Jam di dinding kamar Anita menunjuk pukul 7.05 malam dan Asyifa masih belum beranjak dari kasur Anita. Anita melirik Asyifa sebentar setelah menyelesaikan ibadah sholat isya'nya.
"Ga ada rencana pulang,uhm...mau mama kamu telponin aku lagi? hum.." Ejek Anita yang diikuti dengan geliatan Asyifa dikasurnya.
"emm..." gumamnya " Rasanya pengen nempel dikasurmu..hi..hi.." Ringis Asyifa, tapi begitu melihat tatapan mata Anita...
"Aduh cantikku...iya..iya...5 menit lagi. Mama gak akan marah kok kalo aku disini." Rengeknya lagi sambil memandang dengan mata memelas.
"Bukannya aku ga bolehin kamu disini. Tapi kamu tahu gak sih seberapa khawatirnya orang tua Klo anak gadisnya belum pulang saat hari sudah gelap? hah!"
"Iya..iya aku tahu. Oke deh nenekku yang muda dan cantik. cucumu ini akan pulang." Dibarengi dengan tepukan telapak tangan Asyifa dipipi Anita. " Tapi janji sebelum berangkat ke Semarang kamu harus nginap di rumahku dulu. Kalau tidak Mama kedua mu itu bakalan nanya aku Mulu kapan kamu datang kerumah."
"Oke..oke...cucuku yang bandel sekarang pulang ya. jangan sampai sapu ini mampir dipunggung kamu." Mereka berdua pun tertawa sambil berpelukan lalu Asyifa pamit keluar kamarnya.
Anita merebahkan tubuhnya setelah Asyifa pulang. Baru saja mau memejamkan matanya dia mendengar ponselnya berdering. Ada nama Bu Lastri disana. Buru buru Anita menjawabnya.
"Halo, iya Bu"
"----"
"Oh...laki-laki?"
"----"
"Belum kenal? Iya Bu saya keluar sekarang"
Anita meletakkan ponselnya dimeja. Sambil merapikan rambutnya dia berpikir. Malam begini ada laki-laki mencarinya? Bu Lastri belum kenal? Siapa ya? Bikin penasaran saja.
Anita mengambil kardigan panjangnya biar lebih sopan saat menerima tamu. Rambut hitam panjangnya sudah dia ikat dengan rapi, ditambah bando kecil yang menyibakkan poninya kebelakang. Ini membuat dia tampak lebih cantik dan manis daripada saat menggunakan seragam perawatnya.
Anita keluar dari kamar menuju ruang tamu khusus anak kos. Tempat ini berukuran besar dengan Empat meja sedang yang setiap mejanya ada 4 kursi, jadi bisa digunakan juga saat belajar kelompok.
Anita masuk ke ruang tamu, ada seseorang yang menunggu disana. Biasanya penghuni kos yang ada disini menerima tamu. Tapi berhubung ini akhir semester genap banyak yang sudah mengambil libur dan pulang kampung.
Saat mendengar langkah kaki masuk ruang tamu orang itu menoleh kearah Anita dan tersenyum. Meski menyadari jika Anita agak kaget tapi Yoshi mencoba tenang.
"Hai..Anita"
"H..hai...kak Yoshi ya?" Tanya Anita tidak percaya kalo yang datang ini Yoshi. Setelah beberapa saat keduanya bengong Anita kembali berucap."Silahkan duduk kak."
Mereka duduk berseberangan. Yoshi menampilkan senyumnya lagi, sambil mengamati Anita. Meski terlihat kegugupannya tapi dia tetap tampak tenang. Yoshi selalu melihatnya seperti itu, tenang dan diam.
"Ada apa ya kak Yoshi mencari saya?" tanya Anita memulai percakapan. Dan sebenarnya dia sangat penasaran mengapa Yoshi sampai mencarinya di kosan.
"Ada sesuatu yang ingin saya beritahukan. Mungkin kamu terkejut dengan kedatangan saya" Anita memang tidak menyangka kalo Yoshi akan mencarinya apalagi di kosan.
"Beberapa hari yang lalu aku mencarimu di kelas tapi tidak bertemu. Apa teman mu tidak mengatakannya padamu?" Eh tunggu...temanku? siapa yang bertemu dengan Yoshi?
"Kakak bertemu temanku? Siapa ya kak?"
" Dia satu kos sama kamu, namanya...ehm...Mirna kalo ga salah."
"Oh iya Mirna memang satu kos dengan saya. Apa perlu saya panggilan kan juga?"
"Oh tidak..aku memang ingin bertemu dengan mu" Yoshi mengeluarkan amplop kuning dari sakunya. Tapi isi amplop itu sudah digantinya dan sekarang tampak lebih tebal.
"Apa ini kak?" tanya Mirna tidak mengerti dengan amplop itu. Yoshi tersenyum lagi dan ini membuat Anita jadi heran.
" Amplopnya kamu buka kapan-kapan saja saat kamu ingin membacanya. Tidak sekarang juga tidak apa-apa" Yoshi mencegah Anita yang ingin membuka amplop itu. "Besok aku berangkat untuk praktikum Koas dan mungkin akan sangat lama tidak bisa menemuimu dilain waktu, jadi aku sempatkan hari ini. mungkin kamu masih canggung denganku. Tapi aku memang tidak punya banyak waktu untuk menemui mu." Yoshi mengambil napas perlahan dan menyandarkan punggungnya di sandaran kursi.
" Aku berharap setelah aku menyelesaikan praktikum Koas ku, aku bisa menemui mu lagi." lanjutnya lagi yang membuat Anita semakin tidak mengerti dengan arah pembicaraannya.
"Kamu baca nanti amplop itu dan aku berharap kamu benar-benar memikirkannya. Tidak untuk sekarang tapi nanti saat kita bisa bertemu lagi." Yoshi menegakkan tubuhnya. "Itu saja yang ingin aku katakan, kalo begitu aku pamit dulu" Tanpa memberi kesempatan Anita untuk menjawab Yoshi sudah bangkit dan berjalan keluar ruang tamu.
Aneh banget sih kak Yoshi. Anita benar-Benar tidak mengerti dengan arah pembicaraan Yoshi. Dia mengambil amplop itu dan membawanya ke kamar.
Anita teringat sesuatu, Mirna. Dia memasukkan amplop itu ke sakunya dan bergegas menuju kamar Mirna.
"Mir..." Anita memanggil Mirna di depan pintu kamarnya. Saat dia hendak memegang handel pintu tiba-tiba pintu terbuka.
"Eh..bikin kaget aja!" ucap Anita. " Hei beberapa hari yang lalu ada nyariin aku dikampus?" tanya Anita tanpa basa-basi lagi.
Mirna nampak berpikir " Ah...iya..itu kak Yoshi!" teriak Mirna karena baru mengingat hal itu. Siapa suruh Anita lama banget di ruang dosen sampai dia lupa kalo ada Yoshi yang juga menunggunya.
"Heh!...kenapa gak ngomong?"
"Aku lupa!"
Anita tidak memperpanjang langsung menutup pintu kamar Mirna dan kembali ke kamarnya.
***