Bab.1 Istri Percobaan Ke 21
Menuju Golden Grup Company, Audrey melangkahkan kakinya menuju tempat kerjanya yang baru, yaitu Golden Grup Company. Hari ini adalah hari pertama dia bekerja sebagai asisten pribadi Tuan Owen yang begitu terkenal dengan pesona casanovanya. Golden Grup Company adalah perusahaan terbesar yang bergerak dibidang kontraktor pembangunan gedung - gedung di seluruh dunia, dan memiliki ribuan cabang di seluruh dunia. Bangunan mewah yang menjulang tinggi sangat menggambarkan karakter sang pemilik perusahaan tersebut, ya dan dia Tuan Owen, yang begitu perfeksionis.
"Permisi, maaf saya Audrey, saya salah satu aspri yang lolos seleksi menjadi asprinya Tuan Owen, kalau boleh tahu di mana ruangannya ya." tanyanya pada resepsionis kantor tersebut
"Oh baik, Nona Audrey silahkan langsung naik ke lift , di lantai delapan ya, ada tertulis ruangan Tuan Owen."
"Terima kasih ya mbak, saya ke atas dulu."
"Sama - sama nona, semoga betah ya."
"Ya tenang aja mbak."
Tokkk... tokkk == Audrey telah tiba di lantai delapan dan mengetuk pintu Tuan Owen
Owen Johnson yang masih menandatangi beberapa dokumen itu segera menutup beberapa berkasnya dan menjawab ucapan Audrey.
"Ya masuk, silahkan." jawabnya dengan dingin
"Permisi pak, selamat pagi, saya Audrey Tanujaya, saya aspri bapak yang baru, siap membantu semua keperluan bapak."
Mata Owen mendadak fokus berkeliling, ke arah Audrey, yang saat itu memakai baju jumpsuit dress bahan jeans yang begitu membentuk siluet tubuh indahnya, dengan rambut ikal panjang yang begitu menggoda hasrat Tuan Owen.
"Panggil saya Tuan Owen, jangan pak. Hmm kamu ini ada hubungan apa sama keluarga Tanujaya?" tanya Owen dengan terus memandangi Audrey sembari memainkan pulpennya.
"Saya anak dari Maria Tanujaya, mantan aspri, ayahnya tuan."
"Oh... ya ya I see, pantas seperti sangat tidak asing melihat wajah kamu, lalu ehmm, bagaimana kabar Ibu Maria?" tanya Owen sembari mendekat ke arah kursi di mana Audrey duduk
Audrey begitu gelisah, jantungnya tidak karuan, saat Tuan Owen begitu sangat dekat, dengan terus menatap tajam ke arah Audrey.
"Tuan Owen, bisa nggak ya, jangan terlalu deket kayak gini, asli saya risih banget, Tuan juga liatin saya kayak gitu."
"Pede banget kamu, saya sudah biasa begini kalau kasih tahu aspri baru saya, udah sekarang tanda tangani semua ini, baca dulu baik - baik, itu kontrak kerja kamu."
*Lembar demi lembar dibaca sangat teliti oleh Audrey, namun dia terhenti pada halaman delapan dan sembilan, merasa isi kontraknya tidak sesuai dengan pekerjaan , benar - benar sangat di luar jalur*
"Tuan ini point delapan dan sembilan kenapa kayak menyimpang dari urusan kerjaan ya."
"Baca aja dulu coba, apaan memangnya?"
"Di mana saya harus mengurus semua kebutuhan Tuan saat di rumah, dan menjadi istri percobaan Tuan Owen, ini gila lho, saya nggak mau."
"Nggak mau kamu bilang, bersiap kamu saya kirim ke penjara."
"Tuan Owen, ngancem saya gitu, tetapi saya nggak pernah buat salah apa - apa, baru juga saya mulai bekerja di sini."
"Ya betul, kamu memang nggak salah, tetapi, Maria, ibu kamu itu, yang masih punya hutang lima miliar, dia pernah menggelapkan uang perusahaan, untuk pengobatan adik kamu, saat pencakokan hati, itu saya anggap hutang, karena ibu kamu hingga detik ini tidak mencicil sedikit pun."
"Tuan, hutang itu tidak bisa dibawa ke masalah hukum, dan sifatnya perdata, saya siap nggak terima gaji, silahkan tuan potong, tetapi saya tidak akan pernah mau menikah dan menjadi korban b***k napsu Tuan Owen."
"Okay, kalau dalam satu jam kamu tidak menandatangi kontrak ini, maka jangan salahkan saya, jika kamu akan membusuk dipenjara, saya bisa buat berita acara ke polisi, kalau kamu sudah menggelapkan uang perusahaan sebesar lima miliar."
"Okay .. okay saya tanda tanganin, puas Tuan Owen sekarang."
"Nah gitu dong, dari tadi, kan selesai, nggak usah banyak argumen, hmm kamu ini, jangan sok jual mahal, kamu buta apa bagaimana, saya ini super sempurna, saya bisa beli apapun."
"Kalau Tuan memang punya segalanya, jangan menindas orang kecil seperti saya."
"Audrey Tanujaya, ingat satu hal, ibumu itu sudah menggelapkan perusahaan, jangan - jangan kamu juga udah menikmati uang perusahaan kan."
Plakkk==== Audrey menampar wajah Tuan Owen
"Jaga bicaranya Tuan Owen, saya tidak sekotor itu."
"Baguslah, kalau memang benar, kita buktikan nanti malam, apakah kamu bener - bener masih bersih, apa sudah banyak tidur dengan pria lain, seperti ibumu, yang menjadi wanita malam, saat ayahku mengeluarkannya dari sini."
"Cukup Tuan Owen." jawabnya dengan tatapan tajam
"Kamu yang diam, sekejab saja aku bisa dengan mudah membuangmu, Audrey sayang." jawab Owen dengan mendorong tubuh Audrey dan menahannya ke sebuah tembok, wajah mereka begitu dekat, hanya itungan beberapa mili saja, hembusan napas mereka berdua saling bertemu, membuat Audrey seperti tiba - tiba terhipnotis oleh pesona Owen.
"Okay, kalau Tuan Owen ingin membuktikan saya wanita baik - baik atau tidak, maka ayo malam ini, kita lakukan, saya bersedia menjadi istri percobaan Tuan Owen."
"What! Are you seriously?" Owen melepaskan genggaman tangannya dan membelai lembut rambut Audrey dengan mencium lembut kening Audrey
"Ya Tuan Owen, aku sangat bersedia." jawab Audrey yang langsung memberikan ciuman panas pada Owen, entah hasrat gila apa yang sudah merasuki Audrey, sehingga dia seperti terhipnotis oleh pesona Tuan Owen yang tampannya begitu sempurna.
Tak terasa waktu sudah menuju malam, sudah waktunya jam pulang kerja Audrey, Owen mendekat ke meja Audrey.
"Drey, pulang langsung ke Golden Mansion, mulai hari ini, kamu tidak perlu lagi pulang ke rumah, karena malam ini kamu resmi menjadi istri percobaanku, jika dalam tiga bulan, kamu berhasil membuatku sayang padamu, maka posisimu, akan naik menjadi istri sahku."
"Hmm, ya Tuan baik, kalau boleh tahu, sudah berapa wanita yang menjadi istri percobaan Tuan Owen."
"Kamu yang ke dua puluh satu, untuk itu buatlah hidupku selalu berwarna dan tidak membosankan, jika kamu bisa membuktikan kamu real wanita baik - baik, maka uang sebesar lima puluh miliar, mobil, semua fasilitas akan aku berikan padamu."
"What! Angka dua puluh satu, udah kayak bioskop yah. Ya Tuan lihat sendiri, buktinya nanti."
"Nggak usah ketawa kamu, nggak lucu, kamu pikir saya nggak capek terus mencari istri percobaan, kalau saja mereka tidak membosankan, mungkin aku tidak seperti ini."
Mereka pun bersama menaiki mobil sedan mewah hitam milik Tuan Owen dengan supir di depannya, bagian bangku belakang sudah di design diberikan pintu penutup, jadi supir tidak bisa melihat apapun kegiatan Tuan Owen di bangku belakang.
Saat mobil berjalan, Owen begitu tergoda dengan wajah Audrey dan semua yang ada pada diri gadis itu. Owen seketika membuat Audrey tidak berkutik dan membalas kenikmatan Owen, mereka menanggalkan apapun yang melindungi mereka dari dingin dan panas lalu melakukan penyatuan dan tenggelam dalam peluh di dalam mobil tersebut.