Part 2 MANTAN KEKASIH

1298 Kata
#Telahdirevisi Author pov. Aileena memang menikmati hari harinya, namun siapa sangka dalam senyumnya dalam tawanya dia memendam banyak luka. Istri manapun akan terluka jika melihat suaminya sedang duduk bersama perempuan yang jelas kita kenal sebagai mantan kekasihnya yang sama sama sudah mempunyai pasangan. Aileena tau jika tidak mungkin suaminya dan adiknya menjalin hubungan kembali namun melihat kedekatan mereka saat kumpul keluarga seperti ini membuatnya mendidih, bahkan suaminya tidak pernah bersikap manis padanya selama mereka menikah. Dulu sewaktu mereka masih menjadi sepasang kekasih suaminya itu akan memeluknya ataupun menggenggam tangannya, namun Aileena sekarang bisa apa jika seluruh keluarganya tidak memihak kepadanya bahkan mereka menyalahkannya atas hancurnya hubungan adiknya dan suaminya. Yang mereka tau jika dia perusak hubungan adiknya dan calon suaminya, bukan keluarganya yang merusak hubungan Aileena dan pacarnya atau sekarang suaminya Aileena. “Aileena, kamu bisa bantuin Mbak Siti, di dapur? tidak ada orang buat bantuin Mbak siti,” Mama Derian, Mama Riska menyuruh Aileena untuk membantu di dapur. “Iya Ma” Aileena langsung bangkit dari duduknya, Mama Riska mungkin tau jika menantunya ini butuh pengalihan rasa sakitnya. Aileena membutuhkan waktu yang lumayan lama untuk membuat kue kue itu, Mama merTuanya itu mempercayainya untuk membuat semua kue hingga dia lupa untuk makan siang, sekarang jam dua siang, sudah tiga jam dari dia mulai membuat adonan namun memang hasil tidak pernah membohongi proses, Aileena mencari mungkin ada makanan yang bisa ia makan, namun di meja makan sudah bersih. Aileena ingin masak namun dia tidak tau apa yang ingin dia masak. “Mbak Siti sudah makan?.” Tanya Aileena pada pembantu di rumah Mama merTuanya itu. “Belum Mbak, saya bahkan lupa jika belum makan.” Benar mereka berdua sibuk di dapur sedari tadi, mereka berdua asik membuat kue dan makanan lainnya. “Mbak, aku pengen bakso yang di depan komplek, Mbak Siti mau enggak?,” Tanya Aileena, entah kenapa tadi melihat penjual bakso yang ada di depan kompleks Aileena jadi ingin makan bakso, namun dia tidak berani bilang pada Derian jika dia ingin makan bakso. “Aduh Mbak, saya makan apa saja, saya gak mau merepotkan Mbak Aileena.” Aileena tau pembantu di rumah mama merTuanya itu akan menolaknya. “Mbak Siti, saya gak mungkin keluar sendirian, bisa gak kalau Mbak Siti yang keluar?.” Aileena memohon pada Mbak Siti sambil melihat sekitar tidakutnya ada yang menguping. “Oh, iya Mbak bisa, saya juga mau beli beberapa bumbu dapur, biasanya jam segini masih ada tukang sayur yang mangkal di depan.” Aileena langsung menyerahkan uang lima puluh ribu pada Mbak Siti. “Mbak Aileena kok banyak banget uangnya?.” Tanya Mbak Siti. Semua orang juga tau paling harga Bakso berapa ini Aileena memberi uang lima puluh ribu. “Hehehe,,, saya gak ada uang kecil Mbak, Udah kembaliannya buat Mbak Siti aja.” Perintah Aileena. Tanpa mereka sadari ada sebuah kuping dan mata yang mendengar dan melihat mereka berdua, siapa lagi kalau bukan Mama Riska, namun Mama merTuanya tidak ambil pusing, mungkin saja menantunya itu lagi nyidam. Para keluarga sudah berkumpul di halaman belakang, tidak terkecuali Aileena, jangan di tanya dia sedang apa, yang pasti dia sedang duduk menikmati minumannya dengan sepupu Derian, hanya Amelia orang yang tidak menyalahkan Aileena atas apa yang terjadi. Karena Amelia tau jika memang mereka berjodoh, dan mau diapakan juga pasti akan kembali, seperti burung yang berkelana mencari makan, bersingkah di berbagai tempat namun jika sudah waktunya pulang dia pasti akan pulang seberapapun jauh itu tempat. Sama dengan Derian, seberapa jauh Derian pergi maka Aileena adalah rumahnya, tempatnya dia kembali itu yang Amelia tau. Juga Amellia orang yang tau jika Aileena dan Derian dulu pernah memiliki hubungan. Jadi Amellia tidak pernah menyalahkan Aileena, namun terkadang, Amellia menyalahkan Derian yang sangat bodoh karena sudah membagi hatinya untuk wanita lain yang tidak sebaik Aileena, sepupunya itu memang bodoh menukar berlian hanya untuk sebuah kilauan perak. “Kak, udah malam, kakak gak mau tidur?.” Tanya Amelia, benar ini sudah malam, Aileena memang harus beristirahat, kasihan kandungannya, juag seharian ini dia telah berkuat di dapur membuat kue dan makanan lainnya. “Iya, kakak masuk duluan.” Aileena langsung melangkah masuk ke dalam rumah setelah Amelia menganggukan kepalanya. Jangan ditanya apa Derian akan ikut dengan Aileena, semua orang disini tau bagaimana hubungan Derian dan Aileena jadi mereka tidak akan membuang tenaga mereka untuk menasehati Derian. Aileena langsung tidur setelah dia berganti pakaian, bahkan Aileena tidak tau jika Derian masuk ke kamar mereka. Hanya di rumah ini mereka tidur bersama satu kamar, bukan satu ranjang karena Aileena biasanya akan memillih tidur di sofa dekat tempat tidur, dia tidak ingin mengganggu Derian tidur. Entah setan apa yang merasuki diri Derian, tanpa fikir panjang Derian menggendong Aileena ke ranjang, sebenarnya ranjang di kamar ini tidak sempit, ranjang kamar ini besar, cukup untuk di tempati mereka berdua namun terkadang keegoisan mengalahkan logika. Derian yang sudah lelah ikut berbaring di samping Aileena yang sudah terlebih dulu berada di alam mimpi. **** Dua hari mereka di Rumah orang tua Derian, saatnya mereka kembali ke rumah mereka, Aileena sudah rindu dengan novel-novelnya. Mereka berangkat bersama otomatis pulang bersama, Aileena lebih memilih untuk tidur di mobil dari pada hanya duduk di samping Derian, bagainya tidur lebih bermanfaat untuk saat ini, selama dua hari kemarin Aileena memang jarang sekali istirahat, Mamanya Derian meminta di buatkan kue, dan jika ada waktu senanggang Mamanya Derian mengajak Aileena menanam bunga di taman atau hanya sekedar melihat apakah ada bunga yang layu atau memetik bunga untuk hiasan di rumah. Mobil telah sampai rumah mereka berdua, setelah memarkirkan mobilnya Derian langsung keluar dari mobilnya. Derian bukan laki laki yang akan menggendong pasangannya saat pasangannya tertidur di mobil, Derian akan membiarkannya bangun sendiri. Mungkin jika orang yang Derian cintai tidur di mobil itu pengecualian Derian dengan senang hati akan menggendongnya sampai kamar. Aileena membuka matanya setelah Derian keluar dari mobil, Aileena tidak benar benar tidur, dia hanya menutup matanya. Dan Aileena mungkin terlalu berharap pada Derian jadinya dia seperti ini, menyedihkan. Aileena keluar dari mobil, mengambil barang barangnya yang berada di jok belakang, membawanya masuk, entah dimana semua pembantunya tidak ada satupun yang keluar untuk membantunya. Setelah selesai menyusun semua makanan yang di bawa dari rumah Mama merTuanya Aileen kekamarnya, dia butuh mandi. Aileena berpapasan dengan Derain di tangga, Derian sudah rapi, mungkin dia akan pergi, entahlah Aileena tidak akan menanyakan kemana Derian akan pergi karena percuma dia menanyakan toh Derian tidak akan menjawab. “Mereka pada pulang kerumah mereka sampai besok sore.” Aileena ingin menanyakan dimana semua pembantu di rumah ini, namun Derian memberi tahu jika semua pembantunya pulang kampung. Aileena ingin bicara namun Derian telah meninggalkannya terlebih dulu. Dirumah sendiri, Aileena merasa sangat bosan, dia tidak mungkin keluar, ini sudah malam dia cukup ingat jika dia sedang hamil, akhirnya Aileena memilih untuk tidur walau dia tidak bisa tidur seenggak dia mencoba untuk memejamkan matanya, mengatur nafasnya, hingga tanpa dia sadari dia telah terlelap. Tengah malam Derian masuk ke dalam rumah, rumah ini sangat sepi, dia tau pembantunya sedang pulang kerumah mereka masing masing, sedangkan Aileena mungkin sudah tidur, ini sudah tengah malam, namun saat menaiki tangga, Derian mendengar suara berisik di dapur, dengan memberanikan diri Derian berjalan kedapur, melihat siapa yang berada di dapur tengah malam begini. Derian melihat seorang wanita sedang memasak, namun wanita itu tidak menyadari keberadaan Derian di belakangnya. “Huh, sayang, anaknya Mama, besok aja ya makan nasi gorengnya, mama males masak nasi nak.” Aileena memang tadi terbangun dari tidurnya karena mencium aroma nasi goreng yang sangat lezat, padahal tidak ada nasi goreng, penjual nasi gorengpun tidak akan masuk ke perumahan elite seperti ini, sebenarnya Aileena bisa aja keluar untuk membeli nasi goreng namun dia tidak ingin kena masalah besok pagi, Derian sudah memasang GPS di mobil yang biasa Aileena gunakan, dan Deraian tidak akan mungkin percaya dirinya keluar tengah malam untuk membeli nasi goreng. 
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN