Maaf

1620 Kata

Napasku sempat tertahan beberapa detik ketika mendengar ucapan Meisya barusan. "Kenapa ... kamu bicara begitu?" "Soalnya, sudah dari lama ada beberapa foto Tante di ponsel Papa. Aku lihat sendiri, lho." "Oh, ya?" tanyaku kaget karena seingatku, aku tak pernah mengirim foto satu pun. "Heem. Tapi sepertinya semua foto itu diambil diam-diam, Tante. Muka Tante tidak ada yang lihat ke kamera langsung. Ada, lho, foto yang lagi tertawa. Cantik sekali. Papa sering kupergoki memandangi foto Tante diam-diam." Pak Bima .... "Kenapa kamu baru cerita pada tante sekarang?" "Soalnya, waktu itu Papa larang aku beritahu siapa pun termasuk Tante. Papa, sih, sempat mengelak. Katanya hanya kagum, tapi aku tidak percaya." Aku diam sembari menggigit sudut bibir seiring mata yang mulai menghangat. "Aku

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN