Bagian 2

454 Kata
"APA MAS ? kenapa tidak kasih tau dari tadi. Apa mas menceritakan hubungan kita pada orang lain, apa yang mereka pikirkan tentangku nanti. Tolong mas tidak usah sekarang dulu. Aku belum siap." Tiba tiba suara mobil terdengar mendekat, mereka sampai.... bagaimana ini... *** Flash back "Ayo tangkap kupu kupunya dek, kejar terus..." "Kakak tunggu, kak Karin tungguin aku...." "Cepat larinya, AYO.... haha.. haha .." "Kakak, kak Karina.... Aaaaa... Tolongin" "Ehh,, astaga Rianti... kenapa dek. Kamu jatuh. Sini kakak bantu berdiri." "Huhuhu.... sakit kak. kakiku sakit" "iya, iya. kita balik kerumah saja. tangkap kupu kupunya besok saja lagi. "Tidak apa apa kak. Ayo kita cari yang banyak lagi. Biar nanti kita hadiahkan untuk ibu dirumah" "Tidak usah. Lututmu masih berdarah itu. kita pulang saja dulu. Besok kita kesini lagi cari kupu kupunya. Biar nanti lukamu dibersihkan sama ibu dulu" "Tapi kak...." "Sudah sudah,ayo naik punggung kakak biar kakak gendong sampe rumah." "Oke... hehe..." Kedua anak kecil yang bahagia, mereka kakak dan adik yang saling menyayangi, Karina dan Rianti. Meski mereka bukan saudara kandung, mereka tetap saling menyayangi. Saat Karina berusia tiga tahun, Santon ayahnya Karina tiba tiba pulang bawa bayi kecil yang masih merah. Ayahnya bilang bahwa bayi itu ditemukan dipinggir jalan saat pulang dari kantor. Karena merasa kasihan ayahnya pun membawa bayi malang itu pulang. Karina dan Ibunya percaya begitu saja pada sang Ayah, mereka mengasuh bayi kecil itu dengan sangat baik. Karina juga ibunya sangat sayang pada bayi kecil, yang diberi nama Rianti. Sella ibunya Karina mencintai kedua putrinya, tidak membeda bedakan sayangnya untuk mereka. Hingga saat Karina berusia 10 tahun dan Rianti berumur 7 tahun kenyataan pahit yang sebenarnya baru mereka ketahui. "Kak Karin masih kuat gendong adek?" "Iya, tenang aja dek. Dikit lagi kita sampai" "Biar adek jalan saja kak" "Ok.. sampai pun. Duduk disini dulu. Biar kakak panggilkan ibu" "Kak, sepertinya ada tamu. Itu mobil siapa" "Kakak tidak tau dek. Iya, ibu ada kawannya. Ya sudah, kakak saja yang obati lukamu. Tunggu sebentar yah" Saat masuk kedalam rumah, Karina sangat terkejut melihat sang ibu menangis tersedu sedu. Sang ibu terlihat sangat rapuh dan syok dihadapan tamu mereka. Tiba tiba sang ayah masuk keruangan dengan wajah yang sudah sangat emosi. Menampari ibunya dengan sangat marah Plaak... plaakk.... "Ibu .. ibu... kenapa ayah menampar ibu. Ayah ada apa denganmu. Ayah jahat!" Karina menjerit melihat ayahnya kasar seperti itu pada ibunya. Selama ini dia melihat sang ayah yang begitu lembut dan sayang pada mereka. Karina menangis ketakutan dipelukan Ibunya. "Demi perempuan murahan ini, mas rela main tangan padaku. Ingat mas ada kau tidak hanya menyakitiku, tapi juga menyakiti Karina anakmu" Dibelakang ayah berdiri seorang wanita cantik, bertubuh ideal dan terlihat terawat. Dia memandang Karina dan ibunya seraya senyum merendahkan. Siapa perempuan ini... ?
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN