Lamaran

1800 Kata

"Hati-hati, Tante." Meisya membantuku turun dari mobil dan memberikan tongkat. Sudah enam bulan ini, aku melakukan aktivitas dengan bantuan tongkat kecil karena kaki yang sering sakit akibat asam urat. Meisya meskipun bukan keluarga, tapi dia memperlakukanku seperti mamanya sendiri. Dia sering berkunjung dan menemaniku di sela kegiatan kuliah. Gadis kecil nan manja itu kini telah beranjak dewasa dan semakin cantik. Sudah dua kali kakak-kakaknya mencoba menjodohkan, tapi Meisya menolak. "Kamu memangnya tidak ada mata kuliah hari ini, Nak?" "Tidak ada, Tante. Makanya, aku main dan temani tante ke toko." "Jangan bolos-bolos, ya. Kamu belajar yang tekun. Semua itu demi kebaikan dan masa depanmu juga." "Iya." Meisya tersenyum. Namun, senyum manisnya langsung lenyap ketika melihat Bagas te

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN