Alea yang keras kepala tentu saja tidak akan semudah itu tunduk pada Kendra. Baginya, mempertahankan diri di kontrakan sederhana ini adalah bentuk perlawanan terhadap segala bentuk d******i Kendra. Setelah insiden jatuh di atas tubuh Kendra tadi, Alea segera menarik diri dan berlari ke kamar, meninggalkan Kendra yang masih bersikap seenaknya di ruang tamu. Ia berharap, dengan pergi ke kamarnya, Kendra akan sadar bahwa keberadaannya sudah tidak diinginkan di sana. Namun, Alea salah besar. Kendra tetap saja duduk santai di sofa kecil yang sudah dia duduki selama berjam-jam. Bahkan, lelaki itu tampak semakin nyaman, seolah rumah kecil ini adalah rumahnya sendiri. Alea duduk di atas tempat tidurnya dengan gelisah. "Kenapa dia tidak pergi juga?" gumamnya dalam hati. Jantungnya berdegup

