Tidak ada yang lebih mengkhawatirkan bagi seorang Dika Arya selain kondisi istrinya yang saat ini tengah dalam proses melahirkan. Pekerjaan yang menuntut diselesaikan ditambah jarak ruang kerja dengan ruangan melahirkan yang jauh tak menyurutkan Dika untuk merasa lelah. Di sebuah ruangan, istrinya dalam keadaan yang lebih melelahkan dari dirinya. Rambut yang semula tertata rapi sedari pagi Alisha menyisirnya kini terlihat bernatakan dan basah karena keringat yang mengucur. Dibukanya sedikit kasar pintu putih di hadapannya dengan nafas terengah. Kembali Dika berjalan cepat menghampiri Alisha yang tengah berbaring dan mamanya yang sedang menemaninya. “Ma, bagaimana keadaan Alisha? Kapan saat melahirkannya? Kamu enggak apa-apa? Apa sakit sekali?” Tatapan Dika beralih antara mama mertuanya d

