Jamal Dan Jamil

1065 Kata
Di tengah lautan terlihat seorang laki-laki yang sedang berusaha menyelamatkan dirinya dari ikan hiu yang mencoba untuk menerkamnya dan tentunya laki-laki itu adalah Bara sendiri. Dari tadi Bara sangat kesusahan untuk kembali ke pinggir pantai karena gelombang lautan itu sangatlah besar dan kuat, sehingga tubuh Bara berulang kali terombang ambing dan sangat kesulitan untuk mengimbangi dirinya lagi naik ke papan seluncurnya kembali. "Sial!" maki Bara ketika ikan hiu itu ingin menerkamnya dan untungnya ada sebuah gelombang besar menerjang ikan hiu itu. Namun, tangan Bara sedikit tergores oleh gigi ikan hiu itu sehingga semakin membuat ikan hiu ingin memangsa dengan sangat cepat, bahkan yang awalnya ikan hiu itu hanya seekor kini sekarang Bara sudah di keliling lima ekor ikan hiu. "Kemana Jamil dan Jamal sekarang?" tanya Bara yang dari tadi menunggu pertolongan dari kedua pengawalnya, namun tidak ada tanda-tanda satupun untuk menolongnya. Ketika ikan hiu itu sudah sangat dekat dengan Bara, tiba-tiba saja ada seseorang yang memakai Jet Ski sedang menuju ke arahnya dan pelan-pelan mendekatinya. Sehingga Bara sedikit lega sekarang dan Bara pun kembali berpikir bagaimana dirinya bisa mengalihkan ikan hiu itu supaya ikan hiu itu sedikit menjauh. "Jangan sampai tanganku terkena air!" gumam Bara yang melihat tangannya berdarah. "Hei! Jangan sampai bergerak dan pastikan tangan kamu supaya tidak terkena air!" peringat seseorang itu yang tidak lain Aileen sendiri. Bara perlahan-lahan sedikit memperhatikan orang yang berbicara dengannya dan Bara tersadar orang yang sedang bersamanya saat ini adalah seorang gadis yang cantik memakai bra berwarna kuning yang memperlihatkan kedua buah dadanya yang cukup besar dan mengoda itu, belum lagi Aileen mengunakan celana yang sangat pendek, sehingga kedua paha Aileen terpampang mulus dan putih. "Baiklah!" ucap Bara dengan hati-hati dan Bara melihat Aileen mengores tumitnya mengunakan sebuah lading kecil sehingga tumit Aileen terluka dan mengeluarkan darah yang cukup banyak. "Hei! Apa yang kamu lakukan?" tanya Bara kebingungan dan sekaligus marah kepada Aileen, menurut Bara Aileen gadis yang sangat bodoh dan secara terang-terangan ingin memberikan tubuh mereka kepada sekumpulan hiu itu. "Diamlah!" peringat Aileen dan kali ini Aileen akan melakukan aksinya yang sangat konyol sekarang, walaupun ia tahu laki-laki yang ingin ia tolong saat ini pasti sedang memaki dirinya. Aileen pun mulai menghidupkan kembali Jet Ski nya, lalu kaki nya terluka itu pun Aileen arahkan ke air sehingga darah Aileen tercium oleh ikan hiu yang buas itu, terlihat ikan hiu itu menuju ke arah Aileen dengan sangat cepat dan begitu juga dengan Aileen dirinya langsung saja membawa Jet Ski nya dengan cepat untuk menghindari ikan hiu yang ingin menerkamnya dan kembali ke arah Bara setelah ikan hiu itu tidak ada lagi berada di sekeliling Bara. "Cepatlah naik kemari!" teriak Aileen dan Bara pun menuruti saja. Bara sangat kagum dengan keberanian Aileen dan sekaligus Bara tidak bisa berpaling dengan kulit tubuh yang Aileen miliki saat ini benar-benar sangat putih mulus bagaikan bidadari dari surga. "Berpeganglah yang benar!" ucap Aileen kesal. "Berpegang dimana?" tanya Bara yang sangat kebingungan. "Pegang saja bahuku!" kesal Aileen. "Oh, ba-iklah," ucap Bara terbata-bata dan Bara pun dengan sangat kaku mengerakan tangannya ke arah kedua bahu Aileen. "Cepatlah! Kau ingin tali bra ku putus dan memperlihatkan milikku?!" kesal Aileen. Bagaimana Aileen tidak kesal dengan Bara