
Begitu banyak kisah pengkhianatan dalam sebuah hubungan.
Beragam luka dan cerita dari masing masing pemain.
Dan aku percaya, tidak ada luka yg sama.
Tidak ada air mata yg sama.
Semua punya perjalanan nya masing masing.
Begitu pun aku....
Entah bagaimana aku akan menuliskan nya.
Tapi semoga bisa menghapus gemuruh didada yg sudah lama menetap disana.
Walau sedikit....
2006 awal memory.
Pertama kali dalam hidupku, aku mengukir kisah dengan nya.
Ah.. entahlah. Sepertinya aku terlalu memaksakan keadaan.
Aku memburu waktu ku sendiri.
8tahun lamanya hubungan itu ku pertahankan.
Hingga tak ada sedikitpun ku rasakan ada yg salah.
Ditahun ke 8, satu persatu teman teman ku menuju pelaminan.
Aku menangis. Aku berontak.
Mengapa mereka yg baru sebentar menjalin kisah lebih dulu menikah dibanding aku.
Ku paksakan mau ku.
Ku pinta pada Sang Maha.
Tanpa ku dengar suara hati, suara malaikat atau apalah itu yg mungkin dibisikkan ditelinga ku
Dan di tahun 2014, Akhirnya aku duduk di bangku itu juga. Bangku pelaminan.
Tidak ada yg ku bayangkan. Tidak ada yg ku harapkan.
Lagi lagi aku memburu waktu ku sendiri.
Yg ku pikirkan hanyalah hidup berdua.
Karena aku sudah cukup pelik dgn kehidupan lajangku.
Mulai dari harapan pekerjaan yg berhasil membuat ku stress dan perjalanan hidupku setelah aku keluar dr perkerjaan lamaku yg sungguh sangat membuatku ingin segera keluar dari status singel.
Hari pernikahan itu berlangsung seperti layaknya pernikahan.
walaupun ada banyak hal yg membuat ku dan orangtua ku mengelus d**a, tapi sudah ku buang jauh memory itu.
lagi lagi aku memburu waktu ku sendiri..
Sampailah di hari ke 4 setelah menikah,
aku pindah meninggalkan kota kelahiranku, ikut dgn suami ke tempat dia bekerja.
Di suatu pulau hampir ke timur Indonesia.
Baru seminggu perjalanan rumah tangga ini,
kudapati kado dari berbagai rekan kerjanya.
Dan satu yg membuat ku sedikit bertanya,
Krn dia begitu semangat membukanya.
Kulihat nama di bungkus itu.
Nona P.
Ada apa?
mengapa buru buru membukanya?
ah betul saja, beberapa hari setelah itu, kudapati SMS mesra di Hp nya dgn si Nona P.
Begitu hancurnya hatiku.
Setelah saat itu dia merasa menyesal dan berjanji tdk begitu lagi.
Bodohnya diriku,
Tulusnya diriku.
Hari hari dalam perjalanan rumah tangga ini,
cukup rumit. Rumit sekali sebenarnya.
Selalu bertengkar.
Selalu ada teriakan.
Selalu ada ancaman.
Selalu ada kekerasan.
Tapi aku bisa apa?
Aku dan dia dibesarkan dalam keluarga dan agama yg tidak ada perpisahan.
Tidak ada tempat ku utk mengadu, sekedar berbagi cerita.
Bercerita ke keluarga besar ku, hanya akan menggores luka di hati orangtuaku.
Bercerita ke keluarga mertua, tidak banyak yg ku harapkan.
Semua ku jalani hari demi hari.
Hati dan pikiran ku rontok perlahan.
apalagi jiwa dan raga.
Pengkhianatan demi pengkhianatan tidak bisa terelakan.
Sadar atau tidak sadar, terlihat atau tidak terlihat semuanya sudah terjadi.
Setahun berlalu..
akhirnya aku hamil.
Singkat cerita, aku melahirkan di kota kelahiran ku. Momen setelah melahirkan yg kata orang Babyblues pun ku alami.
Berawal dari ku dapati kembali chat mesranya dgn seorang wanita.
Satu hari setelah aku melahirkan.
mungkin itu dilakukan nya saat kami berjauhan selama aku hamil di kampung halamanku.
Dan lagi lagi...
Bodohnya aku.
Tulusnya aku.
Waktu berlalu...
seperti biasa...
Rumahtangga itu cukup rumit.
Banyak kegaduhan didalamnya.
Ditambah cerita baru berselisih dgn keluarga mertua. Perpisahan fisik hampir tdk bisa terelakkan Krn di keluarga mereka lumrah seperti itu. Berpisah tanpa bercerai.
Tapi lagi lagi,
bodohnya diriku,
tulusnya diriku.
Semua sudah kulewati.
Semua harus ku telan pahit atau manis.
Tahun demi tahun tidak ada yg berubah.
Hanya mungkin sedikit tidak ada lagi kekerasan.
mungkin pun Krn sudah ada 2 anak balita yg nti akan jadi saksi bisu.
Yg masih sama adalah,
Kerumitan, pengkhianatan sepaket dengan kekecewaannya.
Ah, mengapa terus berulang.
Dada ku semakin sakit mengingat semua.
7tahun waktu berlalu, mengapa terus berulang?
Aku belum pulih dari tahun tahun sebelumnya.
Terlalu banyak memori dan setiap kisah penghianatan.
Pun itu masih terus berlanjut sampai sekarang.
Orang diluar rumah jgn sampai tau bagaimana rapuhnya diriku.
Aku harus terlihat bahagia dan kuat.
Orang diluar rumah, tau cerita bahwa rumah tangga ini sangat harmonis.
Ya cerita kebohongan yg ku ciptakan sejak lama.
Jgn sampai mereka tau, laki laki yg terlihat lembut dan penyayang keluarga itu ternyata seorang pengkhianatan dari masa ke masa.
Tugas ku berat,
aku harus selesaikan cerita kebohongan tentang indahnya rumah tangga ini.
Tidak perduli gemuruh didada yg semakin mendentum keras.
aku harus mengobatinya sendiri.
Supaya,
Orang lain tidak mengusap air mata ku.
Bersambung....

