“Bagaimana bisa kamu bilang ini enggak penting?! Lihat, ini surat perizinan penelitian ke rumah sakit pusat yang belum ditanda tangani, dan kamu bilang enggak penting?” tanya Alisha terperangah, tak percaya melihat raut muka Dika yang terlihat biasa saja melihat surat sepenting itu sudah ia gunakan sembarangan hingga sedikit kusut. Dengan pelan Alisha kembali melipat kertas itu dan menyerahkannya kepada Dika saat mobil telah berhenti di halaman depan rumah mereka. Dika menghela nafas lega saat Alisha sedikit jauh dari jangkauannya. Diamatinya kertas yang baru saja Alisha serahkan kepadanyaa dengan perasaan lega. Ternyata Alisha membawa kertas lain yang bukan dimaksud Dika. Surat itu masih tersimpan rapi di saku jas sebelahnya, dan Dika tak ingat jika kedua saku itu terisi penuh dengan seb

