6. Proposal Yoshi

914 Kata
Sebulan kemudian. Anita merapikan baju-baju yang akan dia bawa ke Semarang. karena disana bakalan lama tiga bulan, mau tidak mau harus membawa semua peralatannya. Saat hendak memasukkan kardigan favoritnya sesuatu terjatuh dari sana. Ah...ini amplop dari Yoshi waktu itu. Dia lupa kalo belum membacanya. Anita duduk ditepi ranjang sambil memungut amplop itu lalu dibukanya. Assalamu'alaikum to: Anita PROPOSAL UNTUK CALON ISTRIKU Mau nggak nemenin aku disisa hidupku Mau nggak nemenin aku disaat bahagia maupun sedih Mau nggak berjuang bersama melewati hidup didunia Mau nggak kalau aku menjadi Imam mu Mau nggak kamu mengisi hari-hariku dan yang pasti Mau nggak kamu jadi istriku? Hah...Anita melongo membaca lembar pertama isi amplop itu. Apa ini? Proposal untuk calon istri? Apa dia sudah gila ya. Anita sama sekali tak habis pikir. lalu dia membuka halaman berikutnya. Kertas itu ada beberapa dan terkait dengan binder kecil diujungnya. berwarna kuning dengan tinta berwarna hitam. Dear: Anita Mau nggak kamu menungguku hingga selesai masa pendidikan yang panjang ini? Mau nggak kamu bersabar untuk kita bisa bertemu lagi? Mau nggak kamu mempercayakan jodohmu adalah aku? dan satu hal yang paling penting Mau nggak kamu menungguku ditempat aku menyerahkan amplop ini dua tahun lagi? Hah...Anita menghembuskan napasnya yang seakan sesak sejak membaca lembar kedua itu. Jantungnya berdegup kencang ingat pertama kali keduanya bertemu di perpustakaan. Apakah Yoshi sedang melamarnya? Anita bangkit dari duduknya dan mengambil buku lalu dikibarkannya. kenapa kamar ini jadi panas begini ya? Beranikah dia membaca halaman berikutnya? Anita ragu-ragu saat akan membalik halaman selanjutnya. dia tidak yakin akan kuat membacanya. Saat ini saja jantung seperti mau meloncat keluar dari tubuhnya. Tapi dia harus bertekat dan harus tahu isi halaman selanjutnya. Jika tidak dia tidak akan tahu maksud Yoshi memberikan amplop ini. Meskipun diawal tadi dia sudah menebaknya. Perlahan dia membalik halaman itu dan mendapati halaman berikutnya. kertasnya lebih tebal dari sebelumnya. Kali ini warnanya putih dan ada kantong kecil dibahian bawah. Dear: Anita Kali ini aku menginginkan jawaban mu. Berpikirlah terlebih dahulu Ingatlah namaku Yoshi Pramana Kusuma Aku berharap kamu tidak lupa Jika kau telah yakin pakailah sesuatu dikantong itu Aku pasti akan menemui mu lagi Aku ingin kamu menungguku....Anita Yoshi Anita bernapas sejenak lalu membuka kantong kecil disana. Ini cincin. Cincin silver polos dan mengkilat. Apakah ini lamaran? bagaimana bisa dia melamar ku sedang aku belum mengenalnya. Memang semua mahasiswa tahu sosok Yoshi sang sekretaris BEM itu. Selain pintar dan cekatan memang tidak pernah mendengar gosip buruk tentangnya. Dia bilang praktikum Koas. Itu berarti dia tidak ada dikampus ini sekarang. Anita berpikir sejenak lalu mengambil tas punggung dan berniat kekampus untuk mencari informasi. Karena sekarang masa peralihan perkuliahan jadi dikampus sangat sepi hanya mahasiswa yang sedang bimbingan skripsi atau yang sedang mengurus surat menyurat saja yang masih masuk. Anita tidak ke gedung keperawatan tapi ke gedung kedokteran dan tempat pertama yang dia tuju adalah papan informasi. Sambil mencari info yang dia inginkan dia mengecek ponsel yang belum dilihatnya dari pagi. Ada banyak notif dari 2 group perawat dan tentunya Asyifa yang sekarang sudah praktikum di RS terdekat dengan kampus. Akhirnya Anita memperoleh info tentang praktikum Koas di papan itu. Ada 10 Rumah Sakit yang ada disana dan keterangan selanjutnya hanya menampilkan kelompok dan program praktikum yang berbeda di setiap Rumah Sakit. "Huh.." Anita menghela nafas. Bagaimana caranya mendapat info tentang kelompok praktikum itu? Bertanya pada dosen pasti beres tapi yang jadi masalah berani gak itu si Anita nya hi..hi.... Anita sudah sampai didepan ruang dosen kedokteran, namun karena dia tidak mengenal siapapun disana sehingga dia mengurungkan niatnya untuk bertanya. Ya sudahlah Anita memutuskan untuk melupakan keingin tahuannya. Sampai disini dia berpikir jika memang Yoshi jodonya pasti akan bertemu. Dan Anita sudah memutuskan untuk melupakannya saja dia ingin fokus pada kuliahnya dulu. Meskipun tidak bisa dia pungkiri jikalau disudut hatinya masih ingin mencari jawabannya. *** Anita akhirnya berangkat ke Semarang bersama dengan mahasiswa lainnya dengan Bus yang disediakan kampus. Hal itu untuk menjamin keselamatan dan juga ketepatan waktu bagi para mahasiswa. Anita sudah mengirim pesan pada Asyifa kalo hari ini dia berangkat ke Semarang. Asyifa tidak bisa melihat keberangkatannya karena dia shift pagi di Rumah Sakit. Saat diBus Anita masih kepikiran saja dengan isi amplop yang diberikan Yoshi. Galau rupanya dia. mungkin jika dia segera membaca amplop itu masih ada waktu untuk meminta Yoshi untuk menjelaskannya. Meski masih ragu dengan maksud Yoshi, Anita tetap membawa cincin yang diberikan oleh Yoshi. Memang tidak dipakai dihatinya, melainkan dia pakai di kalungnya. Karena ukuran cincin itu lebih besar dari jarinya mungkin akan hilang jika dipakai di jari. Tak terasa rasa kantuk pun datang. Anita menoleh ke Mirna yang duduk disebelahnya. Dia sudah tertidur terlebih dahulu. Anita mengeluarkan cincin yang dia sematkan dikalungnya. Dia memandangnya sebentar lalu memasukkan kembali kalung itu kedalam bajunya. Anita tidak menceritakan perihal Proposal Yoshi untuknya. Bukan ingin menyembunyikannya dari teman temannya tapi dia ingin memastikannya lebih dulu pada Yoshi. *** Asyifa berada dirumah sakit saat Anita memberitahunya bahwa dia berangkat ke Semarang hari ini. Hari ini dia kebagian shift pagi jadi dia tidak bisa mengantarnya. Meski agak sedih Asyifa tetap semangat saat melakukan sampling bersama senior di Rumah Sakit. Apalagi dia bersama dokter Koas dari kampusnya juga. Mereka sering berdiskusi saat kebetulan menangani pasien yang sama. Dan satu lagi yang pasti Asyifa ingin kenalan dengan para Koas itu. Tidak sulit bagi Asyifa untuk akrab dengan para Koas itu berhubung Asyifa orangnya cenderung cerewet dan murah senyum. Tidak hanya Koas cowok lho dia juga akrab dengan Koas cewek. "Asyifa !" panggil seseorang dari lorong depan.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN