Pagi-pagi sekali Senja sudah disibukkan dengan urusan Kaisar. Bayi mungil itu terbangun karena popoknya penuh. Senja mengambil sang bayi yang menangis dari dalam box membawanya ke ranjang. Tak terasa minggu berganti. Jika sebelumnya ia marah-marah tak jelas hanya karena tangis Kaisar yang ingin diganti popok, pagi ini Senja merasa suasana hatinya membaik. Senja bahkan mengijinkan Bi Surti pergi untuk menjenguk saudara yang sakit di kampung sebelah. Ia ingin belajar melakukannya sendiri meski belum banyak yang bisa ia pelajari. Diangkatnya kaki sang bayi kemudian melepas popok perlahan. Kaisar seketika diam membuat sang bunda menyunggingkan senyum lega. Ternyata hanya butuh ketenangan. Kaisar hanya seorang bayi, bukan monster yang menakutkan. “Hey,” sapanya gemas memperhatikan tangan s

