Bagian 3

769 Kata
Dibelakang ayah berdiri seorang wanita cantik, bertubuh ideal yang terlihat sangat terawat. Dia memandang Karina dan ibunya seraya tersenyum merendahkan. Siapa dia .... ? **** POV Karina kecil Ayah terlihat begitu marah kepada ibu. Entah apa masalah yang sedang mereka bahas tadi aku tidak tau, karena setibanya aku dirumah dengan adikku Rianti sudah langsung disuguhkan pemandangan mengejutkan ini. Aku begitu kecewa kepada ayah, apapun masalah mereka mengapa dia sampai tega berlaku begitu kasar kepada ibu, apalagi ayah melakukannya didepan orang asing. Apa masalahnya, dan siapa perempuan ini. Aku memang masih anak anak, usiaku baru sepuluh tahun, tapi aku sudah mulai mengerti dan paham terhadap situasi. "Kak,, kak Karina... mana obat lukanya..?" Panggilan Rianti adikku tak ku hiraukan lagi, aku tetap menangis dipelukan ibuku. "Kakak ..." Suara itu sudah sangat dekat kearah kami, sontak semua yang ada di ruangan ini menoleh kearahnya. Tiba tiba si perempuan asing tadi mendekati adikku dan memeluknya sayang. Dia mengucapkan kata yang membuat aku dan Rianti sangat terkejut. "Rianti sayang, sini sama mama nak." "Tante siapa?" Adikku bertanya kebingungan. "Saya mama kamu nak. Mama kandung kamu. Mama yang udah lahirin kamu" "Ibu yang udah lahirin Rianti, bukan Tante" Karina menghampiriku dan ibu. Dia memelukku dan juga ibu erat. "Rianti, ini mama sayang. Mama yang udah lahirin kamu. Bukan perempuan itu" Ucap perempuan itu lagi. Aku dan Rianti semakin bingung, sedangkan ibu masih tetap menangis sesegukan memelukku. "Ibu,, siapa Tante itu. Apa betul dia mamanya Rianti ?" tanyaku pada ibu, yang kutanyai hanya diam membisu. Aku menatap ayah seolah melempar pertanyaan yang sama. Dengan pelan ayah menghampiriku, duduk di kursi sebelahku dan meraih tanganku seperti ingin menjelaskan sesuatu. Belum sempat ayah bicara, ibu sudah menarikku kembali ke pelukannya. "Jangan pernah sentuh anakku dengan tangan kotormu itu mas" Perkataan ibu sontak membuatku dan ayah kaget. Ada apa ini batinku. "Jika kamu masih menyayangi Karina putrimu, bawa anak haram serta gundikmu itu keluar dari rumah ini mas. Pergilah dan tinggalkan kami dirumah ini" Mendengarnya, aku sudah mulai mengerti tapi belum paham sepenuhnya. Melihat ibu menangis, akupun ikut menangis juga. "Stella, biarkan aku menjelaskan dulu pada putriku. Kamu jangan sampai membuat dia ikut membenciku ayahnya. Aku hanya..." "PERGI....!!" Ibu menjerit sangat kuat mengusir ayah. Belum sempat ayah menyelesaikan ucapannya. "Baiklah Stella, aku pergi. Tapi aku mohon, jangan cerita apapun tentang masalah ini pada Karina. Biarkan nanti aku yang akan menjelaskan." Ibu hanya diam, tatapannya kosong. Tapi air matanya tidak berhenti sejak tadi. "Ayo Alina, sekarang bukan waktu yang tepat untuk kedatanganmu." Ayah melangkah sambil menggenggam tangan perempuan itu. Namanya Alina, Iyah... ayah tadi memanggilnya begitu. Saat hampir sampai dipintu depan, ibu menghentikan langkah mereka. "Tunggu..." Ayah dan perempuan bernama Alina itu menoleh. "Kalian melupakan sesuatu" "Apa ?" tanya ayah kebingungan. "Bawa juga anak harammu ini" Aku terkejut mendengarnya, aku sangat menyayangi adikku Rianti. Bagaimana bisa dia dipisahkan denganku. "Rianti, ayo nak sama mama. Kita pergi sama ayah juga." bujuk perempuan itu "Tidak mau sama Tante, adek mau sama ibu sama kakak juga. Ibu, Tante itu mau bawa adek pergi .. huhu...huhu" Rianti tiba tiba memeluk kaki ibu, tapi ibu tetap begeming. Ibu hanya berdiri seperti patung tidak menghiraukan tangis Rianti. Kenapa ibu diam saja mendengar tangisan Rianti, padahal selama ini dia begitu mencintai Rianti. Apakah ibu sangat kecewa saat ini. " Ayo nak, nanti kita kesini lagi main sama kakak " bujuk ayah "Sini ayah gendong, jangan nangis lagi" " Tidak mau, adek mau sama ibu. ibu.. ibu adek tidak mau pergi. tangis Rianti semakin kuat dalam gendongan ayah. Aku mencoba mengejarnya, tapi ibu menahan tanganku. "Biarkan mereka pergi dulu nak, dia pergi sama orangtuanya. Dia tidak akan kenapa Napa." "Tapi ibu dia adikku" "Dulu,,, tidak lagi sejak detik ini, dia hanya benalu dihidupmu yang harus disingkirkan" Apa ??? Ada apa ini, mengapa permasalahan orang dewasa berimbas pada kami juga. Lamat Lamat tangis Rianti sudah tidak terdengar lagi. mobil yang mereka kendarai sudah membawa mereka semakin jauh entah kemana aku tidak tau. "Karina sayang, istirahatlah dulu nak. nanti setelah itu ibu akan menjelaskan semuanya padamu. Tentang masalah kita hari ini" "Baiklah Bu.." ucapku lirih Saat melangkah menuju kamarku ibu memanggilku lagi. "Karina.. !" "Ya ibu.." "Apapun yang terjadi pada keluarga kecil kita, satu hal yang kamu harus tau nak. Ibu sangat sayang padamu. Dan hanya ibu yang benar benar menyayangimu. Tidak ada yang lain." "mengapa ibu berkata seperti itu, apa yang akan terjadi pada keluarga kita Buu ?" "Tidak sayang, istrahat lah dulu" Aku mengangguk lemah,, apa maksud ibu berkata seperti itu. Apakah keluarga kecil kami ini akan berakhir ? Apakah ayah dan ibu akan berpisah seperti orangtua Vina sahabatku ? Ohh tidak,, aku tidak mau itu terjadi...
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN