa memiliki raganya, tetapi hatinya sudah menjadi milik wanita lain. Bertahun-tahun Gladys berusaha bangkit dari patah hatinya, tetapi, takdir justru mengikat mereka dalam sebuah ikatan suci pernikahan.

Gladys tahu Gama tidak pernah mencintainya. Hati pria itu hanyalah milik wanita bernama Alysa yang sudah menemaninya sejak SMA. Namun, kedua keluarga sepakat menjodohkan mereka, membuat mereka harus terikat dalam ikatan yang menjadi sumber rasa sakit Gladys.

Mampukah Gladys mempertahankan pernikahannya dan meluluhkan hati Gama? Atau justru Gladys harus berhenti memperjuangkan sesuatu yang tidak akan pernah ia miliki?

chap-preview
Pratinjau gratis
01 - Keputusan Gladys
“Saya tidak mau menikah dengan Kak Gama. Jadi, sebaiknya perjodohan ini dibatalkan saja.” Dua kalimat itu berhasil membuat semua pasang mata yang duduk mengelilingi meja langsung tertuju pada Gladys. Padahal, ia hanya mengatakan apa yang ada di dalam pikirannya. Sesuatu yang sudah ia pikirkan matang-matang selama satu minggu terakhir. “Gladys, kamu bercanda, kan? Om dan Tante ke sini buat lamar kamu untuk Gama, loh,” kaget Bu Almira. Ia sangat berharap Gladys menjadi menantunya. Keluarga mereka sudah menjalin persahabatan sejak lama. Dan ia juga sudah mengenal Gladys dengan baik selama ini. “Gladys serius, Tante. Maaf, tapi Gladys dan Kak Gama tidak saling mencintai. Kami tidak cocok. Gladys tidak yakin kalau perjodohan ini akan berjalan dengan baik,” lanjut Gladys. Semua orang masih tampak terkejut dan keberatan dengan keputusan yang Gladys buat secara sepihak. Namun, bukankah ia berhak memutuskan, mengingat ia lah yang akan menjalani kehidupan pernikahan itu nantinya? Terlebih, ia tahu. Sejak awal, Gama tidak menyukainya. Hanya dia yang memiliki perasaan itu. Sedangkan hati Gama sudah menjadi milik perempuan lain. Suara decitan kursi yang bergesekan dengan lantai terdengar saat salah seorang dari mereka memundurkan kursinya. Dia berjalan dengan langkah tegas ke arah Gladys, kemudian menarik pergelangan tangan gadis itu untuk berdiri. “Ma, Pa, Om, Tante, sepertinya ada beberapa hal yang harus Gama bicarakan dengan Gladys berdua,” ucap suara bariton itu, sebelum akhirnya menarik Gladys dengan paksa untuk ikut dengannya. Gladys berusaha memberontak di sepanjang perjalanan mereka. Namun, pria itu seolah tidak peduli dengan rengekan Gladys yang minta dilepaskan. Sesampainya di parkiran, ia mendorong bahu Gladys untuk masuk ke mobilnya. Kemudian, ia segera menyusul melalui pintu sebelah kanan. “Apa sih sebenarnya yang kamu mau, Kak? Bukankah Kakak juga nggak mau pernikahan ini terjadi? Harusnya Kakak dukung kan keputusanku tadi?” protes Gladys. Awalnya, Gladys ingin berusaha untuk kabur, keluar dari mobil. Namun, ternyata pintu di sampingnya sudah terkunci rapat. Lelaki bernama lengkap Ergama Mahawira itu menatap Gladys dengan tajam. “Lalu, menurut kamu aku akan diam saja saat kamu membuat keputusan sepihak tanpa persetujuanku begitu?” Gladys menatap Gama tidak mengerti. “Terus gimana? Kita nggak ada jalan lain, Kak. Kalau kita nggak mau perjodohan ini terjadi, maka kita harus berani menolaknya dengan tegas. Apalagi, Kakak tahu sendiri apa yang mereka bicarakan di dalam tadi. Mereka sudah melangkah sejauh itu. Kita sudah tidak punya banyak waktu untuk menghindar.” Gama tetap tampak tidak sependapat dengan Gladys. Entah apa yang sedang pria itu pikirkan. Padahal, sejak awal justru Gama yang menolak perjodohan itu karena ia sudah memiliki seorang kekasih yang ia cintai. Sementara Gladys hanyalah pihak yang pasif, sebelum akhirnya ia sadar jika hubungannya dengan Gama memang tidak bisa dilanjutkan. Gama menyalakan mesin mobilnya, membuat pupil mata Gladys membulat. “Kakak mau bawa aku ke mana? Kalau Kakak mau pergi, turunkan aku!” Gama menulikan telinganya. Ia segera menancap pedal gasnya, keluar dari area restoran dan membawa Gladys pergi dari sana. “Kakak gila? Aku nggak mau ikut Kakak. Aku bilang, turunkan aku!” kesal Gladys. Namun, Gama masih tidak peduli pada ocehannya. “Kak-” “Diam! Ada sesuatu yang harus kita bahas,” sentak Gama. “Apa? Kenapa nggak kita bicarakan di depan para orang tua kita saja, biar mereka juga tahu kalau kita sama-sama nggak mau dengan perjodohan ini,” bingung Gladys. Bukannya menjawab, Gama hanya menghela napas panjang dan kembali mengabaikan ucapan Gladys. Setelah menempuh perjalanan sekitar dua puluh menit, akhirnya mereka tiba di sebuah bangunan yang menjulang tinggi di pusat kota. Jantung Gladys berdebar hebat. Ia tahu dengan jelas ke mana Gama membawanya saat ini. “M- mau apa kita ke sini?” tanya Gladys. Gama segera keluar setelah mobilnya terparkir di tempatnya. Gladys pun dengan cepat menyusul. Ia berniat untuk pergi. Namun, lengannya sudah lebih dulu ditahan oleh Gama. “Aku nggak mau,” tolak Gladys, sebelum Gama sempat mengatakan sesuatu. “Kamu nggak bisa memutuskan ini sendirian, Gladys. Kamu mau masalah ini cepat selesai, kan? Ikut aku! Karena aku punya jalan keluarnya,” tegas Gama. Gladys menatap ragu pada pria yang pernah mengisi hatinya semasa SMA itu. Ia menghempas kasar tangan Gama yang menahan lengannya. “Sepuluh menit. Dan awas aja kalau Kakak sampai berani macam-macam padaku!” ancam gadis itu, meski sebenarnya ia lah yang merasa takut. Gama memandang remeh adik kelas semasa SMA-nya itu. “Kamu pikir aku tertarik sama kamu?” “Udah burun!” kesal Gladys. Karena meski terkesan sederhana, nyatanya ucapan Gama berhasil menggores hatinya. Akhirnya, Gama membawa Gladys ke lantai sembilan gedung itu. Ia mempersilakan Gladys masuk terlebih dahulu setelah ia membuka pintu utama salah satu tempat tinggalnya itu. Lalu, ia menunjuk salah satu sofa di ruang tamu, menyuruh agar Gladys duduk menunggunya di sana. Selang beberapa menit, Gama kembali dari ruangan lainnya. Ia keluar dengan membawa berkas yang langsung ia sodorkan ke hadapan Gladys. “Buka dan baca isinya baik-baik!” ujar Gama. Dengan lipatan tebal di keningnya, Gladys pun melakukan apa yang Gama katakan padanya. Ia mulai membuka isi dokumen itu. Hingga matanya tertuju pada empat kata yang tertera paling atas pada kertas itu. “Surat Perjanjian Nikah Kontrak?”

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.6K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.8K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
30.3K
bc

TERNODA

read
198.7K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.7K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
58.0K
bc

My Secret Little Wife

read
132.1K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook