Episode 1 : Prolog

745 Kata
Ringkasan Cerita : Demi mengikat Velery sang kekasih yang berprofesi sebagai artis top dan tak kunjung mau terikat dalam pernikahan, Danian selaku CEO dari LUXURY HOTEL berniat menjebak sekaligus membuat Velery hamil. Akan tetapi, selain pertengkaran menjadi penyebab berakhirnya kebersamaan mereka, oren jus yang sudah Danian beri obat perangsang dan Danian siapkan khusus untuk Velery justru diminum oleh Azura, sekretaris Danian. Di tengah keadaannya yang marah besar sekaligus mabuk parah setelah pertengkarannya dengan Velery, wanita yang menghabiskan malam bersama Danian justru Azura! Sementara itu, terbangun dalam dekapan seorang Danian di tempat tidur pria itu, tanpa sehelai benang pun yang menghiasi tubuh mereka, benar-benar membuat Azura bingung. Azura yang tak mau hidupnya makin bermasalah sengaja bungkam, seolah tidak pernah terjadi apa-apa di malam itu antara dirinya dan Danian. Hanya saja, takdir seolah menginginkan Azura lebih dekat dengan sang Bos yang menjadi makin menyebalkan dan selalu berusaha mencari tahu mengenai kejadian “malam itu”. Tak hanya karena Azura akhirnya hamil. Karena masalah ekonomi keluarga khususnya biaya pengobatan sang ayah, Azura terpaksa menikah dengan Danian menggantikan Velery yang kabur tepat beberapa jam sebelum pernikahan dimulai. Lalu, bagaimana kisah mereka setelah menikah? Mereka yang tidak pernah akur dan terus berusaha balas dendam satu sama lain sungguh harus menjalani semuanya bersama tanpa terkecuali tidur di tempat tidur yang sama! Azura, sekretaris sekaligus istri bar-bar. Danian, bos sekaligus suami menyebalkan, tapi berwajah tampan dan memiliki penampilan rupawan. Hubungan mereka benar-benar diuji ketika Velery kembali. Velery dengan berani mendekati Danian lagi, tanpa dosa seolah hubungan mereka baik-baik saja. Seolah tidak ada Azura dalam hubungan mereka padahal semua orang tahu, Danian Handoko telah menikahi Azura Anatasya Putri, dan Azura tengah hamil anak pertama mereka. Prolog : Rasa pusing yang begitu kuat membuat kepala Azura terasa makin berat. Jangankan beranjak, mengangkat kepalanya saja, Azura tidak sanggup. Tanpa terkecuali, tubuh Azura yang juga terasa sakit semua. Benar-benar tanpa terkecuali. Sebab hal serupa juga terasa begitu kuat di area kewanitaannya yang sampai terasa sangat perih sekaligus nyeri. Dan tak bisa Azura pungkiri, semua yang ia rasakan kini terjadi karena Azura sangat kelelahan. “Bangun, Ra. Kamu harus kerja. Danian bakalan langsung potong gaji atau malah nendang kamu keluar dari perusahaan, kalau kamu sampai telat!” Ketika bisikan itu terdengar dari hatinya, Azura memaksa kedua matanya yang turut terasa sangat berat, untuk segera terbuka. Azura memang berharap bisa istirahat sekaligus tidur lagi walau hanya sebentar. Namun, itu mustahil terjadi karena Azura ditakdirkan untuk selalu menjadi wanita pekerja keras. Hanya saja, keberadaan sebuah tangan kekar yang mengunci pinggang Azura membuat gerak Azura makin sulit. Selain itu, deru napas yang terasa hangat berbaur dengan aroma alkohol yang tercium kuat dan menyapu wajah Azura, juga sukses membuat Azura merinding. Ada yang salah. Azura yakin itu! Jantung bahkan semua indra pemacu kehidupan Azura seolah berhenti bekerja detik itu juga. Tanpa terkecuali, Azura yang sampai lupa bernapas. Bagaimana mungkin? Bagaimana bisa seorang Danian yang begitu ia takuti, CEO sekaligus bos di perusahaan tempat Azura bernaung, justru ada di hadapan Azura?! Mereka tidak hanya berada di kamar yang sama karena mereka juga ada di tempat tidur bahkan mengenakan selimut yang sama! Gila! Mati! Kiamat! Azura tidak bisa berkomentar dan telanjur gemetaran takut. Yang lebih celakanya lagi, Azura mendapati tubuhnya polos dan hanya tertutup sprei putih. Kenyataan yang juga terjadi dengan Danian. Baik Azura maupun Danian dalam keadaan yang benar-benar berantakan layaknya tempat tidur yang mereka tempati. Apa yang terjadi? Kenapa Azura terbangun di kamar hotel VIP yang sudah biasa Danian tempati? Kenapa Azura bisa tidur dalam dekapan pria yang sangat ditakuti oleh semua karyawan perusahaan mereka, tanpa terkecuali Azura sendiri? Kebas. Azura terpejam seiring ia yang mencoba mengingat hal terakhir yang bisa ia ingat. Bersamaan dengan itu, air matanya mengalir. Makin lama air mata Azura mengalir makin deras. Di tengah kenyataannya yang teramat bingung sekaligus berantakan, satu-satunya hal yang Azura inginkan hanyalah pergi. Azura tak mau makin bermasalah. Bergegas ia mengerahkan semua tenaganya yang tak seberapa. Wanita berusia dua puluh enam tahun itu segera berlalu dari sana sebelum Danian bangun dan parahnya melihatnya. Azura memunguti pakaiannya yang terserak di lantai kemudian mengenakannya. Ia meninggalkan Danian sesaat setelah memastikan tidak ada barang miliknya yang tertinggal dan bisa meninggalkan jejak. Tanpa terkecuali, tas kerja yang sudah Azura dekap erat di pundak kanan. “Lupakan, lupakan lupakan!” batin Azura tak hentinya memarahi dirinya sendiri. Kata-kata yang seolah menjadi mantra untuk melupakan apa yang terjadi antara dirinya dan Danian, yang juga Azura akui tak ubahnya malapetaka. Judul : Sekretarisku, Istriku
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN