Bab 16 : Sisi Lain Sanya

1104 Kata

Sanya datang membawa nampan berisi pesanan Ardika. Ia menyerahkannya pada Zeno, tetapi belum sempat bicara, pintu ruangan CEO itu terbuka dari dalam. “Mas, saya titip—” “Sanya, masuk!” titah Ardika. Sanya meringis kecil, mengangguk, lalu melangkah masuk ke ruangannya. Ia meletakkan nampan di atas meja kerja sang pimpinan. “Loh, ini untuk saya saja? Punya kamu mana?” tanya Ardika, mengangkat pandangannya. “Saya makan di kantin saja, Pak.” “Ini sudah mepet waktu selesai makan siang. Masih ada? Kalaupun ada, mungkin tinggal sisa-sisa.” “Nggak sisa dong, Pak. Kan jatahnya karyawan. Yang terakhir itu ya jatah saya.” “Kamu makan di sini saja. Pesan layanan antar. Temani saya makan.” “Nggak mau!” tolak Sanya. “Saya turun saja. Bye, Pak!” Belum sempat Ardika menyela, Sanya sudah lebih du

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN