Sejak peristiwa pengkhianatan yg terjadi 4bulan lalu.
aku semakin tidak bisa menyembunyikan rasa sesak didada.
ku lihat dia yg katanya mau berubah.
bahkan kata kata itu sudah terlontar sejak 7tahun silam.
ku katakan padanya,
ku tumpahkan airmataku.
dengan sisa kekuatan, aku minta kpdnya kalau mmg dia mau berubah, tolong pahamilah keadaan ku.
aku memulihkan hati ku seorang diri.
Krn kata maaf pun tidak keluar dari bibirnya.
kembali kebodohan dan ketulusan ku menjadi senjata semesta utk memaafkan nya.
aku memintanya utk memahami ku disaat nanti mood ku tiba tiba rusak, disaat gemuruh didada ku kembali berdentum akan memori luka dulu,
pahamilah aku.
cukup diam dan tenangkan aku.
Tapi apa,
belum ada sekalipun dia pahami permintaan ku itu.
apalagi melaksakan nya.
sore itu aku melihat Wa nya,
konyol memang.
ku lihat dia melihat story' seorang wanita di kantornya.
sebenarnya org awam mgkin mengira aku cemburu buta.
tapi perasaan seorang istri dengan seribu memori luka yg belum sembuh pasti berbeda cara menyikapinya.
wanita itu paling cantik dikantor.
singel.
ku tau dia mengaguminya.
klise.
Apalagi ini Tuhan?
cerita apalagi setelah ini?
sejujurnya aku lelah........
setelah melihat wa itu, dadaku berdentum.
mood ku rusak.
tp boro boro dia memahami, yg ada ikutan marah.
Berkepanjangan dengan segala kerumitan nya.
kami saling mencaci, memaki.
4hari berlalu....
lagi lagi aku yg bodoh ini kembali menunjukan kebodohan dan ketulusanku.
aku ajak dia berbicara,
aku katakan mau sampe kapan begini.
setidaknya jgn untuk ku,
tapi takutlah akan kehidupan yg sesungguhnya 5menit kedepan pun kita tidak akan tau.
jadilah orang baik.
begitu pintaku,
dan dengan segala kesombongan dan kebebalan hatinya.
dia yg sangat mencintai kebebasan.
mengatakan bahwa sudah capek begini begini terus.
Sungguh si playing victim kelas berat.
lalu ku ulurkan tangan ku,
ku jabat tangan nya,
ku katakan Mulai sekarang uruslah dirimu sendiri.
entah bagaimana makna dari obrolan kemarin,
hanya dia yg tau.
Krn perpisahan yg tidak mungkin dilakukan di agama kami.
membuat makna dari obrolan kemarin sudah tidak asing lagi.
entah berapa lama itu akan bertahan.
yg jelas sekarang, esok dan sampai kapan Gemuruh didada ini masih akan sama dentuman nya.
entah bagaimana kedepan nya,
yg pasti akan ku lakukan adalah tetap tersenyum, tetap bahagia begitu melangkah keluar rumah.