Pagi itu, sinar matahari yang lembut menyusup melalui celah-celah tirai kamar, menyapu wajah Alea yang perlahan terbangun dari tidurnya. Hal pertama yang disadarinya adalah pelukan Kendra yang erat, membuatnya merasa nyaman dan tenang. Dalam posisi itu, tubuhnya hampir sepenuhnya tenggelam dalam d**a Kendra, yang dadanya bergerak tenang seiring napasnya yang dalam. Alea tersenyum tipis, jantungnya berdetak lebih cepat saat menyadari betapa damainya wajah Kendra saat tertidur. “Sudah bangun?” Suara rendah Kendra tiba-tiba terdengar, memecah keheningan. Alea terkejut sejenak, lalu berdehem gugup. “Iya, baru saja.” Kendra membuka matanya perlahan, dan tatapan mereka bertemu. Wajahnya masih terlihat lelah, tapi di matanya ada sorot hangat yang jarang terlihat. Kendra kemudian mendekat, mene