karena Bara dari tadi hanya berpegangan di tali Bra nya seperti memegang karet ketapel. "Tidak!" ucap Bara dengan sangat cepat, lalu meletakan kedua tangannya ke arah bahu Aileen dan Aileen pun membawa mereka berdua dengan kecepatan penuh, sehingga ikan hiu tersebut tidak dapat mengejar mereka berdua lagi. "Gadis ini sangat menarik," gumam Bara dalam hatinya yang masih saja mengagumi Aileen dari tadi, bahkan masalah hidupnya yang hampir di ambang kematian itu seketika ia lupakan saking terpesonanya dengan Aileen. "Kau tidak ingin turun dari sini?" tanya Aileen yang merasakan Bara tidak ada pergerakan sama sekali untuk turun dari Jet Ski nya, bahkan tangan Bara masih setia berada di bahunya dari tadi seperti tidak ingin melepaskan tangannya dari bahu Aileen. "Kenapa turun?" tanya Bara yang masih belum tersadar. "Baiklah, kamu akan tetap disini dan menjadi makanan hiu itu!" ucap Aileen kesal dan langsung saja memindahkan tangan Bara bahunya dengan sedikit kasar, lalu Aileen pun turun dari Jet Ski itu dengan keadaan kaki yang terpincang-pincang akibat luka yang ia buat barusan. "Kau tidak apa-apa?" tanya Bara yang baru saja tersadar setelah melihat keadaan Aileen cukup memprihatinkan. "Tidak apa-apa!" jawab Aileen cuek, lalu Aileen pun melihat kedua sahabatnya yang sedang menuju ke arahnya dengan wajah yang sangat khawatir dan sekaligus senang karena Aileen berhasil menyelamatkan orang yang sedang membutuhkan pertolongan. "Tunggu!" ucap Bara dan seketika menghentikan langkah Aileen. "Ada apa?" tanya Aileen yang melihat Bara beranjak turun dari Jet Ski itu, lalu berjalan menuju ke arahnya. "Aku akan membawa kamu ke rumah sakit," ucap Bara yang langsung saja membopong tubuh Aileen tanpa meminta persetujuan dari gadis itu lagi. "Hei! Turunkan aku!" ucap Aileen yang berusaha untuk turun dari gendongan Bara, namun Bara tidak memperdulikan ucapan Aileen lagi. Justru Bara fokus melihat jalannya dan membawa Aileen masuk kedalam mobilnya. Sedangkan kedua sahabat Aileen membatalkan niat mereka untuk mengejar Aileen, menurut mereka berdua Aileen pasti akan baik-baik saja bersama Bara. Tapi, ketika melihat kedua orang laki-laki yang sedang mengejar mobil Bara dan Aileen, membuat Dina dan Lily menjadi sangat kesal sehingga mereka berdua pun mengejar kedua orang itu. "Apa kalian berdua lakukan?!" tanya Dina. "Kami hanya ingin mengejar mobil Tuan kami yang sangat tega menelantarkan kami di tengah jalan seperti ini, hanya gara-gara gadis itu!" jawab Jamil dengan sangat kesal. "HANYA?" tanya Lily dengan suara yang sedikit lantang, entah kenapa Lily merasa tidak terima dengan perkataan Jamil barusan, padahal sahabatnya sudah mengorbankan dirinya terluka hanya untuk menolong Tuan kedua laki-laki itu. "Iya! Kenapa?" tanya Jamil yang masih belum menyadari kesalahannya, sedangkan Jamal hanya diam saja karena melihat betapa cantiknya gadis di samping Lily dan gadis itu tentu saja Dina. "Cih! Kau bahkan tidak tahu berterima kasih dengan sahabatku yang sudah mau menolong Tuan mu! Dasar laki-laki tidak tahu diri sama sekali!" ucap Lily dengan penuh emosi. Cukup lama Jamil terdiam untuk memahami maksud dari perkataan Lily barusan dan akhirnya Jamil paham sekarang, sehingga Jamil pun berpura-pura terbatuk dengan sangat keras karena ia merasa perkataanya barusan tentu saja membuat gadis di hadapannya itu marah. "Jamal, apa perkataan ku barusan sangat kasar?" tanya Jamil berbisik, namun Jamal tidak menghiraukan Jamil karena Jamal hanya fokus memandang Dina dari tadi.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN