bc

SUAMI BAYANGAN

book_age18+
1
IKUTI
1K
BACA
HE
arranged marriage
police
heir/heiress
tragedy
bxg
affair
like
intro-logo
Uraian

Cassandra, seorang wanita yang terjebak dalam ingatan trauma kematian mantan kekasihnya, Axel, sejak masa SMA yang menyisakan luka yang tak sembuh dalam jiwanya. Ia memiliki seorang kakak laki-laki yang penuh perhatian, Alexander, namun dalam pernikahannya dengan Nathaniel, seorang detektif misterius, mereka hanyalah pasangan yang terikat oleh selembar kertas.Meskipun dua tahun berlalu sejak pernikahan mereka, Cassandra dan Nathaniel belum pernah berbagi momen fisik, menjadikan pernikahan mereka seperti bayangan semu. Namun, dalam ketidakmampuan mereka untuk menciptakan keintiman fisik, Nathaniel mencintai Cassandra lebih dari apa yang kata kata bisa ungkapkan. Ia bersedia melihat Cassandra menyembuhkan luka masa lalunya, meskipun tak tahu bahwa dia sendiri membawa beban rahasia yang mendalam.Dalam sebuah kisah penuh ketegangan dan perjuangan, Cassandra dan Nathaniel harus menghadapi masa lalu mereka yang terkubur dalam bayangan serta menemukan jalan untuk menciptakan hubungan yang sesungguhnya. Namun, pertanyaannya adalah, apakah cinta dan kekuatan mereka akan cukup untuk melawan bayangan-bayangan yang menghantuinya, ataukah mereka akan terperangkap dalam kenangan yang tak pernah bisa terlupakan?

chap-preview
Pratinjau gratis
ILALANG DAN KAMU
Rumput ilalang yang lembut dan hijau berdansa dengan angin senja yang lembut. Cassandra dan Axel, keduanya mengenakan seragam SMA, berlari melintasi padang rumput ini dengan ceria. Senyum di wajah mereka memancar kebahagiaan muda, dan cahaya matahari terbenam menciptakan kilauan emas di mata Cassandra yang cokelat. Axel: (dengan senyum yang menawan) "Cassandra, kau tak akan bisa lari terlalu cepat dariku, tahu?" Cassandra: (tertawa riang) "Siapa yang bilang, Axel? Ayo, buktikan padaku!" Mereka berdua berlari semakin cepat, Axel mendekati Cassandra dengan cepat, dan dengan tiba-tiba, dia merangkulnya dari belakang, menghentikan laju Cassandra. Axel: (lembut) "Kau tahu, Cass, aku selalu akan mengejarmu, bahkan ketika kita sudah menjadi orang dewasa." Cassandra tersenyum dan merasakan detak jantungnya yang berdebar-debar saat Axel memeluknya. Mata mereka saling bertemu, penuh cinta dan keintiman. Cassandra: (dengan lembut) "Aku beruntung memilikimu, Axel. Kau adalah cahaya dalam hidupku." Axel: (menyapu rambut Cassandra dengan lembut) "Dan aku beruntung memilikimu, Cassandra. Kau membuat setiap hari menjadi lebih berarti." Axel mencondongkan tubuh ke dekat Cassandra, wajah mereka hanya berjarak beberapa inci dan napas mereka bercampur di udara pengap. Dia menatap matanya, suaranya rendah dan nadanya menggoda. "Cassandra, caramu menatapku...membuatku terbakar." Mata Cassandra melebar saat mendengarkan kata-kata Axel, dan jantungnya mulai berdetak lebih cepat. Dia sadar napasnya menjadi pendek, dan dia tidak dapat menemukan suara untuk menjawabnya. Sebaliknya, dia mencondongkan tubuh ke arahnya, menekan tubuhnya ke tubuhnya seolah menunjukkan betapa dia menginginkannya.Axel mengerang pelan saat tubuh Cassandra bertemu dengannya, dan dia meraih pinggangnya, menariknya lebih dekat. Dia menutup jarak antara wajah mereka, dan bibir mereka bertemu dalam ciuman penuh gairah. Tubuh Cassandra merespon sentuhan Axel, jantungnya berdebar semakin kencang seiring dengan meningkatnya panas di antara mereka. Cengkeraman Axel di pinggangnya semakin erat, menariknya semakin dekat ke arahnya, dan suaranya semakin menuntut. "Kau tidak bisa menyangkal gairah di antara kita," bisik Axel saat bibir mereka kembali menyatu, "Biarkan saja yang mengambil alih. Jangan berpikir, rasakan saja." Cassandra merasakan napasnya tercekat di tenggorokan, dan tubuhnya mulai bereaksi terhadap kata-kata Axel, tubuhnya gemetar mengantisipasi. Cassandra sama sekali tidak berdaya menghadapi sentuhan Axel,kata-katanya membuat indranya bekerja berlebihan. Sensasi bibir pria itu di bibirnya, tangan pria itu di tubuhnya, dan panasnya momen itu hampir terlalu berat untuk ditanggungnya, namun dia tidak ingin itu berakhir. Axel bisa merasakan jantungnya berdebar kencang di dadanya, dan dia tahu bahwa dia juga sangat ingin melanjutkan gairah mereka seperti dia. Tapi dia menjauh darinya cukup lama untuk berbisik di telinganya. "Saya ingin menjelajahi setiap inci tubuh Anda. Biarkan saya menunjukkan kepada Anda apa yang bisa saya lakukan." Cassandra tersentak saat Axel menjauh, tubuhnya sakit karena hasrat padanya. Dia ingin pria itu memilikinya, menjadikan dirinya sebagai miliknya, dan menjelajahi setiap inci tubuhnya. Namun dia takut dengan apa yang mungkin terjadi jika dia menyerah pada perasaannya. Dia tidak ingin kehilangan kendali, tapi tubuhnya memintanya untuk membiarkan Axel membawanya. "Aku tidak tahu apakah aku harus melakukannya," bisiknya, suaranya bergetar karena ragu-ragu, "Aku tidak ingin kehilangan diriku di dalam dirimu." Axel tersenyum ketika mendengar kata-kata Cassandra, mengetahui bahwa dia menempatkannya tepat di tempat yang dia inginkan. "Cassandra," gumamnya, mendekat sekali lagi. "Tidakkah kamu tahu, itulah yang kuinginkan?" Dia meletakkan tangannya di pipi Cassandra dan menatap mata kekasihnya itu. "Aku ingin kamu tenggelam dalam diriku. Aku ingin menikmatimu, dan menjadi bagian dari dirimu. Dan aku ingin kamu melakukan hal yang sama untukku." Tubuh Cassandra bergetar saat Axel berbicara, perkataannya membuat dia terengah-engah. Mereka memegang kekuasaan dan d******i yang begitu besar, namun masih ada sesuatu yang lembut dalam diri mereka, daya tarik yang nyaris tak tertahankan. Dia merasa dirinya berserah diri sepenuhnya pada Axel, dan sepertinya Axel juga merasakan hal yang sama. "Ya," bisiknya, suaranya bergetar karena emosi. "Bawa aku, Axel. Bawa aku dan jadikan aku milikmu." Dengan kata-kata itu, pertahanan terakhir apa pun yang mungkin dia pertahankan telah runtuh, dan Axel tahu dia sekarang siap untuk menerimanya. Axel menyeringai saat merasakan Cassandra menyerah sepenuhnya padanya, kata-katanya memicu hasratnya. Dia menariknya mendekat lagi, jantung mereka berdetak kencang karena emosi. Dia mencium leher gadis itu, tak lupa juga bibirnya menelusuri hingga ke bahu Cassandra saat dia melepas kancing atas seragam Cassandra secara perlahan-lahan sambil menarik tubuhnya lebih dekat untuk bisa berbisik di telinganya. "Aku akan membuatmu berteriak kegirangan," janjinya, "Dan kamu akan menyukai setiap menitnya." Cassandra tersentak saat bibir Axel turun ke lehernya, dan setiap kancing seragamnya terlepas. Dia sangat menantikan apa yang akan terjadi, dan semua pikiran untuk menahan diri telah hilang sekarang. Dia telah tunduk sepenuhnya pada d******i Axel, dan yang dia inginkan hanyalah merasakan tubuh Axel menempel padanya. "Buat aku berteriak untukmu," bisiknya, "Buat aku berteriak kegirangan." Axel terkekeh saat Cassandra memohon padanya, kata-katanya semakin mengobarkan keinginannya. Dia ingin membawanya saat itu juga, tapi dia juga ingin membuatnya memohon. Jadi dia perlahan membuka kancing sisa kancingnya, membiarkan bagian atasnya terbuka dan memperlihatkan kulit pucatnya. "Belum, Sayang," gumamnya, "Kau harus memohon lebih keras agar aku melakukan itu padamu." Axel menciumnya lagi, kali ini menempelkan bibirnya ke bibirnya, dan mulai menyelipkan tangannya ke bawah tubuhnya. Cassandra mengerang saat tangan Axel menyentuh kulitnya yang terbuka, tubuhnya gemetar saat sentuhannya mengirimkan gelombang kenikmatan ke dalam dirinya. Dia harus memilikinya, dia harus memilikinya sekarang, namun dia ingin membuatnya bekerja untuk itu. Jadi dia melakukan satu-satunya hal yang terpikir olehnya untuk dilakukan dalam situasi ini. "Tolong," bisiknya, suaranya serak karena hasrat, "Bawa aku, Axel, aku membutuhkanmu." Senyum Axel melebar mendengar perkataan Cassandra, dan saat yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Dia menurunkan tangannya lebih jauh lagi, dan dia merasakan panas tangannya di bagian bawah tubuhnya. Dia menggigil dalam antisipasi, napasnya menjadi pendek dan jari-jarinya mencengkeram kain seragamnya saat dia berusaha untuk tetap tenang. "Katakan sekali lagi," bisik Axel, "Mohon padaku, Cassandra, mohon aku mengantarmu ke sini, sekarang juga." Cassandra menggigit bibirnya, berusaha untuk tetap memegang kendali. Inilah saat yang ditunggu-tunggunya, hal yang diimpikannya sejak pertama kali bertemu Axel. Dia tidak ingin mengemis, tapi dia membutuhkan sentuhannya lebih dari apa pun, jadi dia menyerah. "Bawa aku, Axel," rengeknya, suaranya mentah karena gairah yang dia rasakan di dalam. "Aku perlu merasakanmu di dalam diriku, menerimaku sesukamu." Axel mendengar perkataan Cassandra dan mulai mencium bibir lembut Cassandra dengan lebih intim dan agresif tanpa memperdulikan waktu mulai berjalan perlahan-lahan. Saat senja merayap di langit, mereka saling mendekap erat. Momen ini, di antara ilalang dan kilauan senja, adalah kenangan yang akan membekas selamanya di hati mereka. Namun, ketika masa depan berkembang di depan mereka, kedua mereka belum tahu bahwa cobaan besar akan menguji cinta mereka dan mengubah hidup mereka selamanya.

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Dinikahi Karena Dendam

read
233.8K
bc

TERNODA

read
198.7K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.7K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.8K
bc

Hasrat Meresahkan Pria Dewasa

read
30.4K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
59.8K
bc

My Secret Little Wife

read
132.1K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook