Tambatan Hati

1004 Kata
Senyum tercipta dengan indah kala sang Persephone merasakan pujaannya hadir. Bunga yang berbicara, tanaman anggur yang terus menggerutu, merupakan isyarat baginya jika Hades sudah datang. Sesuai dugaan Persephone, kekasihnya tidak pernah ingkar janji. Dia selalu memenuhi apa yang ia inginkan. Berbeda dengan kemarin, kali ini Hades seolah ingin melakukan hal yang baru dengan Persephone. Dia tidak langsung menampakkan diri dan memeluknya, namun memilih menggoda Persephone yang berdiri di depan pintu untuk mengantarkan Dementer pergi. Hades memberikan sentuhan - sentuhan memggoda pada Persephone yang tanpa pertahanan seperti gelas kaca yang rapuh. Sedangkan Dementer, dia sudah siap untuk memberi isyarat pada angsanya untuk terbang. Tapi sebelum angsa yang Dementer naiki terbang, dia sekali lagi melihat ke arah Persephone. Berniat ingin mengatakan hal manis dan menyakinkannya. Hanya saja, Dementer merasa jika putrinya sedang berlaku aneh. Alis Dementer pun mengernyit dan ekspresi- nya bingung saat mendapati putrinya menunduk dengan wajah memerah. "Ibu pergi Kore. Yakinlah, aku tidak akan mengingkari janjiku kali ini. Pada usia kedewasaanmu, aku akan membawamu ke Olympus bersama dengan upacara kedewasaan dewi lain," janji Persephone. "Akh! ... ya," jawab Persephone segera. Sejujurnya dia tidak terlalu memperhatikan apa yang ibunya katakan. Dia terlalu sibuk menahan geli atas perbuatan Hades pada tubuhnya. Pria itu dengan brutal menggelitiki Persephone yang berdiri agak jauh dari kereta emas berpadu kayu pinus yang dinaiki ibunya. Persephone segera memegang tangan Hades yang sudah di tubuhnya. Dia tidak ingin pria itu berulah lagi. "Kau baik - baik saja, Kore?" tanya Dementer begitu mendengar putrinya memekik. Persephone mengangguk. Dia menjelaskan jika beberapa pohon sedang berusaha mengeluarkan buah tapi gagal. "Oh iya Bu. Aku hanya terkejut mendengar pohon buah persik yang ingin segera berbuah tanpa berbunga hihihi..." jawab Persephone. Setelah mengatakan alasan atas pekikan yang ia buat atas ulah nakal Hades, Persephone menggigit bibirnya agar tidak lagi mengeluarkan hal aneh dari bibirnya. Dia merutuki ulah nakal sang kekasih yang bisa membuat mereka ketahuan. "Hem, itu buruk. Ya sudah ibu pergi." Kepergian Dementer ditandai dengan pekikan burung angsa. Dia mengepakkan sayapnya dan mulai melangkah terbang, yang disambut desahan lega dari Persephone. Persephone segera berbalik dan berlari masuk ke dalam kuil. "Kau membuat kita hampir ketahuan Kore," ucap Hades yang masih enggan menampakan diri. Persephone tahu jika tidak bisa berbicara di depan kuil. Dia berjalan menuju ke dalam kuil ibunya menuju ke kamarnya. "Tsk gadis perawan membawaku ke kamar. Aku tidak yakin bisa mengendalikan diriku," goda Hades. Dia berjalan di sisi Persephone dan memeluk pinggangnya. Tak lama kemudian tubuh Persephone terangkat dalam mendingan Hades. Kini Persephone nampak melayang menuju ke kamarnya. "Hades, kenapa kau sangat nakal hari ini?" gerutu Persephone. "Lalu sampai sekarang kau bahkan tidak menampakkan wujudmu padaku, apa kau mau bermain hide and seek?" lanjutnya. Hades terkekeh melihat Persephone yang menggembungkan pipinya lucu. Dia merajuk pada Hades yang terus menggodanya. "Aku ingin kau kali ini fokus pada sentuhan tanganku Kore. Bukan fisikku, sebab aku memiliki banyak rupa." Hades memang memiliki masalah dan merasa gundah atas wujudnya yang lain. Dia takut jika Persephone melihatnya berwujud makhluk mengerikan seperti monster maka Persephone akan membencinya lalu meninggalkannya. Meski dia sudah mencegah hal itu dengan menyuruh Aphrodithe mengikat benang merah mereka berdua, Hades masih belum bisa tenang. "Jadi kau masih ingin bermain - main denganku? Oh!" Persephone merasakan sentuhan lembut di lehernya. Sedangkan dirinya terangkat dan duduk di pangkuan Hades yang masih tidak menampakkan diri. Persephone tahu jika sesuatu yang merayap dibalik gaunnya adalah tangan Hades. Dia bergerak teratur di bawah gaunnya maju mundur dengan ritme yang konstan. Ya Hades membelai kulit punggungnya. Tubuh Persephone mulai bergetar, tubuhnya seolah tidak bisa lagi dia kendalikan. Semuanya berada dalam kekuasaan Hades yang mulai mengeram. Dan Persephone tidak memiliki daya untuk menahan penjelajahan Hades di balik gaunnya. "Aku belum pernah melihat makhluk seindah dirimu Kore," bisik Hades yang masih sibuk menikmati kelembutan kulit Persephone yang bersinar. Dia bahkan tidak bisa memalingkan dirinya dari keindahan yang meruntuhkan segala pengendalian diri yang ia miliki. Hades sudah sangat gila mulai saat ia bertemu dengan Persephone beberapa waktu yang lalu dan semakin menggila dengan seiring waktu. Beberapa kali dia bahkan ingin menyerah dari segala aturan Olympus yang mewajibkan dewi dalam keadaan murni saat upacara kedewasaannya. Dia ingin mengklaim seluruh jiwa raga Persephone tanpa memperdulikan apapun lagi. Namun sekali lagi, dia tidak ingin membuat Persephone menderita atas pandangan buruk dewa lainnya ketika upacara kedewasaannya. Hades tahu jika saat itu adalah hal yang paling Persephone nantikan. "Hades..." lirih Persephone yang kini tergolek di atas ranjang. Surainya yang berwarna merah jambu menyebar di seluruh ranjang, pakaiannya sudah tidak lagi terpasang sempurna dan Hades masih tetap dengan hasratnya atas Persephone yang tak pernah padam. Persephone kembali mengigit bibirnya karena tidak ada jawaban dari Hades. Namun dia tahu jika cerry di atas apel terlarang miliknya sudah berada di mulut Hades. Sensasi basah nan geli menggetarkan tiap sel tubuh Persephone hingga gadis itu tidak memiliki pilihan lain selain merintih. "Hades, please..." Sayangnya Hades masih enggan berbicara. Dirinya masih tenggelam dalam pusaran menakjubkan yang Persephone berikan, mulai dari lidahnya yang membelai tanpa henti, juga tangannya yang mengarungi kelembutan kulit sutra Persephone. "Kau adalah milikku, Kore." Akhirnya sebuah ucapan yang mewakili klaim Hades atas Persephone terucap. Persephone bahkan merasakan aura d******i yang kuat atas dirinya. Belum pernah ia merasa begitu dikuasai dan dikontrol seperti ini bahkan oleh ibunya. "Hades..." Hanya itu yang bisa ia ucapkan kala gelombang kenikmatan mulai menyerbu. Sebuah esensi dari b******u mulai terbangun. Persephone yang mencengkeram pundak Hades mulai melemparkan dirinya ke belakang. "A... aku akan datang, " ujar Persephone yang terengah menyambut datangnya orgasm*. Yang dijawab Hades dengan terus melakukan keahliannya di lembah basah sang dewi musim semi. Yang mana jeritan Persephone menjadi pengisi keheningan malam di ladang Dementer. Tubuh Persephone terkulai di pelukan Hades, dia masih bergetar hebat. Dan tubuhnya melemah. "Lihat apa yang perbuat padaku. Kau membuatku mengenal hal ini." "Inilah yang dirasakan oleh setiap kekasih Kore. Yang kau rasakan belum semuanya." Persephone memejamkan mata. Jika hal yang belum seberapa saja sudah membuatnya begitu tak berdaya dan melayanh, apalagi jika Hades melakukannya dengan sepenuhnya. Persephone tidak akan bisa membayangkan betapa lemas dirinya nanti, ketika saat itu tiba. Tbc
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN