Bab 15 - Klarifikasi

1336 Kata
Keesokan harinya, Devan sudah tiba di depan apartemen Ara, sesuai permintaan dari Ara yang menyuruhnya untuk datang bekerja hari ini. Dan ia kembali mendapati motor matic milik Jenny sudah berada di sana. Sepertinya Jenny sudah sampai di sana lebih dulu. Setelah memarkirkan motornya, ia melangkah ke depan apartemen lalu menekan bel dengan gaya santainya. Ting! Tak lama kemudian, pintu pun terbuka dan terlihatlah Ara yang tampak sudah siap dengan mini dress selutut berwarna rose pink dengan bahan brokat. Lengan putih bersihnya tampak terekspos karena mengingat dressnya tanpa lengan. Rambut pendek berponinya terlihat ditata dengan rapi. Ara tampak sangat cantik dan manis hingga membuat Devan tidak mengedipkan matanya, hanya bola matanya yang bergerak-gerak memperhatikan penampilan Ara saat ini. Karena Devan terus memperhatikan penampilannya dan belum mengeluarkan suaranya juga, membuat Ara ikut memperhatikan penampilannya. “Kenapa Kak? Ada yang salah?” “Hah! N-ngga kok. Kamu terlihat cocok menggunakan dress itu.” jawab Devan jujur dan diakhiri dengan senyum tampannya. “Oh, baguslah kalau begitu. Makasih ya," Devan menganggukan kepalanya. "Oh iya jas kamu ada di dalam, kayaknya kemarin ketinggalan deh.” lanjut Ara dengan gesture tangannya yang mengarah ke dalam apartemennnya. “Iya, aku juga baru sadar kemarin setelah Mama bilang.” “Ra! Siapa yang datang?!” seru Jenny yang tampak menyusul ke depan. “Eh, Kak Devan sudah datang.” lanjutnya ketika mendapati Devan yang sudah berdiri di luar. Devan menunjukkan senyumnya pada Jenny. “Oh iya Kak, apa kamu sudah sarapan? Ikut sarapan di dalam yuk, kami baru mau sarapan.” celetuk Ara dengan matanya yang menatap Devan penuh harap. “Hm, tadi udah sih di rumah.” “Oh, ya udah temani kami aja di dalam. Yuk masuk!” ujar Ara dengan bersemangat lalu tanpa izin langsung menarik tangan Devan memasuki apartemen dan meninggalkan Jenny yang sedang memasang wajah shocknya. Sedetik kemudian ia menggelengkan kepala dengan senyum miringnya mengingat kejadian yang barusan terjadi. “Dasar anak yang sedang kasmaran.” Ia pun menutup pintu lalu ikut menyusul Devan dan Ara yang sudah lebih dulu pergi ke ruang makan. “Bagus ya Ra, main ninggalin aja.” “Hehehe ... Maaf ya kak, aku lupa.” jawab Ara dengan kekehannya, namun tangannya tampak sigap menyendokkan nasi goreng ke dalam sebuah piring. Sedangkan Jenny langsung mengambil duduk di salah satu kursi. “Kak, ini untukmu.” Ara memberikan seporsi nasi goreng itu pada Devan. “Hah, ngga usah. Aku sudah makan tadi di rumah dan aku sudah kenyang.” jawab Devan hendak menolak sembari memegangi perutnya, seolah-olah menunjukkan kalau perutnya sudah penuh. Ara cemberut, “Cobain sedikit aja Kak, ini nasi goreng buatanku loh. Aku ingin kamu mencicipinya.” Jenny yang sedang menyendokkan nasi goreng untuknya terlihat melirik Devan dan Ara bergantian. “Ta-tapi—“ “Udah cicip aja Kak, dan lebih bagus lagi kalau di habiskan. Ara juga membuat nasi gorengnya banyak, sayang aja kalau terbuang nanti.” celetuk Jenny yang dengan cepat memotong perkataan Devan. Devan sontak menatap Ara yang sedang menunjukkan wajah memelasnya yang bisa membuat siapa saja iba dan tidak tega untuk tidak menuruti permintaannya. “Ya udah aku makan sebisanya ya.” “Yeayy ... Cobain ya Kak, di jamin enak.” Jenny tampak menunjukkan senyum kecilnya ketika melihat usaha Ara. Devan mengangguk lalu menyentuh sendoknya dan mencoba mencicipi nasi goreng buatan Ara. Ara terlihat memandang Devan yang sedang mengunyah. Ia pantang makan sebelum mendengar penilaian dari Devan tentang masakan buatannya. “Bagaimana?” tanya Ara dengan sebelah tangannya yang menopang dagunya dan senyum kecilnya menatap Devan. Devan yang masih mengunyah sontak melirik Ara. “Eum, ini enak. Masakan buatanmu selalu enak.” “Selalu? Apa sebelumnya kamu pernah mencicipi makanan buatan Ara?” celetuk Jenny dengan cepat ketika mendengar jawaban dari Devan. “E-eum, a-aku—“ “Ya, pernah. Kak Devan pernah mencicipi makanan buatanku. Ya 'kan Kak?” Devan melirik Ara sejenak lalu menunjukkan senyumnya. “Iya.” “Ohh, kok bisa?” Ara sontak melirik Jenny dengan tajam. ‘Kenapa Kak Jenny sangat kepo sih.’ batinnya. Jenny yang mengerti maksud dari tatapan dari Ara langsung kembali melanjutkan perkataannya. “Ouu ... sudah jam berapa ya sekarang? Lebih baik cepat habiskan sarapannya.” Jenny lalu kembali fokus pada sarapannya, begitu pula dengan lainnya. *** Setelah sarapan, jadwal Ara hari ini adalah menghadiri sebuah acara reality show live dan kini ia sudah berada di lokasi dan on-air akan dimulai sebentar lagi. Setelah beberapa saat kemudian. “Oke, kembali lagi di “Serba-serbi Viral.” Untuk kali ini saya akan mengundang seorang artis muda yang belakangan ini sering diperbincangkan, pasti udah tahu dong siapa dia. Langsung kita panggil saja ya. Ini dia Kinara Salsabila.” Setelah membuka acara, tanpa berlama-lama sang host segera memanggil Ara untuk masuk. Ara pun masuk dengan mini dress selutut yang berwarna rose pink indahnya. “Halo Ara,” “Halo Kak,” mereka berdua saling bersalaman, “Ayo silakan duduk,” sang host mempersilakan Ara untuk duduk di sofa yang telah disediakan di sana dan ia juga ikut duduk di sofa single size. “Akhirnya bisa ngundang kamu juga, kamu bagaimana kabarnya belakangan ini?” “Oh, alhamdulilah aku baik Kak.” “Oke, Ara belakangan ini kamu tiba-tiba menjadi viral, dimulai dari kecelakaan saat syuting, kecelakaan yang diakibatkan oleh rekan sesama artis, bodyguard baru terus sampai berita panas baru-baru ini yang mengatakan bahwa kamu mengkonfirmasi bila bodyguardmu itu adalah kekasihmu. Apa kamu juga menyadari kalau belakangan ini kamu menjadi viral?” “Hm, ya aku tahu. Dan setiap selesai melakukan jadwal apapun pasti ada teman-teman wartawan dan jurnalis dari berbagai media yang ingin menginterviewku.” “Jadi apa kamu sengaja melakukan semua ini? Apa semua ini hanya settingan agar membuatmu viral? Ada beberapa netizen yang mengatakan seperti itu.” Ara tertawa canggung, “Tidak, semua itu tidak ada settingan.” “Oke kalau tidak ada settingan, banyak penggemar yang ingin tahu tentang bodyguardmu atau kekasihmu, bagaimana ceritanya hingga akhirnya kalian bisa menjadi sepasang kekasih? Apa sebelumnya kalian memang sudah kenal dan memiliki hubungan yang dekat?” “Hm, iya sebelum kami pacaran, kami pernah bertemu dan mengobrol beberapa kali dan ternyata nyambung, ya udah akhirnya kami pacaran.” “Apa kalian sudah berpacaran saat Devan menjadi bodyguardmu? “Hmm—“ “Stop! Jangan di jawab dulu, kita tunggu jawabannya setelah yang satu ini.” Ara tersenyum lalu menatap ke kamera di depan yang tengah menyorotnya. Setelah beberapa iklan, akhirnya acara kembali dimulai, “Kembali lagi di serba-serbi viral! Kita masih bersama dengan Ara di sini.” Ara mengangguk dengan senyum kecilnya. “Jadi, sekarang boleh di jawab pertanyaan tadi?” “Oh iya, tadi apa ya pertanyaannya?” tanya Ara hingga mengundang gelak tawa dari sang host. “Baru iklan sebentar, masa udah lupa sih Ara.” “Maaf-maaf, akhir-akhir ini aku sering lupa.” Ara menggaruk keningnya yang tak gatal. “Oh begitu kah? Pura-pura lupa atau memang lupa?" Ara hanya terkekeh. "Ya udah tadi pertanyaannya itu apa kalian sudah berpacaran saat Devan baru menjadi bodyguardmu?” lanjut sang host. “Ohh, ya kami sudah berpacaran. Kami memang tidak butuh waktu lama untuk saling mengenal. Entah kenapa kami merasa sudah cocok dan sejalan saja." “Ohh begitu. Hm, apa Devan ikut ke sini bersamamu?” “Oh iya tentu. Tapi dia menunggu di belakang.” “Wahh ... berarti sekarang Devan merangkap menjadi dua perannya ya, menjadi bodyguard dan juga kekasih.” Ara hanya terkekeh dengan canggung. “Kalau begitu berarti sudah di klarifikasi ya benar adanya bahwa kamu dan Devan sudah official?” “Ya, kami sudah official dan sudah jalan hampir dua Minggu.” “Oke. Baiklah untuk semua netizen, penggemar Ara sudah dengar ya sekarang. Ara sudah klarifikasi hubungannya dengan Devan, bodyguardnya. Hubungannya sudah jalan hampir dua Minggu, masih anget-angetnya ya hehe ....” Sang host berbicara sembari menatap kamera, memberitahukan kepada semua penggemar Ara yang sedang menonton. “Kalau begitu selamat ya Ara dan semoga hubungannya langgeng terus.” Host tersebut juga memberikan ucapan selamat pada Ara. “Oh, iya terima kasih Kak.” TBC
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN